Kematian Osama bin Laden direspon positif oleh warga dari luar Amerika, seperti Filipina, Indonesia, dan Jepang. Dilaporkan, otoritas ketiga negara tersebut menyambut positif tewasnya pemimpin Al-Qaeda itu.

Menurut laporan Antara, Lembaga Anti-terorisme Indonesia, Chairul Akbar merespon kematian Osama dengan positif. Menurut dia, serangan teroris yang didalangi Al-Qaeda telah menyebabkan lebih dari 260 warga tewas di Indonesia, mayoritas adalah turis asing.

Sementara itu, Said Agil Siradj, Ketua Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan organisasi muslim terbesar di Indonesia mengatakan, kematian Bin Laden akan memulihkan citra Islam, yang selama ini dituding sejumlah warga dunia penuh kekerasan dan radikal.

Namun, sejumlah pihak merasa khawatir, kelompok Al-Qaeda akan melakukan serangan balasan atas kematian Osama itu. “Ini adalah keadilan,” kata warga Filipina Cookie Micaller di Manila, yang adiknya menjadi korban dalam serangan 11 September itu. Namun, dia tetap khawatir, serangan teroris masih akan terus berlanjut.

*Waspadai yayasan yang didanai negara Arab*

Lebih lanjut, Said Aqil Siradj meminta, masyarakat untuk mewaspadai yayasan Islam di Indonesia yang mendapat dana bantuan dari negara Arab. Ditengarai, yayasan Islam ini menyebar ajaran berteologi kekerasan.

“Kita perlu waspadai yayasan-yayasan Islam yang memperoleh dana dari Arab, dan itu merupakan ajaran theologi kekerasan yang diajarkan kelompok-kelompok Islam di Arab,” kata Said Aqil Siradj.

Menurutnya, fenomena Islam keras diakibatkan faktor kemiskinan, kebodohan serta pemahaman Islam yang keliru. Padahal, Islam menjunjung perbedaan dalam beragama. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin mengajarkan toleransi.

“Kekerasan yang terjadi saat ini bukan budaya dan ajaran agama Islam,” imbuhnya seraya mengemukakan, ajaran Islam rahmatan lil alamin ini sejalan dengan pemikiran mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Daisaku Ikeda.

“Bagi NU tema ini bukan barang asing, misi Islam bukan hanya syariah saja tapi juga mengajarkan anti kekerasan. Nabi telah mendirikan negara Madinah bukan negara Islam yang menjunjung persamaan, perbedaan etnis dan agama. Agama semua sambung menyambung dari Nabi Ibrahim sampai Nabi Muhammad. Al-Quran sendiri merupakan wahyu terakhir sebab merupakan wahyu universal,” urainya.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36682

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :