Gayanya nyentrik, rambut cepak, badan tinggi tegap, tapi siapa mengira jika ia menawarkan jasa salon keliling. Ia memang bukanlah orang penting atau bertitel tinggi, tapi kesehariannya cukup menarik. Sejak putus sekolah kelas 4 SD, kesehariannya diisi dengan bekerja di salon dekat rumahnya di Seragen, Jawa Tengah. Budi Huri Sumanto namanya, pria gemulai ini memang tidak seperti pria pada umumnya, meski dikaruniai tubuh gagah dan tinggi, ia merasa dirinya dilahirkan dengan kepribadian wanita. Kecintaannya pada dunia kecantikan dijadikannya sebuah profesi. Budi yang akrab disapa Suster Pangpang ini merantau ke Ibukota, tidak ada bekal apapun yang ia bawa dari kampungnya saat itu, ia mengaku hanya memiliki keahlian memijat dan perawatan kecantikan.

Pembawaannya yang luwes membuat banyak orang menyukainya sehingga mudah sekali akrab. Mungkin untuk sebagian orang keahlian memijat bukanlah hal penting, tapi bagi Suster bisa memijat merupakan anugerah yang luar biasa, karena dapat dipadukan dengan perawatan kecantikan yang ia pelajari sejak kecil. Pelanggannya bukan hanya kalangan ibu rumah tangga, tapi juga anak sekolah, karyawan, bahkan artis sinetron pun pernah menggunakan jasanya. Tinggal telepon, beri alamat, Suster Pangpang segera datang.

Profesi salon keliling ia jalanai sudah 10 tahun, sebelumnya ia rela naik angkutan umum bahkan rela jalan kaki menuju rumah pelanggan. Semua penuh perjuangan, sampai suatu hari ada sahabatnya yang berbaik hati melungsuri Suster motor bekas model Harley Davidson keluaran Tiongkok. Dari situlah ia mulai ‘ngetop’ dikalangan penguna jasanya. Suster nyentrik ini bahkan sudah punya jadwal sendiri untuk perawatan para pelanggan nya. Jika ada panggilan lain ia akan segera mengatur sesuai arah tujuannya, tapi biasanya pelanggan memesan sehari sebelumnya.
Paket perawatan kecantikan yang ditawarkan jasa salon keliling miliknya hampir sama seperti di salon pada umumnya, mulai dari lulur, totok wajah, masker sampai creambath, juga pijit badan untuk kesehatan. Hanya saja Suster tidak melayani jasa potong rambut, karena ia mengaku kurang menguasai.

Bekerja siang dan malam tidak sekedar mencari uang semata, tapi persaudaraan itulah kalimat yang kerap ia ucapkan. Suster tidak pernah memasang tarif untuk jasanya, berapapun yang diberikan pelanggan ia terima dengan ikhlas dan senyum manis. “Kita ngga bisa memaksakan orang mau kasih berapa, siapa tahu ia (pelanggan) lagi ngga punya uang tapi pengen perawatan. Aku sih ikhlas, yang penting bisa buat beli lulur, masker, sama sabun” paparnya pada Kabari beberapa waktu lalu.

Memberangkatkan Orangtua Naik Haji

Pria kelahiran Seragen, 28 Oktober 1983 ini tidak pernah menyesal dengan keadaannya, meski terlahir sebagai pria ia tidak sedikit pun ingin merubah diri seperti kepribadiannya. “Saya mensyukuri apa pun nikmat Tuhan, bahkan saya senang diberi hati sehalus wanita. Tekad saya hanya satu, ingin melayani wanita sampai akhir hayat saya, itu jadi bentuk sayang saya pada ibu yang juga seorang wanita.”

Sampai saat ini Suster memang merahasiakan profesinya dari keluarga di kampung, karena ia tidak ingin keluarganya berpikir macam-macam tentang profesinya. “Yang penting saya cari uang dari jalan halal” akunya. Setiap ada rejeki lebih, Suster mengirimnya ke kampung, dan upayanya mengais rejeki dengan membuka jasa salon keliling dari pintu ke pintu, ia sudah bisa memberangkatkan kedua orangtuanya pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji.

Suster tidak pernah mengeluh atau merasa lelah meski menggunakan tenaganya untuk memijat. Panggilan terus berdatangan, dalam sehari ia bisa menangani lebih dari 5 orang, yang masing-masing orang bisa menghabiskan waktu 2 jam untuk perawatan. “Kalau hanya masker dan totok wajah paling 45 menit, tapi kalau full body bisa sampai 2-3 jam” ungkapnya.

Lenny salah satu pelanggan setia, awalnya mengaku canggung dan risih saat mencoba jasa Suster. “ Pertama mau perawatan ya canggung, takut, karena bagaimana pun Suster seorang laki-laki, risihlah pastinya. Tapi setelah mencoba, memang enak, jadi bersih, badan lebih segar dan enteng” paparnya. (1001)

Untuk share artike ini, Klik www.KabariNews.com/?51688

Untuk melihat artikel Kisah lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :