Salah satu tempat wisata yang pantas dikunjungi di Semarang adalah kampung Batik. Lokasi kampung ini cukup mudah ditemukan karena tidak jauh dari kawasan wisata Kota Lama dan Pasar Johar. Di situ kita tidak hanya dapat melihat keindahan kampung yang dihiasi mural-mural motif batik tapi juga dapat melihat cerita sejarah Semarang.

Jika menuju ke Kampung Batik dapat berpatokan Bundaran Bubakan di jalan Patimura. Di dekat bundaran akan kita lihat gapura di depan jalan masuk bertuliskan Kampung Batik Semarang. Memasuki jalan sudah disambut dengan mural indah di tembok kanan kiri bahkan sampai menuju ke dalam, hampir seluruh tembok tertutup oleh mural, warna-warni cat serta di beberapa rumah penduduk berhiaskan kerajinan tradisional dari kayu macam topeng pewayangan yang ditempel di tembok. Semua bernuansa Semarangan.

Meski sama-sama Batik tapi batik motif Semarangan berbeda dengan motif batik dari Pekalongan, Yogya atau pun Solo. Batik Semarangan menggambarkan ikon-ikon yang berhubungan dengan kota Semarang seperti Lawang Sewu, Tugu Muda, Asem Baris, burung Blekok dan Merak. Dengan melihat motifnya, kita bisa lebih mengenal Semarang dan sejarahnya. Bagi para pecinta dan pengoleksi batik akan dengan mudah melihat perbedaannya. Ukuran motif juga terlihat lebih besar dan menggambarkan sesuatu yang di padu dengan motif lainnya. Pemakaian warna juga terlihat lebih tajam dan cerah.

Kampung Batik ini merupakan pusat batik Semarangan jika ingin melihat lebih jelas bahkan membeli sesuatu yang khas Semarang. Selain dapat melihat keindahan kampung serta batiknya, juga dapat mencoba belajar membatik dengan canting saat di sana. Banyak toko yang menyediakan tempat dan sarana untuk belajar membatik bagi yang berminat. Cukup membayar sekitar Rp 25.000, kita dapat mencoba dan mengetahui proses membatik dari awal sampai cara mencucinya. Sungguh menarik membeli batik langsung dari tangan pembuatnya.

Kampung ini dulunya sudah menjadi pusat pembuatan batik sejak jaman Belanda tahun 1920-an. Kemudian lama tak ada gaungnya karena berhenti memproduksi batik terutama di tahun 1970-an. Sekarang mulai digalakkan dan ditata lebih indah untuk menarik para wisatawan serta menggairahkan kembali batik Semarangan. Selain itu juga menghilangkan image kampung yang kelam karena kondisinya dulu rawan kriminalitas. Kini kampung Batik lebih berwarna, bersih, aman dan nyaman. Masuk kedalamnya juga terdapat kampoeng Jadoel yang dipenuhi dengan properti jaman dulu seperti sepeda, sepeda motor, foto-foto serta restoran yang desain dan barangnya serba tradisional dan antik. Bahkan juga tersedia makanan dan jajanan khas Semarang jaman dulu. Tentunya yang tak kalah menarik juga mural-muralnya sebagai obyek foto. Jika diperhatikan seksama, muralnya menggambarkan legenda dan sejarah Semarang. (teks&foto:1004)