MAJU mundurnya sebuah bangsa sangat bergantung pada kualitas sumber
manusianya. Semakin bermutu manusianya, semakin maju bangsa itu.
Celakanya, mutu manusia di Republik ini masih tergolong buruk.

Terbukti, indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia merosot jauh ke
posisi 124 dari 187 negara. Padahal, laporan PBB tentang indeks
pembangunan manusia pada 2010 masih menempatkan Indonesia di peringkat
108 dari 169 negara.

IPM merupakan ukuran keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa
dengan melihat tiga indikator utama, yakni pembangunan ekonomi,
kesehatan, dan pendidikan. Artinya, pembangunan yang dilakukan membuka
peluang bagi penduduk untuk hidup lebih sehat, lebih berpendidikan, dan
dapat hidup lebih layak.

Dengan peringkat seperti itu, di lingkup negara-negara ASEAN, Indonesia
hanya menempati posisi keenam, di bawah Singapura (26), Brunei (33),
Malaysia (61), Thailand (103), dan Filipina (112). Indonesia hanya lebih
baik ketimbang negara-negara terbelakang di Asia Tenggara seperti Laos,
Kamboja, dan Myanmar.

Celakanya, anjloknya peringkat IPM Indonesia itu bersumber dari sektor
pendidikan. Padahal, untuk pendidikan, sejak tahun anggaran 2010 sudah
digelontorkan dana 20% dari APBN sesuai dengan tuntutan konstitusi.
Namun, fakta berbicara tingkat putus sekolah dan buta aksara masih tetap
tinggi.

Di bidang kesehatan, kondisinya juga sama. Tingkat kematian ibu
melahirkan dan buruknya pemenuhan gizi anak juga masih tergolong tinggi.
Harus diakui, untuk menyediakan pangan saja bagi kebanyakan penduduk,
kita masih terseok-seok.

Yang lebih celaka, pembangunan selama ini hanya mendorong munculnya
komersialisasi sektor pendidikan dan kesehatan yang begitu hebat.

Akibatnya jelas, banyak anak bangsa ini, terutama kalangan bawah, yang
kesulitan mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan yang memadai.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?37504

Untuk melihat artikel Special lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :