Pagi itu, gurauan terdengar riuh di sudut Perumnas Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Beberapa ibu terlihat akrab memilah dan memilih sampah kering kiriman warga. Selanjutnya, sampah itu ditimbang dan dicatat beratnya.

Begitulah suasana di markas Bank Sampah Koperasi Delima Mandiri. Setiap Jumat sudut perumahan tersebut ramai. Sebab, pada hari itu, layanan Bank Sampah dibuka. Semua masyarakat dari Kelurahan itu yang sudah terdaftar sebagai nasabah, bisa mengirimkan sampah untuk ditabung. Selain warga setempat, nasabah datang dari Pondok Gede, Kabupaten Bekasi.

Sejak disahkan akhir Januari lalu, kini nasabah Bank Sampah Koperasi Delima Mandiri tercatat 43 orang. Di antara nasabah yang kemarin menabung sampah adalah Purwati. Dia berasal dari Kelurahan Jati Cempaka, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi. Ibu tiga anak itu membawa dua bendel kardus dan sekarung botol plastik air mineral. Purwati terlihat teliti ketika mengamati timbangan sampahnya. Dia tidak ingin hitungan timbangan dari pegawai Bank Sampah meleset.

’’Setelah tepat, angkanya baru dicatat di buku tabungan,’’ papar Purwati. Perempuan 38 tahun itu menuturkan, dirinya membawa sampah dari rumah ke Bank Sampah naik mikrolet. Untuk sampai di lokasi penyerahan, Purwati harus naik turun mikrolet dua kali. Dia tidak malu dilihat penumpang lain karena membawa sampah. ’’Mereka tidak tahu kalau ini (sampah, Red) bisa menjadi uang,’’ katanya.

Awalnya, Purwati mengumpulkan sampah kardus dan plastik di rumah sendiri. Tetapi, setelah informasi Bank Sampah menyebar, banyak tetangga yang ikut bergabung. Mereka menitipkan sampah kepada Purwati.Ada pula tetangga yang meminta uang secara langsung. Untuk itu, Purwati harus mengeluarkan uang dari saku pribadi terlebih dahulu. Sebab, uang dari Bank Sampah baru bisa dicairkan setelah tutup buku. Tepatnya setiap menjelang Lebaran. Saat ini, sebanyak 20 tetangga Purwati aktif menyetor sampah. Dampaknya, sampah yang berserakan di lingkungannya, terus berkurang.

Dengan cara seperti ini, saban Jumat Purwati cukup banyak membawa sampah untuk disetor ke bank. Cerita lain keluar dari nasabah bernama Sri Sukarya. Perempuan asal RW 8, Kelurahan Malaka Sari, itu mengatakan bisa mengumpulkan sampah hingga satu mobil Kijang butut. Sri adalah pengurus RW 8. Setiap ada hajatan, pertemuan PKK, pengurus RT, dan RW dia mengais bekas gelas air mineral.

Selain itu, plastik kue dan kardus makanan dia kumpulkan. Setiap selesai memantau penimbangan sampah dengan menggunakan timbangan panggul, mereka wajib menyetorkan buku tabungan ke Sekretaris Koperasi Anwari. Pria 68 tahun itu selalu sabar menunggu para nasabah masuk ke kantornya yang dipenuhi sampah untuk meminta tanda tangan. Layanan baru ditutup menjelang shalat Jumat.

Harga sampah dari nasabah bervariasi tergantung klasifikasinya. Kertas karton umpamanya akan dihargai Rp 2.000 per kg. Kertas arsip Rp 1.500 per kg. Sedang sampah plastik, botol, dan kaleng harganya disesuaikan ukuran. Bank sampah memotong 15 persen dari nilai sampah yang disetor nasabah. Sedangkan sampah kelompok dipotong 30 persen. Dana tersebut digunakan untuk biaya operasional bank sampah.

Awal mula mengajak masyarakat untuk mengumpulkan dan memilah sampah untuk ditabung, mereka mendapat respon yang tidak terlalu bagus. Tidak semua orang memiliki kesadaran yang baik terhadap lingkungan. Karena dengan ikut bank sampah, masyarakat memulainya dengan memilah sampah dari rumah. Sampah organik dan an organik. Banyak warga yang bingung terhadap konsep tersebut. Namun seiring berjalannya waktu masyarakat akhirnya bisa menerimanya. Mereka mulai peduli dengan lingkungan dengan cara itu.

Ketua Koperasi Delima Mandiri Sukardi mengatakan, sampah koperasi Delima Mandiri secara periodik dijual. Bahkan pada tahun 2009, Bank Sampah milik koperasi itu pernah menjual sampah hasil tabungan warga, dengan berat sekitar lima ton.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36492

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :