Flu babi (swine flu)
menjadi ancaman nyata bagi seluruh dunia. Sejak pertama kali kasus ini
teridentifikasi di Meksiko, sekarang sedikitnya ada 1.800 kasus yang
terduga terpapar tipe baru gabungan flu manusia, unggas dan babi itu di
dunia.

Pada pertemuan darurat yang digelar di Jenewa, Swiss (27/04), WHO meningkatkan level pandemi menjadi level 4. Penyebaran virus subtipe H1N1
ini juga sudah demikian meluas. Di Amerika sampai berita ini
diturunkan, ditemukan 44 kasus dugaan terpapar swine flu. Hingga pekan
terakhir April di beberapa negara yang sebelumnya belum terdeteksi,
telah mengkonfirmasi kasus swine flu diantaranya Isarael, Selandia Baru, dan Skotlandia.

Untuk
mengantisipasi dampak yang lebih luas, pemerintah Amerika telah
memberlakukan darurat kesehatan publik. Menteri keamanan Dalam Negeri
Jean Napolitano di Gedung Putih menyatakan, akan menyebar obat tamiflu
ke negara-negara bagian yang membutuhkan.

Pada Selasa
(28/04) Menteri Kesehatan Meksiko menyatakan kasus pertama swine flu di
Meksiko dicurigai berasal dari sebuah perternakan babi di negara bagian
Oaxaca. Namun pemerintah Meksiko belum menemukan titik asal dan
penyebaran virus tersebut.

Apa itu Swine Flu?

Swine flu
adalah penyakit pernapasan yang menjangkiti babi. Flu ini disebabkan
oleh influenza tipe A, wabah penyakit ini pada babi rutin terjadi
dengan tingkat kasus tinggi namun jarang menjadi fatal. Namun menurut WHO, swine flu
yang ditemukan sekarang dari jenis yang berbeda, yakni H1Ni tipe A.
Virus ini memuat materi genetik yang khas ditemukan dalam virus yang
menulari manusia, unggas dan babi.

Virus flu memiliki kemampuan bertukar komponen genetik satu sama lain, dan besar kemungkinan versi baru H1N1 merupakan hasil perpaduan dari berbagai versi virus yang berbeda yang terjadi di satu binatang sumber.

Bagaimana gejalanya?

Pada umumnya, gejala infeksi swine flu
pada manusia mirip dengan flu biasa pada manusia. Yakni, demam yang
muncul tiba-tiba, batuk, nyeri otot, sakit tenggorokan dan kelelahan
yang berlebihan. Namun selain itu, swine flu bisa membuat penderita
muntah-muntah dan diare. Demikian seperti diberitakan Reuters, Senin
(27/4/2009).

Bagaimana pencegahannya?
Dalam rilis yang dikeluarkan US Centers for Disease Control and Prevention (US CDCP),
untuk mencegah penularan virus ini, beberapa cara bisa dilakukan
seperti tutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk/bersin, buang
tisue ke tempat sampah, mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama
setelah batuk atau bersin. Hindari kontak dengan penderita flu. Jika
sakit, hendaknya tetap berada di rumah. Jangan sentuh mata, hidung,
atau mulut. Virus menular lewat bagian tubuh tersebut. Jangan memakan
daging babi yang telah terinfeksi flu H1N1 dan masaklah daging babi pada suhu 171 derajat Celcius agar semua virus dan bakteri mati.

Bagaimana pengobatannya?
Pemerintah
Amerika mengatakan dua obat yang biasa digunakan untuk mengobati flu,
Tamiflu dan Relenza, tampaknya efektif dalam mengatasi kasus-kasus yang
terjadi sejauh ini.
Namun belum jelas keefektifan vaksin flu yang
kini ada dalam melindungi manusia dari virus baru ini, karena secara
genetik berbeda dengan jenis flu lain. Ilmuwan Amerika telah
mengembangkan satu vaksin baru, namun diperlukan waktu untuk
menyempurnakannya dan juga memproduksi dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan. (yayat)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?33006

Untuk melihat Berita Indonesia / Kesehatan lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

April Insurance Agency