KabariNews – Sebanyak 32 WNI yang dievakuasi dari Tunisia menyusul memburuknya situasi keamanan akibat konflik politik di Tunisia yang didampingi oleh dua orang staf Kementerian Luar Negeri Indonesia, tiba di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Kamis (27/01).

Ketiga puluh dua WNI tersebut selanjutnya dibawa langsung ke Gedung Kementerian Luar Negeri untuk diserahkan kepada pihak Pemerintah Daerah (Pemda) dan keluarga masing-masing oleh Wakil Menteri Luar Negeri Triyono Wibowo.
Para WNI tersebut pada umumnya merupakan pekerja di lingkungan keluarga dekat Presiden Ben Ali dan pejabat tinggi Tunisia lainnya sebagai pembantu rumah tangga.
Mengingat gejolak politik yang terus memanas di negara tersebut, para WNI ini akhirnya dievakuasi ke Indonesia setelah revolusi rakyat di Tunisia berhasil menjatuhkan kedudukan Presiden Ben Ali yang telah berkuasa selama 23 tahun.
Ben Ali sendiri diketahui telah melarikan diri ke luar negeri diikuti oleh sebagian besar keluarganya.
Hal ini mengakibatkan para WNI/TKI tersebut kehilangan majikan dan terlantar sejak kerusuhan berlangsung pada tanggal 14 Januari 2011 dan diselamatkan serta ditampung oleh KBRI Tunis.
Seluruh biaya selama penampungan dan biaya tiket pemulangan ini sepenuhnya ditanggung oleh Kementerian Luar Negeri.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Triyono, para TKI ini pada umumnya tidak memiliki surat izin kerja dan izin tinggal serta tanpa dilindungi oleh kontrak kerja yang jelas.
Pasalnya, pengiriman TKI dari Indonesia ini dilakukan tidak melalui prosedur yang benar seperti yang telah ditetapkan oleh Undang-undang, selain itu selama berada di Tunisia mereka tidak pernah melaporkan diri ke KBRI.
Triyono menambahkan, untuk memberantas praktek-praktek trafficking semacam ini, Kementerian Luar Negeri telah bekerjasama dengan pihak Kepolisian untuk mengambil langkah-langkah hukum dan segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku trafficking. (sumber: Dit. Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri)