Kini batik tidak hanya menghiasi pakaian maupun pernak-pernik
mode lainnya, tapi batik juga digunakan untuk menghiasi gerbong kereta
api PT KAI yang baru diluncurkan tahun ini.
Sebagai wujud kebanggan terhadap batik, perusahaan milik negara ini
mendesain interior gerbong penumpang dan kereta makan dengan motif
batik.

Dirut PT KAI (persero) Ignatus Jonan
mengatakan pengadaan kereta bermotif batik ini sebagai salah satu upaya
meningkatkan pelayanan dan ikut serta mempromosikan branding pariwisata wonderful Indonesia, khususnya wonderful culture yang diapresiasikan melalui kereta bermotif batik.

Selain untuk memperindah gerbong kereta, Ignatus berharap agar
masyarakat lebih mencintai kereta api, hal ini terkait maraknya berbagai
kasus perusakan kereta api dengan pelemparan batu mapun tindak
pencurian.

Desain terdiri dari beragam motif dari berbagai daerah di Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, seperti Cirebon, Pekalongan, Solo dan Madura.
Lima mahasiswa jurusan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB)
terlibat dalam merancang desain kereta batik. Desain mereka diberi nama
dalam bahasa Jawa “Rahayu Ning Buwono,” yang artinya “Keselamatan di
Dunia”.

Ada dua kereta dengan jurusan berbeda diberi motif batik.
Kereta-kereta tersebut menampilkan motif batik Singa Barong dan Langlang
Jagad. Motif batik ada di eksterior gerbong dan di dinding bagian dalam
gerbong. Teknik yang digunakan adalah rekat stiker yang bermotif batik.
Stiker ini dapat bertahan hingga satu tahun lebih serta tahan akan
panas matahari dan hujan.

Di kereta api Argo Jati jurusan Jakarta-Cirebon (pulang-pergi), motif
yang digunakan adalah motif Singo Barong. Motif ini memiliki simbol
persahabatan antar bangsa. Harapannya adalah kereta api tersebut menjadi
sarana transportasi yang dapat melayani semua kalangan dan memberi rasa
aman, nyaman, menyenangkan, serta ramah lingkungan.

Sebelumya PT KAI sudah memiliki kereta
bermotif batik yang dirangkaikan ke kereta jurusan Jakarta-Bandung
(pulang-pergi). Kereta bermotif batik pertama itu mendapat sertifikasi MURI pada 15 Februari 2011.

Namun, sayangnya belum semua jalur bisa dilayani dengan KA batik,
sebab hingga kini baru ada tiga unik KA batik, yaitu KA Argo Jati
(Jakarta-Cirebon), Argo Lawu (Jakarta-Solo) dan KA Parahyangan
(Jakarta-Bandung)

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengapresiasi trobosan baru PT KAI
itu. Ia menghimbau batik harus terus dilestarikan dengan berbagai cara,
termasuk menggunakannya dalam angkutan transportasi untuk meningkatkan
kekayaan bangsa Indonesia. Dengan di luncurkan kereta batik, ia berharap
masyarakat semakin mencintai batik dan pengguna jasa transportasi
kereta api pun semakin nyaman.

Untuk kedepannya Jero berharap tidak hanya kereta saja yang sukses
dengan kreasi barunya, tapi ia juga ingin kendaraan lain seperti bus,
taksi bahkan pesawat terbang pun harus dibatik. “Biar batik bisa terbang
kemana-mana dan namanya kian tersohor, pesawat juga bisa dibatik”
paparnya. (Pipit)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?37132

Untuk

melihat artikel Sana-Sini lainnya, Klik

di sini

Mohon beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

____________________________________________

Supported

by :