Tersangka Muhamad Nazaruddin hari ini akan diperiksa KPK (18/8), namun
ada yang janggal sehari sebelum pemeriksaan tepatnya pada hari ulangtahun RI,
Nazaruddin menitipkan pesan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang
sekaligus pembina Partai Demokrat, melalui pengacaranya OC Kaligis, saat
bertemu di Markas Besar Korps Brigade Mobil Polri, Depok, pada pukul 11.23 WIB
(17/8).

Isi pesan itu merupakan janji Nazaruddin, ia menginginkan kasus pemeriksaan dan
peradilan terhadap dirinya dipercepat dengan ‘imbalan’ dia tidak akan berbicara
tentang partai politik mau pun tokoh dari partai politik manapun yang ikut
serta dalam kasus korupsi yang tengah menimpanya.

“Dia titip pesan kepada
Presiden SBY. Ini kata-katanya Nazaruddin, saya sampaikan kepada Anda semua.
Pesannya adalah dia ingin penyelidikan berhenti sampai dia saja, jangan
bawa-bawa istri-anak dan keluarganya,” kata pengacara kondang itu.

“Nazaruddin juga berjanji tidak akan bicara lagi
soal partai politik manapun atau tokoh politik apapun lagi,” imbuh
Kaligis.

Ditegaskan
Kaligis, pesan atau janji kepada SBY tersebut adalah murni dari ucapan
Nazaruddin. Kaligis pun menjelaskan kliennya dalam keadaan sehat dan baik-baik
saja.

Istri Nazaruddin
yang telah menjadi tersangka KPK terkait dugaan korupsi pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) di Kemenakertrans pada 2008, sampai saat ini masih belum diketahui keberadaannya. Neneng Sri Wahyuni diketahui sudah lebih dulu
meninggalkan Jakarta sebelum Nazaruddin. Meski sempat terendus, terakhir berada
bersama suaminya di Colombia, namun lebih dulu Neneng meninggalkan Colombia
berasama dua rekannya.

Nazaruddin
seakan ingin keluarganya terjamin keselamatannya. Hal ini diperkuat dengan isi
pesan yang ia titipkan melalui OC Kaligis.”Nazaruddin
berkata demikian, biarlah saya sendiri yang masuk penjara, jangan perpanjang
lagi masalahnya…” papar Kaligis menirukan isi pesan Nazaruddin.

Nazaruddin sekarang dengan Nazaruddin yang dimasa buron terlihat berbeda. Di saat pelariannya, Nazaruddin terlihat bringas menyebutkan siapa-siapa elit politik yang terlibat dan bertindak kurang adil, bahkan ia mengaku menyimpan bukti-bukti terkait ‘aksi kotor’ beberapa nama pejabat penting. Salah satu yang diincarnya adalah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Kini setelah tertangkap (7/8) dan mendekam di sel ia pun berubah hingga 180 derajat, dan memilih bungkam.  

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37182

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :