Gedung Sate, Bandung

Kota Bandung. Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan segudang pesona ini memikat begitu banyak orang. Banyak wisatawan lokal maupun luar negeri yang terpesona dengan keindahan dan keunikan yang ditawarkan kota Bandung. Tak sedikit orang yang khusus datang ke Bandung untuk berlibur atau menikmati berbagai kuliner yang dijajakan. Ada pula yang datang ke Bandung untuk berbelanja berbagai kebutuhan mulai dari pakaian, sepatu, peralatan ibadah, tas dan lain sebagainya.

Menyimpan Segudang Potensi

Cihampelas

Sejak lama Bandung menyimpan berbagai potensi. Alam yang indah, sumber daya manusia yang kreatif dan cakap, kuliner yang enak dan khas serta berbagai produk kerajinan hasil karya para penduduk. Salah satunya adalah produk sepatu dan olahan kulit dari Cibaduyut yang terkenal. Selain itu ada celana Jeans yang dijual di pusat pertokoan di Cihampelas. Walaupun kini keduanya harus menghadapi berbagai pesaing dan produk baru yang ditawarkan, namun pesona yang mereka miliki masih tersimpan dan menjadi ikon tersendiri di kota Bandung.

Tak ketinggalan berbagai produk berkulitas sisa ekspor yang dijual dengan harga miring pun menarik minat banyak orang. Tak pelak belakangan ini, berbagai factory outlet merebak di kota Bandung. Semuanya memanjakan para pecinta belanja yang mencari produk berkualitas dengan harga murah.

Belum lagi adanya berbagai perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri yang menyedot banyak pelajar dari berbagai daerah untuk datang dan berkuliah di Bandung. Walaupun sepuluh tahun belakangan ini, banyak perguruan tinggi besar di Bandung yang memindahkan tempat perkualiahannya ke kota tetangga yakni Sumedang. Perguruan tinggi negeri bermahasiswa ‘gendut’ seperti Universitas Padjadjaran dan Institut Teknologi Bandung kini sebagian berada di Jatinangor, Sumedang. Namun, tetap saja banyak dari para mahasiswa tersebut yang banyak beraktivitas di Bandung baik untuk mencari hiburan atau sekadar mengikuti kegiatan kampus atau kegiatan lain.

Kemudahan Akses dari Jakarta

Jalan Tol Cipularang

Banyak orang yang merasakan manfaat besar dengan adanya akses langsung dari Bandung ke Jakarta melalui tol Cipularang . Jika sebelumnya memerlukan waktu hingga 4-5 jam menggunakan kendaraan umum, yakni bis kota dari Jakarta menuju Bandung. Kini waktu tempuh perjalanan bisa dipangkas hingga hanya memerlukan waktu 2 jam menggunakan kendaraan umum ‘travel’. Akses tol Cipularang dan tingginya mobilitas orang dari Bandung ke Jakarta membuka lahan bisnis yang baru. Banyak perusahaan angkutan yang menawarkan moda angkutan ‘travel’ dengan berbagai fasilitas dari Bandung ke Jakarta. Perjalanan dari Bandung ke Jakarta pun kian mudah.

4 in 1

Tol Cipularang juga makin menambah banyak orang Jakarta yang berlibur ke Bandung pada hari Sabtu dan Minggu. Pada hari libur tersebut, banyak kendaraan berplat Jakarta berseliweran di Bandung. Hawa kota yang sejuk dan alami di Bandung mungkin menjadi salah satu daya tarik utama untuk melepas kepenatan dan kegerahan warga Jakarta tersebut. Padatnya Bandung di hari libur sangat berpengaruh bagi Ary, seorang warga Bandung. PNS di Kabupaten Bandung ini akhirnya mengalah dengan tidak bepergian pada hari libur, karena banyaknya kendaraan dan kemacetan parah yang kerap terjadi.

Untuk mengatasi kemacetan parah pada hari libur tersebut, sejak April 2013 diberlakukan wajib berkendaraan 4 orang dalam 1 mobil atau 4 in 1. Jadwal pemberlakuan hanya pada hari Jumat dari pukul 15.00 – 18.00 WIB dan Sabtu pukul 09.00 – 12.00 WIB dari keluar tol Pasteur sampai simpang Pasirkaliki. Setelah uji coba ini, ke depan mungkin jadwal akan disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi di jalan.

Banjir dan Sampah

Banjir di dayeukolot

Seperti kota-kota lainnya di tanah air, kota Bandung pun tak lepas dari masalah banjir. Setiap kali musim hujan, berbagai daerah misalnya Beleendah dan Dayeuhkolot menjadi langganan banjir yang cukup parah. Banjir terakhir di tahun 2013 di daerah tersebut mencapai ketinggian hingga 3 meter akibat meluapnya Sungai Citarum. Banjir pun melanda daerah lain diantaranya di perbatasan Bandung, Garut dan Sumedang.

Selain itu, masalah yang kerap menyulitkan kota Bandung adalah pengelolaan sampah perkotaan. Bandung saat ini sepertinya harus menelan pil pahit dengan julukan ‘Bandung lautan Sampah’ di tahun 2005 dan mendapat predikat kota terkotor. Di tahun itu, terjadi longsor di TPA (tempat pembuangan akhir) Leuwigajah dan menewaskan 156 orang tertimbun sampah. Saat ini pun masalah pembuangan sampah ke TPA kerap terhambat, karena berbagai masalah dan hasilnya sampah menumpuk di kota dan bahkan melimpah hingga ke jalan raya.

Pendapat seorang dosen Pasca Sarjana di salah satu perguruan tinggi di Bandung yaitu Dr. Liga, bisa menjadi masukan berharga. Dia mengatakan, “Bandung belum siap menghadapi kemajuan yang begitu cepat dan tertinggal dibandingkan Jawa Tengah atau Jawa Timur”. Di satu sisi, Bandung tampil begitu unik, meriah dan gemerlap. Di sisi yang lain, banjir, sampah serta prasarana harus menjadi pekerjaan rumah yang perlu dibenahi oleh pemerintah daerah kota Bandung. Jika mampu segera ditangani, potret kota Bandung akan tampak indah dari sisi manapun juga. (1008)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?57703

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

intero