Valentine, superhero in Indonesia a la Marcelino Lefrandt

Valentine, superhero in Indonesia a la Marcelino Lefrandt

KabariNews – Skylar Comics hadir, membangunkan dunia komik Indonesia dari tidur nyenyaknya selama ini. Sarjono Sutrisno, Marcelino Lefrandt dan Aswin Siregar, tiga figur sentral di balik itu sebagai Presiden, VP Editor dan VP Art Director & Design. Bangkitlah komik Indonesia!

Setelah lama tak terdengar kiprahnya, dunia komik Tanah Air mulai menggeliat. Pertumbuhan industri komik Indonesia tersebut nampak dari banyaknya komik lokal yang terbit dan beberapa ajang konvensi fans komik dan cosplay. Di samping itu, superhero karya imajinasi anak bangsa pun mulai bermunculan. Beberapa di antaranya adalah Volt dan Valentine, buah pemikiran aktor dan model Marcelino Lefrandt. Melalui perusahaannya Skylar Comics, buku komik superhero Volt dirilis dan kini telah mencapai edisi ke-9.

Bertepatan dengan ulang tahun Museum Rekor Indonesia (MURI) ke-25 beberapa bulan lalu, Jaya Suprana menganugerahkan penghargaan MURI kepada Marcelino selaku pencipta komik Volt yang bersifat edukatif dan imajinatif. Selain komik Volt, Skylar Comics juga menerbitkan komik wanita superhero Indonesia pertama berjudul Valentine, serta beberapa buku edukatif untuk anak-anak.

Tidak berhenti di sana, melalui Skylar Pictures, Marcelino juga sedang memproduksi film layar lebar berjudul Valentine yang merupakan adaptasi dari buku komik berjudul sama. Film ini mengisahkan superheroine Indonesia yang akan dibintangi oleh aktris muda berbakat Estelle Linden dan beberapa aktor Indonesia lainnya. Tidak tanggung-tanggung, film tersebut juga melibatkan Matthew Settle, seorang aktor Hollywood yang dikenal melalui kiprah aktingnya di serial TV, Gossip Girl.

Dalam kunjungan ke Jakarta kali ini, Stanley Chandra dari Kabari News berkesempatan berbincang dengan Marcelino tentang perkembangan industri komik Indonesia, komik superhero Volt dan film superheroine Valentine ciptaannya. Berikut cuplikan perbincangannya:

Bagaimana Anda menilai situasi dan kondisi industri komik Indonesia sekarang?

Beberapa adegan pada suting film Valentine

Beberapa adegan pada suting film Valentine

Situasi kondisi industri komik di Tanah Air ini sudah mulai bergairah, tetapi belum memecahkan sebuah rekor dari segi penjualan. Tetapi sudah mulai bergairah, bangkit dan itu dimulai waktu kami pertama kali press con memperkenalkan Skylar Comics dan Volt. Sampai hari ini, ada banyak sekali teman di media sosial yang menciptakan banyak sekali karakter superhero yang coba mereka distribusikan dan juga membuat komiknya sendiri, baik online maupun mereka coba jual ke toko buku. Sejauh ini baru Skylar Comics yang langsung menjual produknya ke toko-toko buku, seperti Gramedia dan Gunung Agung.

Bagaimana peran ajang comic con dalam dunia komik Indonesia?

Comic con di Indonesia sangatlah diharapkan. Sampai saat ini yang benar-benar support untuk komik itu baru Pop Con dan juga Toy Fair Jakarta yang secara regular dilaksanakan setiap awal tahun. Dengan berjalannya waktu, ke depan dan dengan potensi-potensi di Indonesia yang sudah mulai bergairah, saya berharap ada lagi comic con lain yang bisa lebih support lagi komik-komik Indonesia.

Apakah ada rencana membawa komik Anda ke comic con di Amerika Serikat?

Amin. Itu harapan saya, Aswin, dan Sarjono. Kami mengharapkan Volt, superhero Indonesia, bisa hadir di comic con di Amerika maupun Eropa. Maksudnya, di sini untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita juga punya komik Indonesia yang terbit secara regular.
Perusahaan Anda (Skylar Comics) kini memproduksi layar lebar Valentine.

Mengapa bukan Volt yang dikembangkan menjadi film?

