Untuk Share Artikel ini, Silahkan Klik Disini www.KabariNews.com/?2535

Sifat terbuka dalam keluarga akan menciptakan rasa nyaman. Dengan demikian, anggota keluarga akan memiliki sense of belonging terhadap keutuhan keluarga. Namun, keterbukaan itu harus dipilih-pilih, karena tidak semua hal harus diketahui oleh anak.

Berkata jujur
Orangtua yang memiliki anak dibawah umur, tentu saja harus memiliki batasan mana yang boleh diketahui anak, mana yang tidak. Seperti bagaimana sulitnya mencari uang, jangan kemukakan kepada anak. Pada usia tertentulah anak perlu tahu, itupun bertujuan agar anak termotivasi – bukan untuk membebani mereka. Yang jelas, biasakanlah berkata jujur pada anak. Saat mereka berbohong, katakan secara halus, jangan takut berterus terang.

Rasa Sayang Yang Sama
Biasanya dalam satu keluarga ada yang namanya “anak kesayangan”, sebetulnya ini tidak baik karena orangtua tidak akan adil. Ketidak adilan memancing ketidak jujuran. Ucapan seperti, “jangan bilang kepada kakakmu atau adikmu”. Inilah adalah cara yang baik “mengajarkan ketidak jujuran terhadap anak.”

Menganggap Teman
Ada baiknya menganggap anak sebagai teman. Jangan terlalu kaku terhadap norma hubungan orangtua adalah orangtua, anak adalah anak. Terapkan suasana persahabatan terhadap anak. Orangtua bisa bercerita banyak hal kepada anak-anak. Mulai dengan cerita ringan untuk memancing suasana keakraban. Dengarkan pula keluh kesah mereka. Tanpa mengabaikan norma kesopanan, buatlah hubungan orangtua dengan anak-anak seperti hubungan dua sahabat.

Terbuka Terhadap Diri Sendiri
Sebelum melangkah kepada hal-hal diatas, inilah proses yang paling sulit, yakni terbuka terhadap diri sendiri. Orangtua harus menyadari, bahwa hidup tidaklah sendirian. Janganlah menjadi penyendiri. Bila terdapat perbedaan pendapat terhadap tindakan atau keputusan anak, menolaklah secara terbuka. Sikap terbuka bukanlah untuk menggiring satu pihak kepada satu kehendak, melainkan mengajarkan mereka nilai dan prinsip keterbukaan dalam keluarga.

Ketika anak tidak terbuka kepada orangtua mengenai masalah-masalah yang sedang mereka hadapi, bisa jadi karena orangtua menutup diri dari dialog. Sebelum menjadi pelik, jadikanlah anak sebagai teman. (yayat)