aktivitas sehari-hari Sudarto & Timbul KasiatiKabariNews– Bunyi mesin jahit terdengar dari kejauhan kala Kabari  mengunjungi tempat usaha sepasang suami istri penyandang disabilitas di desa Tulus Besar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (8/5).

Dengan wajah berseri dan ramah, pasangan suami istri mempersilahkan Kabari untuk masuk ke tempat usahanya. Tempat yang hanya berukuran 3,5 x 6 meter, menjadi saksi mereka berdua dalam meniti usaha menjahit tas dari mulai tahun 2010 hingga sekarang.

Sudarto (36) dan istrinya Timbul Kasiati (40) merupakan penyandang disabilitas, dengan kondisi fisik pada kaki yang tidak sempurna. Sudarto, kedua telapak kakinya, maaf, mengalami pembengkokan ke dalam, sehingga ia harus berjalan pelan-pelan dengan menumpu pada bagian kaki dalam.

Sedangkan sang istri, mengalami pengecilan kaki pada kaki sebelah kiri, sehingga ia harus berjalan pelan dan tertatih-tatih. Keduanya mengalami kecacatan sejak lahir. Namun hal itu tidak membuat mereka berkecil hati, walaupun banyak teman-teman mereka dimasa kecil sering mengolok-ngolok mereka.

“Dulu saya menjahit ikut orang, tapi semenjak tahun 2010 saya sudah bisa usaha sendiri, walaupun tempatnya seperti ini” kata Sudarto.

Selanjutnya laki-laki yang hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini menceritakan kisah ketrampilan yang ia dapatkan dari kursus menjahit di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Malang. Pada kesempatan itu ia bertemu dengan Sapto Yuli Isminanti, seorang penyandang disabilitas yang kisahnya pernah di publish oleh Kabari (Baca : Yuli Menembus Batas Dengan Kreatifitas), yang kemudian memberi pekerjaan hingga saat ini kepadanya.

Dari Yuli lah, Sudarto mendapat bantuan mesin jahit modern untuk membuka usaha sendiri. Hingga saat ini, Sudarto beserta istrinya mendapat order untuk mengerjakan cover pakaian dari Yuli. Sebenarnya bidang keahlian pasangan suami istri ini adalah spesialis menjahit tas, namun karena jahitan mereka berkualitas, banyak orang yang meminta dibuatkan pakaian.

Saat ini Sudarto dan istrinya menerima order membuat tas secara rutin dari pelanggannya. Setiap 2 Minggu sekali, sejumlah tas hasil hasil jahitannya dengan istrinya disetorkan ke pelanggannya. Desian tas pun sudah ditentukan oleh pelanggannya. Selain itu, Sudarto dan istrinya sering mendapat order untuk membuat tas beserta desainnya di luar pelanggan tetapnya.

Timbul Kasiati“Kami ingin terus mengembangkan usaha ini  dan kami ingin punya pekerja yang sama-sama penyandang disabilitas. Kasihan mas, banyak kaum kami yang tidak beruntung” tutur Timbul Kasiati.

Ditanya soal pendapatan yang di peroleh dari usaha menjahit, mereka hanya tersenyum dan menjawab, “cukuplah buat makan kami berdua, yang penting kami hidup dari jerih payah kami sendiri” jawab Sudarto. Pasangan ini belum dikaruniai anak semenjak menikah di tahun 2010.

Kini mereka memiliki rumah yang sederhana, namun asri dari hasil jerih payah mereka dan mereka juga berharap, untuk bisa menanungi bagi penyandang disabilitas lainnya yang nasibnya kurang beruntung. (Yan-Jatim)