Pada saat kami me-release komik Volt ke-6, kami sudah mulai memproyeksikan rencana film Volt. Waktu itu kami sering sekali meeting internal. Banyak strategi yang perlu dipikirkan, karena Sarjono Sutrisno berpengalaman dalam memproduseri film-film Indonesia. Dia tahu benar bagaimana strategi yang harus diterapkan kalau membuat film.

Untuk film superhero dari Skylar Comics, kami memerlukan sesuatu yang akan berkesinambungan dan berkelanjutan. Karena banyaknya karakter yang diciptakan di sini, karakter-karakter tersebut akan saling back-to-back untuk saling mendukung. Adapun untuk menuju ke Volt, pada saat me-release komik Volt ke-6, kami rilis superhero Indonesia bernama Valentine. Boleh dibilang, karakter inilah yang akan menjadi langkah pertama Skylar Comics membuat karakter komiknya menjadi life action movie. Jadi, bukannya Volt dipingirkan, tetapi kami sudah membuat suatu kalender. Film Valentine ini merupakan prequel dari film Volt.

Siapa saja aktor and aktris yang terlibat dalam film Valentine ini?

Aktor Hollywood Matthew Settle

Aktor Hollywood Matthew Settle

Untuk film Valentine ini, ada aktris pendatang baru bernama Estelle Linden. Dia adalah perempuan muda berbakat keturunan Indonesia-Belanda. Menurut Sarjono Sutrisno, waktu casting, dia merupakan figur yang cocok sekali dengan personifikasi Srimaya, alter ego dari Valentine. Ada juga Indra Birowo, Arie Dagienkz.

Akan ada juga aktor Hollywood yang terlibat dalam film ini bernama Matthew Settle. Dia sudah terlibat di beberapa film Hollywood yang cukup booming di Indonesia. Salah satunya di serial TV Gossip Girl dan film Ouija. Matthew kami percayakan untuk memerankan salah satu karakter di dalam komik ini yang berperan penting dalam mengubah Srimaya, dari seorang pelayan biasa menjadi karakter superhero wanita.

Sudah sampai tahap mana proses syuting film Valentine tersebut?

Valentine ini kurang lebih sebentar lagi selesai, sekitar dua minggu lagi selesai. Sebagian besar adegan-adegan aksinya juga sudah selesai digarap. Nantinya adegan-adegan pentingnya digarap secara benar-benar realistis. Misalnya, menerapkan Computer Generated Imagery (CGI) seperti adegan mobil meledak, kejar-kejaran. CGI tidak terlalu banyak di film Valentine, nanti akan banyak sekali di film Volt.

Anda sendiri dikenal sebagai seorang penggemar berat Superman. Mengapa Superman?

Mungkin kalau mau tanya, mesti tanya ke Marcelino kecil waktu saya umur 6 tahun. Banyak sekali superhero Amerika yang dikenal pada saat itu. Jadi, ada Superman, Batman, Spiderman, Captain America.

Tetapi yang menarik perhatian saya waktu itu adalah Superman. Kenapa? Karena dia tidak memakai topeng. Jadi, mungkin saya tidak melihat sesuatu yang disembunyikan, sesuatu yang tulus, bukan kebohongan.

Satu lagi warna-warna yang ada pada kostum Superman merupakan warna-warna (merah, biru, kuning) yang enak dilihat, terutama untuk anak kecil. Apalagi melihat jubahnya yang berkibar-kibar. Kemudian membaca komiknya dan melihat ability super power. Bisa terbang, bisa bergerak cepat, bisa menangkap peluru, atau peluru tidak bisa menembus kulitnya, dan kulitnya sekeras baja. Dengan semua packaging itu, anak kecil mana yang tidak jatuh cinta pada Superman?

Bagaimana Anda membandingkan seorang Superman dengan Volt ciptaan Anda?

Saya sendiri tidak terlalu banyak membanding-bandingkan, karena Volt merupakan superhero Indonesia yang berdasar pada supernatural power (magic). Aswin suka Batman, saya suka Superman. Kami berusaha sejauh mungkin tidak ada karakter idola superhero kami yang ada di superhero ciptaan kami ini. Tetapi kalau seandainya diadu Superman dengan Volt, belum tentu… Itu saja jawabannya. (1014)

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/78307

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Rumah

 

 

 

 

Kabaristore150x100-2