Riau, KabariNews.com – Bayi berkepala dua akhirnya meninggal dunia.

Setelah mendapatkan perawatan intensif selama beberapa hari, akhirnya tim dokter yang diturunkan oleh RSUD Arifin Achmad tidak dapat berbuat banyak.

Bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan belum sempat diberi nama ini, akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 02.00 WIB di Ruang Perimatologi, RSUD Arifin Achmad.

Turunnya kondisi kesehatan bayi yang lahir pada hari Kamis (23/7) pukul 20.45 WIB, dengan panjang 43 cm dan berat 3,2 kg ini mulai diketahui Badrun sekitar pukul 01.00 WIB, Senin (27/3).

“Sekitar pukul 01.00 WIB, saya mendapat kabar bahwa kondisi kesehatan anak saya terus menurun.Saya juga di beritahukan bahwa dokter telah mempersiapkan kantong darah, tapi saya tidak tahu itu untuk apa,” tutur Badrun.

Bayi pertama pasangan Badrun (33) dan Nurhayati (23) ini dirujuk ke RSUD Arifin Achmad setelah sebelumnya menjalani proses kelahiran secara caesar di RSUD Indragiri Hilir, Riau.

Kelahiran bayi berkepala dua di Riau tersebut memang tergolong langka, berdasarkan keterangan tim dokter yang menangani kasus tersebut, kasus kelahiran ini mungkin yang pertama di Indonesia.

Selama perawatan, peralatan bantuan pernapasan khusus (CPAP) dipasang pada bayi, hal ini bertujuan untuk menstabilkan kandungan oksigen dalam darah.

Selain alat bantu pernapasan, tim dokter juga memasangkan peralatan bantuan untuk memasukan nutrisi kedalam tubuh bayi melalui pembuluh darah, karena bayi tidak dapat diberikan ASI.

Berdasarkan keterangan juru bicara RSUD Arifin Achmad, Tubagus Odi, saat menggelar pers konference mengatakan, hampir seluruh fungsi organ vital bayi menurun, seperti tekanan jantung, hati dan limpa.

“Oksigen darah bayi pada malam tadi turun secara drastis, dari 90 persen turun hingga 60 persen. Ini menjadi salah satu penyebab meninggalnya bayi,” ucap Tubagus.

Sedangkan kantong darah yang disediakan oleh dokter karena sebelumnya bayi juga mengalami penurunan trombisit.

“Selain turunnya oksigen darah bayi, bayi juga mengalami penurunan trombosit, sehingga kami harus menyediakan tujuh kantong darah. Kami sempat memberikan satu kantong darah, namun karena kondisinya yang terus menurun, akhirnya nyawa bayi tidak bisa diselamatkan,” tambah Tubagus.

Saat berita ini diturunkan, jenazah bayi berkepala dua tersebut telah dibawa pulang untuk dimakamkan di kampung halaman kedua orangtuanya di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33486

Untuk melihat Berita Indonesia / Kesehatan lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :