Jakarta, KabariNews.com – Kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kembali memanas. Hal ini disebabkan karena insiden bentrokan antara warga dan Satpol PP terkait aksi penertiban makam Mbah Priok di Komplek Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang membuat ratusan orang luka-luka.

Bentrokan terjadi karena warga mencoba mempertahankan area pemakaman Mbah Priok yang rencananya akan dieksekusi oleh Satpol PP pada hari Rabu (14/4) kemarin.

Akibat bentrokan yang terjadi sepanjang hari Rabu (14/4) kemarin, sedikitnya 130 orang mengalami luka berat dan ringan.

Berdasarkan keterangan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah  (RSUD) Koja, Jakarta Utara, sebagian korban bentrokan juga dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Tarakan karena keterbatasan RSUD Koja yang sudah kewalahan menangani jumlah korban bentrokan yang terus bertambah.

“Hingga malam ini, jumlah korban mencapai 130 orang, dua orang kritis dan masih ada yang harus rawat inap,” ujar  Direktur RSUD Koja, Togi Asman.

Togi juga merinci, bahwa 130 orang yang mengalami luka-luka tersebut adalah berasal dari 54 orang warga sipil, 66 orang anggota Satpol PP dan 10 orang dari pihak kepolisian.

Pemantauan di lapangan juga mencatat, sedikitnya 70 mobil rusak berat, dari 70 mobil tersebut, 40 mobil diantaranya adalah milik Satpol PP serta 30 unit mobil milik kepolisian yang juga tidak luput dari emosi warga.

Warga yang marah dengan rencana penggusuran area pemakaman Mbah Priok ini juga merusak dua alat berat jenis ekskavator dan satu unit mobil water cannon.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, menyayangkan insiden Koja kemarin. Dalam keterangannya di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Rabu (14/4), Prijanto menyampaikan permohonan maafnya serta keprihatinannya atas bentrokan tersebut.

“Kami menyampaikan permohonan maaf atas insiden di makam Mbah Priok, hari ini berhenti, tidak dilanjutkan lagi. Sebenarnya yang akan ditertibkan adalah bangunan yang tidak memiliki IMB, bukan makam, masyarakat diharap jangan salah tafsir,” ucap Prijanto.

Makam Mbah Priok adalah area pemakaman tokoh masyarakat bernama Al Arif Billah Hasan bin Muhammad Al Haddad yang lebih dikenal dengan Mbah Priok.

Berdasarkan sejarah, Mbah Priok merupakan salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa pada masa penjajahan Belanda.

Mbah Priok sebdiri merupakan pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, dan meninggal di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Nama Tanjung Priok sendiri muncul setelah masyarakat menemukan sebuah priok nasi di samping jasad beliau, sehingga disebut Mbah Priok.

Hingga malam tadi, ribuan warga masih bertahan di sekitar area pemakaman untuk mengantisipasi rencana pembongkaran lanjutan.

Sementara itu, hingga malam tadi sekitar 400 aparat kepolisian dari Polda Metro Jaya diturunkan guna berjaga-jaga di sepanjang jalur jalan menuju Tanjung Priok-Koja-Cilincing guna mengantisipasi amuk warga yang masih beringas.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?34780

Untuk

melihat Berita Indonesia / Jakarta lainnya,
Klik

disini

Klik disini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri
nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :