Komisi bidang Kesehatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Iswandi Mourbas (9/5) mengatakan, penularan HIV/AIDS di kalangan anak-anak mengalami peningkatan sebesar 700% sejak tahun 2005. ” Di tahun itu ada 150 anak menderita HIV AIDS, sedangkan data terakhir 2010 meningkat menjadi 1.193,” ungkap Iswandi.

Menurutnya, percepatan penularan HIV/AIDS ini menjadi sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena tidak hanya terjadi di kalangan komunitas tertentu, tetapi juga sudah masuk dalam keluarga. Sementara total penderita HIV/AIDS di Indonesia mencapai 21.000. Sehingga lebih dari 1,2% penderita HIV Aids adalah anak-anak. Kondisi ini awalnya diakibatkan gaya hidup.

Dikucilkan Lingkungan

Rini (bukan nama sebenarnya), perempuan 27 tahun dan anak keduanya menjadi bahan perbincangan warga Talun- Blitar, karena statusnya sebagai ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Anak keduanya masih berumur 6 tahun. Pada tahun 2004, Rini punya masalah dengan suaminya di Makassar. Saat itu, dia memilih menghadapi masalah dengan jalan yang salah, yakni mengonsumsi obat-obat terlarang. Salah satunya melalui jarum suntik. “Sekitar enam bulan saya terjerumus dengan obat-obatan itu,” ujar ibu tiga orang anak itu.

Sekitar Januari lalu, dia memeriksakan diri ke rumah sakit. Ternyata dia positif terkena HIV/AIDS. Lebih tragis lagi, ternyata anaknya yang kedua juga positif terjangkit penyakit itu. “Selama ini keluarga sangat memberikan dukungan agar saya tetap tegar menjalani hidup ini,” aku Rini sambil mengusap air matanya.

Dia sempat sedih saat masyarakat sempat menjauhinya. Karena keterbatasan pengetahuan masyarakat, keberadaan Rini sempat dianggap sebagai ancaman. Mereka takut berinteraksi dengan secara langsung dengannya ataupun keluarganya. Namun keresahan itu tidak berlangsung lama, saat beberapa tokoh masyarakat memutuskan segera melaporkan keresahan warga itu ke kantor desa setempat.

Suroso, salah satu tokoh masyarakat berinisiatif melapor ke desa tentang sikap warga terhadap Rini. “Kami berharap warga bisa bersikap wajar. Karena banyak warga menjauhi saat mengetahui kondisi yang dialami Rini,” jelas Suroso.

Saat ini Rini hanya berharap, bisa menjalani kehidupan sebagai ODHA secara normal dan bisa berdampingan dengan masyarakat. Perbaikan hubungan antar warga, sudah mulai tampak setelah mereka mendapat penyuluhan dari dinas kesehatan setempat. Warga mulai memahami bahwa penularan HIV/AIDS tidak segampang yang mereka pahami selama ini. Banyak yang mengira penyakit ini bisa tertular melalui makanan, peralatan makan yang digunakan ODHA dan bersalaman. “Mungkin itu sebabnya mereka menjauh, namun saya berharap mereka tetap mendukung dan bisa bergaul secara normal,” ujar Rini.

Ibu Rini, Hartanti, berharap agar warga tidak mengucilkan anaknya. Dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan keluarganya agar hubungan bertetangga kembali normal seperti sebelumnya. Selain itu, dengan penyuluhan yang diberikan dinas kesehatan setempat membuat warga lebih paham dan mengerti tentang cara penularan penyakit HIV.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36729

Untuk

melihat artikel Kisah lainnya, Klik
di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :