KabariNews – Sehubungan dengan adanya dugaan penyadapan yang dilakukan oleh National Security Agency (NSA) dan Government Communication Headquarter (GCHQ) melalui produk Sim Card yang dikeluarkan oleh Gemalto N.V, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) telah meminta semua penyelenggara jaringan bergerak seluler untuk melakukan investigasi internal terkait hal tersebut.

Seperti dilansir dari siaran pers Kominfo, Selasa, (17/3) sampai dengan minggu kedua bulan Maret 2015, baru 5 (lima) penyelenggara jaringan bergerak seluler yang telah melaporkan hasil investigasinya kepada BRTI yaitu PT. Hutchison 3 Indonesia, PT. XL Axiata, PT. Indosat, PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, dan PT. Telekomunikasi Selular. Dari laporan tersebut, diperoleh informasi bahwa  para operator telah melaporkan hasil investigasi internal mereka dan menyatakan tidak menemukan adanya kebocoran pada SIM Card mereka.

Para operator juga menjamin bahwa penyedia SIM Card yang mereka gunakan telah memenuhi GSM Security Standard. Kemkominfo bersama BRTI mendorong penyelenggara telekomunikasi untuk bekerjasama dengan produsen SIM Card dalam negeri untuk mengantisipasi isu-isu penyadapan di kemudian hari.

Isu sadap menyadap santer terdengar saat Edward Joseph Snowden  yang mantan kontraktor teknik Amerika Serikat dan karyawan Central Intelligence Agency (CIA) yang menjadi kontraktor untuk National Security Agency (NSA) buka suara soal informasi program mata-mata rahasia NSA kepada pers.

Snowden membocorkan informasi rahasia seputar program-progam NSA yang sangat rahasia seperti PRISM kepada The Guardian dan The Washington Post pada Juni 2013.  Snowden mengatakan bahwa pembocoran PRISM dan perintah FISA terkait dengan aksi pengambilan data oleh NSA bertujuan mengungkapkan apa yang ia yakini sebagai tindakan berlebihan oleh pemerintah untuk memantau aktivitas warga Amerika Serikat. Pengambilan data atau dengan kata lain termasuk didalamnya unsur penyadapan  ini tidak hanya untuk warga Negara Amerika Serikat. NSA diduga  menyadap jutaan data komunikasi warga dunia termasuk Indonesia.

NSA  ini bertugas untuk mengumpulkan dan menganalisis komunikasi negara lain, serta melindungi informasi milik Amerika Serikat. NSA mengkoordinasi, mengarahkan, serta menjalankan aktivitas-aktivitas amat istimewa bertujuan untuk mengumpulkan informasi intelijen dari luar negeri, terutama menggunakan kriptoanalisis.

Kegiatan-kegiatan NSA meliputi penyadapan dan pengamanan. Penyadapan NSA meliputi telepon, komunikasi Internet, komunikasi radio, serta komunikasi-komunikasi lainnya yang dapat disadap. Pengamanan NSA meliputi komunikasi militer, diplomatik, serta komunikasi-komunikasi rahasia atau sensitif pemerintah. NSA merupakan organisasi yang mempekerjakan ahli matematika dan memiliki superkomputer terbanyak di dunia. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/75656

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

jason_yau_lie

 

 

 

 

kabari store pic 1