Kabari Links: Made "Edam Burger"

Made "Edam Burger"
Made Ngurah Bagiana
PEDAGANG KELILING YANG MENJADI JURAGAN BURGER

Hamburger yang dulu makanan mewah, kini menjadi jajanan harian masyarakat Indonesia. Dari “lidah” Madelah makanan “bule” ini jadi merakyat.

Berbagai pekerjaan sudah ia lakoni. Pernah jadi preman, kuli bangunan, sopir angkot, sampai berjualan telur keliling. Ia sadar betul bahwa ia tidak mungkin menjadi pekerja kantor karena hanya mengantongi ijazah Sekolah Teknik Menengah. Satu-satunya jalan menuju sukses adalah melalui wirausaha.

Menangis Roti Ditolak
Tahun 1976 Made merantau ke Jakarta. Hanya bermodal semangat, ia mencoba mencari peruntungan. Pekerjaan pertama yang ia jalani sebagai kuli bangunan. Setelah itu ia kapok bekerja untuk orang lain. Tahun 1990, Made berjualan burger keliling. Pagi-pagi sekali ia harus menyiapkan bahan-bahan burger. Mulai membeli roti sampai mendapatkan daging burger di pasar. Semuanya dibeli eceran, sementara saus dan mayonaisenya ia racik sendiri. Setelah beberapa lama disuplai dari orang lain, Made menemukan racikan roti burger yang pas. Lalu ia memberanikan diri menjual roti tersebut ke luar daerah, seperti Bogor. Suatu kejadian di kereta api, membuat Made menangis.
“Waktu itu, kereta ngerem mendadak, di gerbong banyak penumpang berjatuhan, salah satunya menduduki roti saya. Sedih sekali melihat roti saya bonyok diduduki orang. Mau marah bagaimana,” kenangnya.

Ia coba mengantarkan roti tersebut ke pemesan, tapi apa mau dikata, si pemesan menolak, karena rotinya sudah rusak. Akhirnya ia kembali ke Jakarta tanpa hasil jualan se sen pun.

Merek Edam Burger adalah ide dari pengusaha Bob Sadino pada tahun 2003. Alasannya simple saja, “Edam” adalah kebalikan dari nama Made. Mulai tahun itu pula ia menjalin kerjasama dengan Bob Sadino. Kini, seluruh daging burger “Edam” dipasok oleh Kemfoods, pabrik daging olahan milik Bob Sadino.

Setalah 18 tahun bisnis burger, kini Made tinggal memetik buah dari kerja kerasnya. Edam Burger telah menggurita. Lebih dari 3000 konter yang menjadi mitra kerjanya. Ia sudah memiliki 6 pabrik roti di berbagai daerah, mulai dari Jakarta, Yogyakarta, sampai Surabaya dengan kapasitas produksi mencapai 30.000 roti per hari.

Menjadi Mitra Usaha
Dalam menjalankan bisnis waralaba Edam Burger, Made menganut Busininess Opportunity. Polanya mirip franchise, tapi tak murni. Artinya, siapapun yang ingin buka konter Edam Burger, tak perlu membayar royalty atau hak franchise karena sistemnya beli putus. Cukup menyediakan uang 2,5 juta rupiah, calon mitra mendapatkan sebuah konter lengkap dengan peralatan dan bahan-bahan burger. Edam Burger juga memberi pelatihan dan trik-trik bisnis gratis.

Kelebihannya, harga jual produk diserahkan sepenuhnya kepada mitra, makanya harga Edam Burger berbeda dari satu konter dengan konter lainnya. Murahnya biaya menjadi mitra usaha Edam Burger ini bukan tanpa alasan. Made mengatakan, “Saya ingin membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siapapun yang ingin berwirausaha, terutama kalangan menengah kebawah, sehingga mereka berkesempatan sukses meski modalnya kecil,” katanya.

Ketika diminta mengungkapkan kunci suksesnya, Made mengatakan. “Ada tiga kunci yang dapat saya bagi untuk Anda, inovasi, ketekunan, dan kerja keras. Terus terang, saat menjalankan bisnis ini, saya berpikir seperti orang “gila”. Artinya gila inovasi, gila ketekunan, dan gila kerja keras, semuanya benar-benar “gila” deh,” katanya sembari terkekeh dan menutup obrolan.

Kini Made tak perlu lagi berjualan berkeliling dengan gerobak, sebuah sedan siap mengantarnya 24 jam penuh. Seiring usahanya yang maju, ia sering diundang ke berbagai seminar dalam rangka menularkan ilmu wirausahanya.

Nama     : Made Ngurah Bagiana
Lahir     : Singaraja, 12 April 1956
Istri        : Made Arsani Dewi
Anak     : Putu Ngurah Aldo dan Nyoman Ngurah Aldi
Pendidikan : STM Jurusan Bangunan

(yayat)
Untuk Share ini Artikel, Silahkan Klik Disini www.KabariNews.com/?2522