Untuk Share Artikel ini, Silahkan Klik Disini www.KabariNews.com/?2536

Masyarakat Tionghoa Indonesia yang menetap di Amerika tetap menjalankan tradisi di Indonesia dalam merayakan Hari Raya Imlek. Berikut ini, adalah wawancara Kabari dengan keluarga Indonesia di Amerika.

Loenny Tan, Daly City, CA
Tante pindah ke AS tahun 1987 karena dapat lotere green card. Kalau Sincia di Amerika, sedikit banyak Tante masih menjalankan tradisi leluhur – seperti di Indonesia dulu. Saya biasanya masak babi, ayam, ikan. Terus nyiapkan makanan yang manis-manis, seperti permen, kue lapis dan kue keranjang. Juga, buah atep supaya “tetep” hidupnya. Itu semua ada artinya. Kue Keranjang (Nien Kao) supaya hidupnya makin tinggi. Kue lapis agar hidup kita berlapis-lapis hokinya. Kalau malam tahun baru, Tante sembayang Kwan Im sampai jam 12 malam. Tante siapin apel, jeruk, kue keranjang di meja sembayang. Di tahun baru, tidak boleh menyapu atau membuang sampah. Karena itu bisa menghilangkan rezeki. Anak-anak tidak boleh menangis dan berkelahi. Orangtua tidak boleh marah. Ini supaya hoki tidak lari, dan hidupnya bahagia. Tante biasa sediakan angpau untuk anak-anak dan cucu. Tante punya 4 anak dua cucu. Harapan Tante, supaya anak-anak hidupnya rukun berpasangan sampai tua, angpaunya dua lembaran uang dollar.

Silvy Wijaya, San Leandro, CA
Pada malam menjelang Tahun Baru Imlek, kami berempat doang. Biasanya kami makan bersama keluarga. Chef-nya suami saya. Saya bagian prepare dan cuci-cuci. Dress-up-in anak-anak. Di Amerika, Chinese New Year bukan holiday. Siangnya anak-anak sekolah dan kita harus kerja. Untuk dinner, suami saya bikin masakan ikan rebus utuh. Proverb-nya “Nien-nien Yu Ie”, agar cukup pangan. Terus, nyiapkann tangerine, mie dan egg rolls agar panjang umur. Tahun ini kami bererencana bikin Shark Fin Soup supaya sehat dan kuat. O, ya, biasanya kami bersih-bersih rumah dulu, termasuk laundry dan gunting rambut. Semuanya harus beres sebelum sunset. Juga, kami tidak lupa fortune cookies dan telor rebus warna, simbol permulaan tahun. Kebetulan, tahun ini bertepatan dengan ulang tahun Henry, anak pertama saya. Bertepatan tahun baru, anak-anak saya kasih angpau. Yang memberi hanya yang sudah menikah. Kami biasanya ikut nonton parade Chinese New Year di San Leandro, Oakland dan San Francisco. Acaranya banyak, seperti Chinese Music Performance dan Lion Dance sampai Cap Go Mek. Saat itu kami telpon “pae nian” (ber-gongxi-fat cai) ke orang tua dan saudara di Indonesia.
Imlek di Amerika pokoknya asyik ! Magenta