Banyaknya  korban yang
kemudian jenazahnya dikubur di sekitar rumah orangtua Ryan di Desa Jatiwates,
Tembelang, Jombang, Jawa Timur, menimbulkan kecurigaan banyak orang terutama
dari keluarga korban. Keluarga korban curiga bahwa orangtua Ryan mengetahui
perbuatan anaknya.

“terus terang saya benar-benar heran jika orangtua korban
benar-benar tidak tahu perbuatannya anaknya, apa mereka tidak melihat
keanehan-keanehan di sekitar rumah mereka sendiri?” tanya salah satu keluarga
korban.

Ryan adalah anak dari pasangan Akhmad (64) dan Siyatun (60),
mereka menikah setelah sama sama berstatus duda dan janda. Dari perkawinan
sebelumnya, Siyatun memiliki anak bernama 
Mulyo Wasis. Sementara Akhmad juga memiliki anak. Dua anak dari
perkawinan mereka sebelumnya, tidak ada yang tinggal di rumah tersebut. Mulyo
Wasis tinggal di desa sebelah dan masih di wilayah Tembelang. Akhmad dan
Siyatun kemudian dikarunia anak, Very 
Idham Henyansyah alias Ryan. Mereka tinggal bertiga di rumah tersebut.  

Menurut pengakuan mereka, mereka sama sekali tidak tahu
kebiadaban anaknya hingga tega membunuh 11 orang dan mengubur 10 mayat
korbannya di rumah mereka.

“Kalau saya tahu (ada mayat dikubur di sana-red), pasti saya
tak berani pulang ke rumah” ujar Siyatun.

Akhmad juga mengaku ia sama sekali tak tahu perbuatan Ryan,
apalagi sampai ada mayat-mayat yang dikubur di rumah mereka. “Setiap akhir
pekan biasanya kami menginap di rumah saudara kami di Sidoarjo atau di rumahnya
Wasis” ungkap Akhmad.

Hal tersebut kemudian diamini juga Mulyo Wasis (Kakak tiri
Ryan-red) “Bapak sama Ibu memang biasanya setiap akhir pekan  menginap di rumah saya atau saudara kami di Sidoarjo.”
kata Wasis.

Jika menilik keterangan keluarga Ryan, Polisi menduga Ryan
menghabisi korban-korbannya saat kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Namun
polisi tetap meminta keterangan orang tua Ryan secara intensif.

Jika keterangan keluarga Ryan benar, memang bisa saja
perbuatan Ryan luput dari perhatian orang. Letak rumah Ryan dengan rumah tetangga-tetangganya
memang tidak berhimpitan.  Apalagi
halaman belakang rumah juga relatif besar dan ditumbuhi pepohonan dan semak.
Sehingga Ryan leluasa menghabisi dan menguburkan korban-korbannya.

Sejumlah tetangga Ryan mengungkapkan tidak pernah mendengar
atau melihat hal-hal aneh, seperti suara teriakan minta tolong atau kegaduhan.
“Kalau bau busuk memang sering, tapi enggak pernah lama, paling sebentar lalu
hilang lagi. Kami pikir paling-paling itu hanya bau busuk apa gitu.” ungkap
salah satu tetangga yang rumahnya persis di sebelah kanan rumah Ryan.

Polisi kini juga tengah memerikas beberapa orang penggali
tanah. Para penggali tanah itu mengaku
mendapat pekerjaan menggali tanah untuk membuat kolam ikan oleh Siyatun, ibu
Ryan. Mereka mengaku diupah Rp 40.000 oleh Siyatun. Belakangan diketahui,
ternyata lubang galian tersebut digunakan Ryan untuk mengubur korban-korbannya.

Siyatun sendiri menegaskan bahwa penggalian tanah itu
dilakukan atas permintaan Ryan yang ingin membuat kolam ikan lele. “Ongkos tukangnya
juga Ryan yang membayari” ujar Siyatun.

Sampai berita ini diturunkan, rencananya hari ini, Kamis
(31/07) Polisi akan membongkar enam lubang baru di sekitar rumah Ryan termasuk
di septic tank dan kamar Ryan yang
terlihat lantai keramiknya seperti baru dibuat.

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31727

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

MedicIns

Lebih dari 10 Program Asuransi Kesehatan

Klik www.TryApril.com         Email : Info@ThinkApril.com

Telp. 1-800 281 6175