Dari Maître d’ Kapal Pesiar menjadi Usahawan

Apa pula Maître d’ ini? Maître d’ adalah istilah perhotelan untuk kepala pramusaji di restoran, hotel atau kapal pesiar. Tanpa pengalaman dan pendidikan cukup, tidak mudah meraih posisi ini di hotel terapung.Dulu, posisi penting ini tidak dipegang oleh orang Indonesia di Holland America Line, kebanyakan orang Belanda. Setelah diambil alih Carnival,pekerjaan ini mulai diberikan kepada orang Indonesia. Salah satunya adalah I Putu Mahendra, lulusan Sekolah Perhotelan Nusa Dua Bali.

“Saya mulai dari bawah. Pertama sebagai busboy di SS Rotterdam tahun 1987,“ ujar lelaki asal Bedugul, Tabanan, ini mengenang.

Sebagai Maître d’ Putu praktis harus selalu stand by memantau segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan untuk para tamu, mulai dari breakfast, lunch dan dinner. Posisinya sebagai Maitre d’ menuntut kerja keras setiap hari. Boleh dibilang non-stop !

“Maître d’ senior rata-rata dapat lebih dari $5000, kadang lebih.” ujarnya.

Menurut pengakuan Putu, saat jamannya dia jadi Maître d’, ayah dua anak ini mengantongi $ 145 per hari dengan tip rata-rata $200 per minggu. Bisa jadi sudah berubah sekarang, karena sistem tipping yang berbeda.

Putu mengantongi pengalaman cukup banyak, ia pernah bekerja kapal pesiar ss Rotterdam, ms Amsterdam, ms Noordam, ms Niew Amsterdam, ms Statendam,kemudian sempat lama di ms Amsterdam yang baru. Dia juga pernah di ms Rotterdam yang baru dan beberapa kali World Cruise. Terakhir dia bekerja di ms Amsterdam World Cruise 2002.

Posisi Maitre d’ memberinya sedikit keleluasaan bersosialisasi di Dining Roomdengan para tamu. Dia bisa berjumpa sedikitnya dengan 1200-an tamu dari berbagai lapisan. Mulai dari sesama orang Indonesia sampai selebriti dunia.

“Saya sempat berjumpa Jendral Petraeus waktu meeting di kapal, trus ketemu Lou Dobbs yang dari CNN,Ratu Kerajaan Brunei, juga Jennifer Grey, bintang Dirty Dancing, “ujarnya mengenang pengalaman asyiknya melayani orang penting.

Setelah menabung cukup dollar, Putu memutuskan untuk turun kapal tahun 2002.“Terus terang saya kepingin mulai usaha sendiri.” ungkapnya.

Berhenti gawe di kapal pesiar, Putu berpatungan dengan seorang Japanese-American membuka “Bali Blossoms”, sebuah flower shop di Bali. Saat ini toko bunganya adalah salah satu butik bunga khusus yang mensuplai berbagai bouquet, serta menerima dekorasi bunga untuk pengantin Jepang yang melangsungkan pernikahan di Bali.

Kenangan bekerja dikapal pesiar mendorongnya membentuk komunitas online pertama buat para awak kapal pesiar Indonesia. Keanggotaan komunitas ini sekitar 160 orang saja. Usahanya dalam menyatukan awak kapal pesiar tidak semulus yang diharapkan. “Banyak kru yang aktif sebatas di kapal saja. Begitu di darat sudah sibuk dengan pekerjaan, keluarga, apalagi banyak juga yang sukses usaha sendiri, “ ungkapnya.

“Tapi banyak juga yang harus kembali kapal pesiar karena butuh tambahan modal buat usaha. “ tambahnya lagi.

Ketika ditanya apakah ingin kembali bekerja di kapal pesiar, lelaki yang punya rumah di Arizona dan Bali ini langsung menjawab tidak. “Saya mau jadi penumpang kapal pesiar saja ah.” tukasnya.

Sosok I Putu Mahendra sekarang adalah usahawan yang aktif mencari celah. Bersama lima veteran pekerja Holland America Line, Putu juga mendirikan iMove tours, perusahaan jasa travel yang banyak mengurusi incentive tours di tanah air.

Move move move, Beli ! (peter)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik Disini www.KabariNews.com/?31389

Mohon Beri Nilai dan Komentar dibawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket

Lebih dari 100 Perusahaan Asuransi di California.

Asuransi Mobil, Kesehataan, Gigi, Bisnis, Jiwa.

Bisa dapat Premium Online Sekarang…..

Klik www.GreatPremium.com Sekarang

Atau telpon 1-800 281 4134