Kementerian Perhubungan menyatakan, korban kapal tenggelam di Tanjung Dewa, Kelumpang Tengah, Kotabaru, Kalimantan Selatan, hingga kemarin telah mencapai 28 orang.

“Hingga saat ini (7/6) sudah ditemukan 28 jenazah. KM Martasiah yang tenggelam dimuati 105 orang,”ujar Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Sunaryo di Gedung DPR kemarin. Menurut Sunaryo,keputusan untuk mengangkut 105 orang ke dalam KM Martasiah adalah tindakan yang sangat fatal dan berimbas pada kecelakaan.” Tindakan sembrono karena kapal sekecil itu dimuati banyak orang, maksimal 50 sampai 60 orang,”terangnya.

Atas kejadian ini, Ditjen Perhubungan Laut akan menyurati pihak pemerintah daerah agar segera mengusut ini sesuai dengan prosedur. ”Saya akan mengirimkan surat ke pemda untuk meminta tolong agar kewenangannya dilaksanakan sesuai prosedur,” tambahnya. Sunaryo mengatakan, Dinas Perhubungan harus segera mengambil tindakan dan peduli dengan masalah ini.”Yang saya harapkan,Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) yang peduli masalah ini.

Kita tidak bisa menyalahkan bupati atau gubernurnya,”imbuhnya. Apabila Dinas Perhubungan mengalami kesulitan, pihaknya bersedia untuk membantu. Sunaryo kembali mengimbau, kasus ini harus menjadi pelajaran karena akan terjadi lagi bila tak ada perbaikan. “Tidak ada artinya mencari siapa yang selamat, tapi bagaimana mengobati penyakitnya. Penyakitnya komitmen.

Kalau pemda memiliki komitmen seperti itu, tolong jangan ditawar-tawar. Jadi,peran serta dari masing- masing stakeholder dan pemda punya kewenangan di UU. Jalankan sebaik-baiknya sesuai UU,”tambahnya. Seperti diketahui,KM Martasiah Senin (6/6) sekitar pukul 10.00 Wita bertolak dari Pelabuhan Panjang Kotabaru menuju Pelabuhan Geronggang. Kapal berbobot 6 GT tersebut membawa penumpang sebanyak 105 orang dan barang dalam 40 kendaraan bermotor.

Baru sekitar 1–1,5 jam berlayar, tepatnya di perairan Tanjung Dewa, lambung kapal sebelah kanan dihantam ombak dan angin kencang sehingga kapal oleng dan tenggelam. KM Martasiah merupakan jenis kapal kayu yang mengangkut penumpang dan barang. Kapal tersebut membuka pelayaran Kotabaru-Geronggang, Kelumpang Tengah dengan waktu tempuh sekitar 2–3 jam.

Sementara,Tim Search and Rescue (SAR) Kotabaru hingga kemarin siang mencatat telah menemukan 28 korban tewas. Koordinator Tim SAR Rusliansyah mengatakan, jumlah korban meninggal dunia yang ditemukan sebanyak 28 orang, 13 korban ditemukan Senin dan sisanya kemarin. 73 penumpang selamat dan lima lainnya masih hilang. Rusliansyah mengaku belum dapat memastikan jumlah penumpang KM Martasiah yang pasti, karena tidak ada manives/daftar penumpang.

”Jika penumpang Martasiah berjumlah 105 orang, maka masih ada empat korban belum ditemukan,”jelasnya. “Kami belum memastikan kapan pencarian korban akan dihentikan,” ujarnya. Hingga kemarin pemerintah telah memberangkatkan tim untuk mengevakuasi korban. Tim evakuasi dilengkapi 13 unit kapal cepat dari berbagai instansi seperti Kementerian Perhubungan, TNI Angkatan Laut, Kesatuan Polisi Pengaman Pelabuhan, dan PT Pelindo.

Keluarga Menunggu

Hingga kemarin, pihak keluarga meninggu kepastian korban yang masih hilang. Satya (32) misalnya. Sejak kemarin dia berada di pelabuhan Kotabaru untuk mengkonfirmasi nasib Rudi, iparnya. Menurut Satya, Rudi ke Geronggang untuk urusan dagang. Menurutnya kapal dari Kotabaru ke Geronggang memang sangat terbatas. Sehingga kadang kapal barang dipakai untuk mengangkut penumpang.

Untuk share artikel ini klik
www.KabariNews.com/?36857

Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :