KabariNews – Kota Batu, Jawa Timur terkenal pesona alamnya yang indah, sehingga menjadi tempat  untuk berwisata. Namun di balik keindahannya, Kota Batu menyimpan keunikan yang dilakukan warganya, yaitu kerajinan cobek yang terbuat dari batu asli, bukan dari campuran semen. Cobek biasanya dipakai sebagai alat untuk menghaluskan bumbu-bumbu masakan.

Kerajinan membuat cobek batu asli sudah lama dilakukan oleh warga Dusun Rejoso, Desa Junrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu hingga sekarang. Kerajinan ini telah merambah kepada industri pariwisata, sebagai oleh-oleh bagi wisatawan. Kerajinan cobek batu asli masih banyak digemari, meskipun sekarang ada cobek tiruan yang terbuat dari campuran pasir dan semen dan disisi lain dengan perkembangan jaman, sudah ada alat elektronik yang praktis untuk menghaluskan bumbu-bumbu makanan.

Namun pengrajin cobek batu asli Desa Junrejo tetap mempertahankan tradisi membuat kerajinan cobek batu aslinya. Saat ini, di Desa Junrejo ada dua jenis cobek batu asli yang di jual kepada wisatawan maupun kepada masyarakat sekitarnya, yaitu cobek batu asli pahatan dan cobek batu asli bubutan.

foto cobek 2“Cobek pahatan dibuat oleh warga dengan cara dipahat, batu yang digunakan adalah batu sungai yang dibeli dari Kecamatan Ngantang”, kata Mursyid, pengrajin cobek dari Dusun Rejoso. “Sedangkan cobek batu bubut dibuat dengan menggunakan mesin bubut yang diambil dari Kabupaten Blitar”, imbuh Mursyid.

Mursyid mengakui, meski cobek batu bubut lebih digemari oleh pembeli ataupun pedagang dari luar kota, dirinya masih tetap membuat cobek batu asli dengan cara dipahat. Walaupun hasilnya tidak semulus cobek batu bubutan. Namun wisatawan tetap menyukai cobek batu asli pahatan.

Proses pembuatan cobek batu asli melalui beberapa tahapan, mulai dari memilih batu, kemudian memecah batu, memahat, menggosok, menghaluskan dan baru dijual. Prosesnya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan membuat cobek batu dengan cara dibubut.

“Saya sudah menekuni kerajinan cobek pahatan sejak tahun 1977, hingga sekarang. Dalam seminggu, saya bisa menghasilkan sebanyak 300 cobek batu pahatan” tutur mursyid.

Saat ini Mursyid memasarkan cobek batu aslinya ke beberapa daerah, seperti ke Malang Raya, Pasuruan, Jember, dan Surabaya. Cobek batu asli hasil pahatan Mursyid dibanderol dari harga Rp 10 ribu, hingga  Rp 80 ribu, tergantung dari ukurannya. Sedangkan cobek bubutan dengan harga Rp 8 ribu, hingga Rp. 75 ribu. (Yan-Jatim)