Kisah “Bob The Brave” Untuk IndonesiaSukarno dalam buku karangan Cindy Adams mengatakan: “Tak pernah aku akan melupakan kawanku orang Amerika, Bob Freeberg.” Ya,  Robert Earl Freeberg atau Bob Freeberg yang dimaksud dalam buku tersebut adalah orang Amerika yang menerbangkan pesawat Douglas DC – 3 / RI002. Pesawat itu merupakan salah satu pesawat yang menjadi tulang punggung angkatan udara Indonesia dalam gerakan kemerdekaan yang berjuang untuk bertahan hidup melawan tentara kolonial Belanda di tahun 1940-an.

Alkisah, kisah perjuangan pria yang lahir di Parson, Kansas ini berawal saat dirinya mengajukan diri sebagai serdadu di US Navy.  Setelah diterima, Bob mendapatkan pelajaran singkat mengenai dunia penerbangan. Bob pun mulai menatapi karirnya sebagai penerbang dan bekerja di perusahaan penerbangan partikelir di Filipina bernama Commercial Airlines Incorporates (CALI)

Setelah hengkang dari CALI, disaat bersamaan Indonesia tak memiliki pesawat maupun pilot. Pihak Indonesia yang diwakili Petit Muharto dikirim ke Singapura dan Manila untuk menemukan penerbangan komersial yang bersedia untuk menembus blokade udara Belanda. Sebab, tanpa jembatan udara untuk membawa senjata, obat-obatan bahkan untuk urusan politik , perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI akan tenggelam. Dan satu pilot bersedia untuk mengambil kesempatan dan itu adalah Bob.

Belanda telah memblokade pelabuhan dan menguasai rute udara, sehingga Bob Freeberg  di bawah kontrak dengan pemerintah Indonesia melakukan perjalanan dengan pesawat kesayangannya di malam hari memberikan obat-obatan dan barang lainnya, serta melakukan berbagai misi lain bagi Indonesia, termasuk menjatuhkan pasukan payung dan terbang bersama anggota pemerintah Indonesia. Bahkan, Bob pernah menerbangkan Presiden Sukarno ke Sumatra selama sebulan. Kunjungan presiden ini adalah yang pertama ke luar Jawa. Dengan Dakotanya, Bob mendapat bayaran uang yang cukup besar untuk mengirimkan kargo dan penumpang,

Bob memang seorang pilot bayaran. Tapi dia terlibat secara emosional dalam perjuangan bangsa Indonesia. Dia menulis surat kepada keluarganya dari ketidakadilan yang diderita oleh orang Indonesia di tangan Belanda. “Hal ini cukup indah untuk melihat orang-orang percaya pada kebebasan yang kita nikmati ( dan ) siap untuk memperjuangkan pencapaian pandangan ini” tulisnya suatu ketika.

Akhir Kiprah Bob

Namun, pada tanggal 29 September 1948 menjadi akhir kiprah Bob sebagai penerbang. Kapal terbang yang berisi lima awak, obat-obatan dan 20 kilogram emas. termasuk Bob Freeberg di dalamnya menghilang beberapa saat setelah pesawat lepas landas dari kota Tanjung Karang di ujung selatan Sumatera. Emas itu sedianya untuk digunakan untuk membeli lebih banyak pesawat untuk republic.

Namun Keponakannya, Marsha Freeberg Bickham, percaya bahwa pamannya tidak mati dalam kecelakaan pesawat tapi ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda. Menurut Bickham, tidak lama setelah RI002 menghilang, Senator Clyde Reed dari Kansas yang juga seorang teman keluarga dari Parsons  mengatakan kepada orang tua Freeberg bahwa anak mereka masih hidup dan  ia berusaha untuk membebaskannya dari penjara. Tapi itu yang terakhir keluarga Freeberg dengar, sebelum senator itu meninggal karena pneumonia pada tahun 1949. Setelah terkatung-terkatung dari ketidakjelasan berita, akhirnya orang tua Bob, Mr. Dan Mrs. Freeberg, mendapatkan jawaban tentang nasib anaknya. Pada 29 Mei 1951, Sekretaris Presiden mengirimkan jawaban tertulis tentang hilangnya pesawat yang diterbangkan Bob.

Tiga puluh tahun kemudian, dua petani menemukan bagian dari reruntuhan di sebuah hutan terpencil, bersama dengan sisa-sisa manusia yang tersebar. Indonesia segera menyatakan mereka yang jatuh di pesawat naas itu  sebagai pahlawan yang meninggal dalam perjalanan tugas. Freeberg pun diakui sebagai seorang Amerika yang membantu Indonesia memenangkan kemerdekaannya .

George Kahin McTurner (sekarang almarhum), yang menulis beberapa buku tentang wilayah Indonesia dan mendirikan Departemen Studi Tenggara di Cornell University. Kahin adalah seorang mahasiswa pascasarjana muda di Indonesia dan tahu Bob . Dalam bukunya , ia menyebut Bob sebagai orang paling berani yang pernah diketahuinya. “Freeberg pergi ke Indonesia karena ia mencintai  terbang dan tinggal karena ia mengagumi Indonesia” kata Bickham.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?62114

Untuk melihat artikel Kisah lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

lincoln