putuSuatu siang itu, Putu terlihat sibuk dengan papan selancarnya. Bukanlah sedang mempersiapkan diri untuk terjun menyambut gelombang laut yang tak jauh berada di dekatnya, melainkan sedang memperbaiki papan selancar kepunyaan orang Australia yang lagi rusak. “ Ini lagi saya perbaiki saja, nanti mau diambil sama yang punya papan ini” kata dia beberapa waktu yang lalu di bengkel papan selancarnya.

Selancar atau surfing tidak bisa dilepaskan dari hidup pria 31 tahun ini. Ketertarikannya kepada dunia selancar seperti sudah digariskan saja. “Saya dari kecil dekat dengan laut dan banyak bule-bule pada main selancar di pantai dekat saya tinggal” tutur Putu. Melihat banyak mereka yang bertarung dengan ombak, tangannya pun gatal ingin menjajal berselancar. Awalnya, dia belajar surfing dengan meminjam papan selancar dari bule-bule yang dia kenal. “Saya rayu-rayu saja, eh lama kelamaan dapat juga papan selancar sendiri ” kata Putu. Lantas dia pun belajar mencoba surfing sendiri. Kurang lebih satu sampai dua bulan belajar sendiri, Putu melanggeng menembus gelombang ombak.

Singkat cerita lama-lama selancar menjadi semacam hobi tersendiri baginya. Dan saat Putu merasa matang dengan pengalamannya sebagai seorang surfer, dia pun memberanikan diri untuk membuka usaha yang tak jauh-jauh dari hobinya ini. “Kalau dari pengetahuan saya, saya melihat teman- teman bisa kenapa saya tidak bisa, terus saya berpikir gimana menghidupi istri dan anak saya dengan melakukan bisnis” bilang Putu. Alhasil, Putu Surf Shop pun berdiri tak jauh dari kawasan Pantai Medewi.

Berbekal ilmu selancar yang diperolehnya waktu di Denpasar, Bali, sebut saja di tahun 2005 Putu sempat mengecam pendidikan surfing di Surf School di Kuta dan mendapatkan special card dari sana. “Istilahnya asuransi kalau ada apa-apa dengan tamunya” kata Putu. Selain itu juga, dia pernah aktif di Camp Bali Surf di Sanur tahun 2002-2006. Putu balik ke kampung halamannya dan mencoba untuk mengajari anak-anak yang tinggal di kawasan Pantai Medewi,Bali,  mulai gimana caranya untuk memperbaiki papan selancar yang baik, sampai mengajari bule-bule atau turis asing yang ingin berselancar dan yang lainnya. Alhasil, Putu Surf Shop pun berdiri tak jauh dari kawasan Pantai Medewi.

Di Surf Shop-nya, Putu membuka semacam bengkel untuk papan selancar dan hal-hal atau pun aksesoris yang berkaitan dengan surfing. Tak hanya itu, Shopnya juga membuka bengkel untuk motor trail. “Nah, khusus yang motor trail itu juga hobi saya juga, bisa dibilang kalau lagi surfing atau naik motor lupa segalanya tapi ya masih tetap ingat anak istri sih” bilang Putu.

putu2Nah, untuk penghasilannya lumayan besar, ungkapnya kepada Kabarinews.com beberapa waktu yang lalu. Hanya saja, dia sedikit mengeluhkan untuk peralatan surfing itu rata-ratanya mahal. Oleh karena itu, jika ingin berselancar menggunakan papannya, dia menerapkan tarif Rp. 80.000 sehari sejam untuk turis asing dan Rp.50.000 untuk turis lokal, “Tamu bule banyak yang menawar lagi harganya, harga segitu sudah termasuk murah, tapi kalau rusak ya harus ditanggung sendiri ” kata dia.

Soal surfing Putu mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ingin belajar surfing. Pertama, kondisi, postur tubuh, bisa berenang atau tidak itu point utamanya. “Kalau tidak bisa belajar dapat belajar terlebih dahulu di kolam, teknik pernapasan, cara untuk mengambil ombak dan jika sudah siap lagsung dicoba di laut” kata dia. Kenali pula, katanya, soal papan selancar, papan selancar jenis foxy lebih ringan dan cocok untuk para pemula, sedangkan papan fiberglass lebih kuat. Jadi penggunaan papan selancar itu tergantung dari posisi atau postur tubuh dari surfernya.

Namun patut diingat dalam melakukan selancar, resiko tenggelam bisa saja terjadi. Baginya hal itu sudah biasa terjadi saat berselancar di laut. Hanya saja jika hal itu terjadi konsentrasilah dan jangan panik. Putu teringat sewaktu dirinya mengajari surfing, boat-nya tamu lepas dan tidak kuat renang akhirnya kebawa arus. “Jangan melawan arus, itu pesan orang tua, sudah aman dah” katanya. Karena Putu punya alasannya sendiri, jika nafas berkurang, pikiran tidak konsentrasi, namun yang penting jika terjadi sesuatu tubuh bisa mengapung di air dan janganlah berpikiran negatif. Itu utamanya contohnya juga kalau terjatuh dari papan ke laut. Talinya tidak putus tidak apa-apa, otomotis bisa naik lagi ke atas. Kalau ombak besar atau gelombang besar, nyawa bisa menjadi taruhannya. Putu mengatakan dalam mengajari mereka yang ingin belajar surfing, yang penting adalah fokus dalam mengajarkan surfing karena sewaktu-waktu pasti ada kejadian yang tidak diinginkan. “Kecil kelihatannya tapi resikonya itu besar” pungkas Putu. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?66080

Untuk melihat artikel Kisah lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan