Buah sering jatuh tak jauh dari pohonnya. Pepatah itu untuk
mengungkapkan bahwa anak akan mewarisi yang dimiliki ayah atau keluarga
mereka. Bukan hanya di Indonesia, namun juga di dunia internasional.
Beberapa Presiden di dunia akan mewariskan karir politiknya pada
lingkaran pertama atau ring satu mereka yaitu anak atau keluarga yang
memiliki bakat pemimpin. Keluarga Indira Gandhi, Alizulfikar Bhuto, Lee
Kuan Yeuw dan George Bush adalah salah satu contoh.

Ada beberapa pemimpin juga yang meneruskan bakat kepemimpinan itu ke
saudara kandung. Ada yang mewariskan dengan cara menikahi atau
bersaudara ipar. Sehingga penerus kekuasaan juga tak jauh-jauh dari sang
pemimpin. Perdana Menteri (PM) Thailand, Thaksin Shinawatra umpamanya.
Umumnya mereka memberikan keleluasaan garis politik pada sang keluarga.

Maka wajar pula jika putra putri keluarga Presiden Indonesia mencoba
meneruskan apa yang menjadi cita-cita luhur bapaknya. Ini yang disebut
sebagai trah (garis keturunan). Diantara keluarga Bung Karno,
Megawatilah yang tampil mewakili kharisma sang proklamator. Mega juga
telah menyiapkan putrinya, Puan Maharani menjadi putri mahkota untuk
Partai Demokrasi Indonesia (PDI Perjuangan) dengan menjadikannya sebagai salah satu pimpinan partai oposisi terbesar di Indonesia itu.

Tak ketinggalan dari keluarga mantan wakil Presiden, Bung Hatta.
Meutia Hatta meneguhkan dirinya untuk terjun ke dunia politik lewat
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Mantan Presiden almarhum Abdurrahman Wahid menitipkan anaknya Yenny Wahid sebagai pengurus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski akhirnya Muhaimin Iskandar (sang keponakan GusDur) yang lebih bisa bermain di kancah politik, karena PKB mengalami perpecahan semu dan Yenny Wahid sementara tersingkir.

Trah Suharto sebenarnya juga menyiapkan penerus. Ketika Siti
Hardiyanti Rukmana (mbak Tutut) diangkat menjadi Menteri Sosial sekitar
17 tahun lalu, banyak kalangan melihat bahwa Pak Harto menyiapkan Mbak
Tutut untuk meniti karir politik. Memang Mbak Tutut akhirnya aktif di
Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) namun partai ini tenggelam saat pemilu 2004 digelar.

Trah SBY dan Sarwo Edie Wibowo

Bagaimana dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sendiri ? Sus, begitu SBY
dipanggil orangtuanya adalah seorang tentara dari keluarga bersahaja
yang melesat. Kesantunan adalah hal menonjol dari Presiden Indonesia
ini. Anak pasangan Raden Soekotjo (juga seorang tentara) dan Siti
Habibah lahir di Pacitan, sebuah kota kecil di Jawa Timur. Hampir
seluruh sekolah dan karir tentaranya diselesaikan dengan prestasi
terbaik.

Titik puncaknya ketika tahun 2002 SBY mendirikan Partai Demokrat. Merasa tidak dipercaya oleh Presiden Megawati ketika SBY
menjabat menteri, bersama Yusuf Kalla dari Golongan Karya (Golkar) dia
melaju pada Pemilihan Umum tahun 2004 dan menang sebagai presiden dan
wakil presiden 2004-2009.

SBY menikahi Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono), putri ketiga Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Sarwo Edhie Wibowo. Sarwo Edhie adalah seorang penting dalam sejarah
militer di Indonesia. Dia berjasa mengatasi kekacauan politik Indonesia
tahun 1965. Sampai kini Sarwo Edhie menjadi lambang bagi kesatuan elit
Indonesia – Kopassus (Komando Pasukan Khusus). Kristiani memiliki
beberapa saudara kandung yang kini meleburkan diri ke dalam Partai
Demokrat, dunia bisnis dan jabatan strategis lain yang memungkinkan
mereka mendapat keleluasaan dari sang Presiden.

Hadi Utomo, kakak ipar Ani Yudhoyono, adalah mantan Ketua Umum Dewan Pembina Pusat (DPP) Partai Demokrat ketika partai ini mula-mula berdiri pada tahun 2002. Ipar SBY yang lain, Gatot M Suwondo pernah menjabat sebagai wakil direktur Bank Negara Indonesia (BNI).
Juga Erwin Sudjono, ipar Kristiani, adalah pensiunan militer yang
berpengaruh. Yang kini jadi sorotan poublik adalah adik kandung bu Ani
yakni Pramono Edhie Wibowo. Saat ini Pramono menjabat sebagai KSAD dan setahun lagi diramalkan sebagai calon terkuat Panglima TNI. Hal ini beralasan karena Panglima TNI saat ini, Agus Suhartono dalam kondisi normal menjabat Panglima TNI dari tanggal 28 september 2010 hingga 25 Agustus 2013. Sehingga, bisa jadi Pramonolah berpeluang menjadi Panglima.

Selain Pramono, adik Ani yang lain yaitu Hartanto Edhi Wibowo adalah pengurus PowerTell. Sebuah perusahaan penyedia jasa prasarana backbone internet. Perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan keluarga Menteri Koordinasi bidang Perekonomian, Hatta Rajasa.

Dari Ani, SBY memiliki dua putra yakni,
Agus Harimurti Yudhoyono – seorang militer Angkatan Darat yang sekarang
berpangkat Kapten Infanteri- dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) seorang
lulusan Ekonomi di Curtin University of Tehnology Australia sekaligus juga lulus pada studi Financial Commerce dan Electrical Commerce.
Agus Harimurti menikahi anak mantan gubernur Bank Indonesia, Aulia
Pohan yaitu Anissa Pohan. Anak mereka, Almira Tunggadewi Yudhoyono
adalah cucu pertama keluarga Yudhoyono.

Anak bungsu SBY adalah Edhie Baskoro Yudhoyono atau dikenal dengan Ibas. Kini dia menduduki jabatan Sekretaris Jenderal DPP
Partai Demokrat bersama Anas Urbaningrum. Beberapa bulan lalu, Ibas
bertunangan dengan anak kedua Hatta Rajasa, yaitu Alya Rajasa. Alya
berkenalan dengan Ibas ketika masih kuliah dan mereka berhubungan putus
–sambung sebelum mereka memutuskan bertunangan. Beberapa kalangan
menyebutkan, bahwa pertunangan itu bersifat politis karena hubungan SBY dan Hatta Rajasa memang sangat dekat.

Hatta Rajasa memang terlihat dipercaya oleh SBY. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN)
ini berperilaku santun dan sangat pandai membawa diri pada teman maupun
lawan politiknya. Tak heran Hatta menjadi jembatan antara mantan
presiden Megawati dengan SBY. Hatta Rajasa
yang mula-mula menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi ini kemudian
dipercaya menjadi Sekretaris Kabinet dan sekarang Menko Perekonomian,
sangat berperan penting. Seperti diketahui oleh publik Indonesia,
Megawati memang terkesan mengabaikan SBY.

Wacana politik Indonesia menyebutkan, bahwa Ani Yudhoyonolah yang disiapkan SBY untuk Pemilu 2014. Ini terlihat dari aktifnya Ani berperan pada kegiatan negara dan dikenal sebagai ‘mata dan telinga’ SBY. Bulan Juni lalu, SBY membantahnya. “Tak akan ada seorangpun dari keluarga saya akan maju dalam pemilihan Presiden 2014,” kata SBY ketika itu. Presiden yang dikenal sebagai presiden yang anti Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) ini tegas menyampaikan kepastian tentang peluang keluarganya menjadi Presiden pada tahun 2014.

Ketegasan dan anti KKN SBY
tercermin ketika dia mempersilakan sistem hukum Indonesia menjerat sang
besan, Aulia Pohan karena kasus korupsi dana Yayasan Pengembangan
Perbankan Indonesia (YPPI) sebesar 100 milyar
rupiah. Aulia Pohanpun dipenjara selama sekitar 3 tahun . Saat itu
tekanan publik terhadap Bank Indonesia (BI) memang sangat besar akibat
skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)

Lantas, siapa penerus SBY dari kalangan dekatnya? Pernyataan SBY
pada Juni lalu, memang memaksa publik tidak berharap Ani atau Ibas atau
Kapten Infanteri Harimurti, maju pada Pemilu 2014. Wacana publik jatuh
pada figur dua orang di lingkaran pertama SBY,
yaitu Hatta Rajasa dan Pramono Edhie Wibowo. Sang calon besan dan adik
ipar. Buah memang tak akan jatuh jauh dari pohonnya. Mungkinkah mereka
menjadi Presiden Indonesia selanjutnya? (Indah)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37001

Untuk melihat artikel Utama lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_______________________________________________________________

Supported by :