Masyarakat dan khususnya para pekerja sosial di Amerika Serikat di bulan Oktober ini selalu menaruh pita ungu di baju atau tas mereka. Ini dalam rangka mendukung isu anti-kekerasan rumah tangga.

Di Amerika Serikat, pada tahun 1981, hari pertama bulan Oktober, menjadi awal peringatan Anti-Kekerasan Rumah Tangga. Prakarsa ini dicetuskan oleh sebuah organisasi bernama Koalisi Nasional Melawan Kekerasan Rumah Tangga. Tujuannya adalah untuk mempersatukan para pengacara dan penasihat korban kekerasan rumah tangga terhadap wanita dan anak-anak dari berbagai penjuru AS. Mereka diharapkan mampu bekerja sama untuk mengakhiri salah satu isu sosial paling besar ini

Semula, acaranya hanya penetapan hari pertama bulan Oktober sebagai “The Day of Unity” atau hari persatuan. Tidak lama kemudian, acara ini menjadi kegiatan selama satu minggu yang penuh dengan aktifitas-aktifitas sosial di kota-kota kecil sampai kota-kota besar di berbagai Negara bagian Amerika Serikat.

Berbagai kegiatan diadakan organisasi dan sponsor program, akan tetapi hanya mengusung satu tema sama yaitu memperingati para korban yang meninggal dunia akibat kekerasan rumah tangga, merayakan para korban yang selamat dari kekerasan rumah tangga, dan menyatukan para pekerja dan sukarelawan yang telah bekerja keras untuk melawan isu kekerasan rumah tangga. Untuk membedakan dari hari sosial nasional lain, anti-kekerasan rumah tangga bersimbolkan pita ungu.

Kekerasan rumah tangga atau domestik merupakan aksi-aksi yang dilakukan secara sengaja termasuk gertakan, ancaman, pemukulan, penghinaan atau caci maki, pengurungan, penekanan ekonomi, penggunaan anak atau agama sebagai alasan kesalahan dan kelemahan, dan penganiayaan seksual. Isu kekerasan domestik merupakan sebuah epidemis yang sangat berpengaruh terhadap hidup seorang individu di setiap golongan masyarakat termasuk umur, status ekonomi, ras, suku, agama, bangsa, atau status pendidikan. Kekerasan terhadap wanita seringkali disertai dengan penekanan emosi dan perilaku berkuasa atau bagian dari pola sistematis dominasi dan kekuasaan. Kekerasan domestik mengakibatkan luka fisik, trauma psikis, dan terkadang kematian. Konsekwensi dari kekerasan domestik bisa berjalan turun temurun ke beberapa generasi dan bisa berlangsung sangat lama.

Para psikolog Amerika telah mengadakan studi tentang sifat dan karakteristik pelaku kekerasan domestik, dan menemukan penyebab kenapa mereka melakukan tindakan tersebut. Hasilnya antara lain akibat kecemburuan, ingin selalu berkuasa, mengharapkan sesuatu yang tidak realistis, sakit mental, masalah keuangan atau kemiskinan, menganggap wanita sebagai objek dan dibawah derajat pria, pengaruh lingkungan dan keluarga, ketergantungan alkohol, narkoba,atau judi, berpikiran sempit, hipersensitif, atau bahkan pernah mengalami dan menjadi korban kekerasan fisik dan penganiayaan seksual semasa kecil.

Secara umum, kebanyakan wanita yang mengalami kekerasan domestik tidak langsung lari atau meninggalkan pasangannya. Bahkan jarang dari mereka yang menceritakan masalah tersebut ke keluarga, teman, atau pihak yang berwajib. Banyak alasan mengapa mereka bungkam dan tidak berbuat sesuatu, antara lain karena ketergantungan keuangan bagi mereka yang tidak punya pekerjaan, diancam akan dibunuh atau dideportasi, tidak mau mengorbankan atau kehilangan anak, takut dan malu akan cemoohan keluarga atau lingkungan, berharap sang pasangan akan berubah menjadi baik, tidak kenal orang di luar lingkungan, tidak punya keluarga dan teman, takut merusak reputasi dan status, atau yang umum di Amerika adalah tidak bisa berbahasa Inggris dan ketidakjelasan status imigrasi.

Sayangnya banyak kasus kekerasan rumah tangga di berbagai penjuru dunia telah melibatkan anak-anak. Bagaimanapun juga anak adalah yang menjadi korban paling utama. Sat anak menyaksikan tindakan kekerasan rumah tangga antar orang tua merupakan resiko terbesar guna memutus rantai kekerasan itu kepada generasi selanjutnya. Bagi anak laki-laki yang menjadi saksi tindakan kekerasan rumah tangga, ketika menginjak dewasa akan memiliki kemungkinan lebih besar menjadi pelaku penganiaya terhadap pasangan atau anaknya. Menurut studi, sekitar 30 sampai 60 pelaku kekerasan domestik juga menganiaya anaknya di dalam rumah tangga.

Dibawah ini adalah beberapa fakta dan statistik kekerasan rumah tangga di Amerika Serikat yang patut diketahui:
• Satu dari empat wanita akan mengalami semacam kekerasan domestik semasa hidupnya.
• Setiap tahun diperkirakan sekitar 1.3 juta wanita menjadi korban penganiayaan fisik pasangannya.
• Mayoritas korban kekerasan rumah tangga (73 persen) adalah wanita. Dari persentase tersebut, sekitar 84 persen adalah korban penganiayaan suami, dan 86 persen adalah korban penganiyaan oleh pacar.
• Dalam sejarah, wanita selalu menjadi korban penganiayaan oleh seseorang yang mereka kenal.
• Wanita yang jatuh pada kategori umur 20 sampai 24 tahun memiliki resiko paling tinggi sebagai korban kekerasan pasangannya.
• Menurut data dari departemen kepolisian, hampir sepertiga dari wanita korban pembunuhan adalah akibat kasus kekerasan domestik. Sang pelaku pembunuhan adalah pasangan atau mantan pasangan.
• Kekerasan domestik mengakibatkan lebih dari 18.5 juta kunjungan ke klinik mental dan kejiwaan setiap tahunnya.

Jika anda tahu seseorang yang mengalami kekerasan domestik atau bahkan seorang korban, untuk informasi lebih lanjut dan mendapatkan pertolongan, hubungi 1-800-799-SAFE (1-800-799-7233) atau kunjungi situs www.ncadv.org. Jika anda berada di daerah San Francisco Bay Area, hubungi 1-877-751-0880 (www.sfaws.org) atau 1(408) 975-2739 (www.aaci.org) bagi yang tinggal di area San Jose dan sekitarnya. Kedua organisasi ini menyediakan staf berbahasa Indonesia. Dan bagi anda yang tinggal di daerah New York dan sekitarnya, anda bisa hubungi 1-888-888-7702 atau kunjungi situs www.nyawc.org. Bagi anda yang tinggal di Indonesia, hubungi 62-21 390 3963 atau kunjungi situs www.komnasperempuan.or.id. Jika anda seorang korban, patut diingat bahwa anda tidak dianjurkan untuk menghubungi atau mengunjungi situs-situs di rumah anda, demi mencegah sang pelaku mengetahui aktifitas anda. Pergilah ke rumah teman, warnet, atau perpustakaan untuk mencari pertolongan dan informasi lebih lanjut. (Inna)

.