KabariNews –  Bupati Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah, Sudarsono menyampaikan inisiatif penting dari Kabupaten Seruyan bahwa semua minyak sawit yang diproduksi dan diproses di Kabupaten Seruyan akan disertifikasi sebagai berkelanjutan.

Melalui pendekatan yurisdiksi untuk sertifikasi, Pemerintah Kabupaten Seruyan akan menerapkan model pembangunan pedesaan yang meningkatkan kesejahteraan, mengurangi deforestasi dan yang mengakui hak-hak masyarakat adat. Pendekatan ini akan dimulai dengan mengidentifikasi dan mengurangi resiko- resiko keberlanjutan yang dihadapi oleh para pelaku usaha di sepanjang rantai pasokan minyak sawit. Perusahaan dan petani menghadapi beberapa masalah dalam mencapai keberlanjutan seperti masalah legalitas, deforestasi dan konflik sosial, yang seringkali tidak bisa diselesaikan hanya oleh perusahaan dan petani sendiri. Masalah-masalah ini perlu dibahas dan diselesaikan pada tingkat yurisdiksi, dan didukung penuh oleh pemerintah di setiap tingkat.

Komitmen ini disampaikan dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Earth Innovation Institute (EII) dan Institut Penelitian Inovasi Bumi (INOBU) sebagai mitra utama Kabupaten Seruyan, di sela-sela pertemuan tahunan dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang ke-13 di Kuala Lumpur, Malaysia. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari para pihak yang terlibat dalam rantai pasokan minyak sawit global, seperti produsen, pembeli, prosesor, bank, investor, organisasi non-pemerintah, donor dan perwakilan petani.

Sudarsono dalam siaran persnya menegaskan: “Impian kami di Seruyan adalah untuk memastikan bahwa semua komoditas yang berasal dari kabupaten kami, salah satunya minyak sawit, diproduksi secara berkelanjutan. Dengan membeli minyak kelapa sawit dari Seruyan, pembeli dan konsumen akan tahu bahwa perusahaan dan petani memproduksinya tanpa menyebabkan deforestasi atau pembukaan lahan gambut. Mereka juga akan tahu bahwa tidak ada pembakaran ketika pembukaan lahan dan konflik lahan, misalnya dengan masyarakat adat.“

Rawing Rambang, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, dalam sambutannya  mengatakan “Kami memuji komitmen Kabupaten Seruyan untuk menjadi kabupaten percontohan pertama dalam pendekatan sertifikasi yurisdiksi. Kami berharap Kabupaten Seruyan bisa menjadi model bagi kabupaten lain, tidak hanya di Kalimantan Tengah, tapi juga di Indonesia dan dunia, untuk pengembangan kelapa sawit berkelanjutan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mendukung sepenuhnya Kabupaten Seruyan dalam pendekatan ini. ”

Dalam mendukung implementasi komitmen, Kabupaten Seruyan akan bekerjasama dengan para pihak, termasuk dengan beberapa perusahaan kelapa sawit di kabupaten tersebut. Beberapa perusahaan kelapa sawit telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Seruyan dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk mempercepat transisi menuju praktek pertanian berkelanjutan oleh petani kelapa sawit swadaya di seluruh Kabupaten Seruyan.

Beberapa pihak yang terlibat di dalam acara tersebut memuji inisiatif yang disampaikan oleh kabupaten Seruyan, termasuk Darrel Webber, Sekretaris Jenderal RSPO; Agus Purnomo, Managing Director for Sustainability and Strategic Stakeholders Engagement, Golden Agri Resources (GAR); dan Simon Siburat, General Manager Group Sustainability, Wilmar.

Provinsi Kalimantan Tengah adalah anggota Satuan Tugas Gubernur untuk Iklim dan Hutan (GCF), forum international di tingkat subnasional untuk mengurangi deforestasi. Secara global, ada 29 anggota GCF, yang memiliki sekitar 25 per persen hutan tropis dunia, termasuk 75 persen dari hutan di Brazil, dan lebih dari setengah hutan di Indonesia dan Peru. Secara bersama anggota-anggota GCF mendukung implementasi pembangunan pedesaan yang mengurangi deforestasi dan emisi gas rumah kaca.

“Inisiatif yang disampaikan oleh Kabupaten Seruyan merupakan sebuah contoh kepemimpinan yang mengantar pembangunan pedesaan berkelanjutan ke tahap berikutnya, yang menggabungkan antara kekuatan pemerintah dan kebijakan publik dengan kemampuan dan pengaruh para pihak di dalam rantai pasok minyak sawit berkelanjutan, terutama perusahaan penghasil dan pembeli minyak sawit. Kami sangat senang menjadi bagian dari inisiatif ini”, disampaikan oleh Daniel Nepstad, Ph.D. Direktur Eksekutif, Earth Innovation Institute. (1009)