1

(foto by : sukumentawai.org)

KabariNews – Indonesia adalah negeri yang memiliki keberagaman budaya. Diakui oleh dunia bahwa Indonesia memiliki  jumlah suku yang berhasil terdata adalah sebanyak 1.128 suku bangsa. Namun jumlah tersebut masih saja kurang dari jumlah yang sebenarnya, hal ini dikarenakan besar wilayah Indonesia yang begitu luas dan terdapat beberapa wilayah pedalaman yang masih sulit dijangkau.

Dari banyaknya suku di Indonesia ternyata perlu diketahui bahwasanya negeri kita ini budaya TATO atau rajah tubuh sudah ada sejak zaman nenek moyang. Peradaban ini sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Yang setelah era tersebut mulai bermunculan ungkapan terhadap pengguna tato dianggap sebagai pelaku kriminal, bahkan dianggap ‘kotor’ oleh beberapa golongan. Namun tanpa disadari sejarah mencatat tato sudah ada sejak dulu, bahkan salah satu suku di Indonesia yakni suku Dayak, Kalimantan meyakini tato adalah warisan budaya yang masih dilestarikan hingga kini.

Tato Mentawai contohnya, merupakan sebuah tradisi seni rajah tubuh bagi suku terasing di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.  Sebutan “titi” adalah istilah lain yang digunakan masyarakat Mentawai untuk sebutan tato. Yang membuatnya unik dan luar biasa adalah lukisan tubuh itu memenuhi seluruh tubuh, mulai dari kepala sampai kaki. Karena bagi penduduk asli Mentawai, tato mereka memiliki filosofi hidup yang telah ditanamkan sejak nenek moyang mereka yaitu tato merupakan busana abadi yang dapat dibawa mati. Atau, tato tradisi penduduk Mentawai  menjadikannya sebuah karya seni selama manusia yang memakainya hidup. Bahkan, konon ada pula yang menyebut orang Mentawai menato tubuh mereka agar kelak setelah meninggal dapat dikenali oleh leluhur mereka.

Tato atau seni rajah tubuh telah tumbuh dan menjadi budaya turun temurun oleh dua suku bangsa di Indonesia, yaitu Suku Mentawai dan Dayak. Namun, dalam beberapa catatan penting disebutkan, suku Mentawai sudah menato tubuh meraka sejak kedatangannya pertama kali ke pantai barat Sumatera. Suku Mentawai ini juga masih satu rumpun bagi bangsa Proto Melayan yang datang dari daratan Asia  pada zaman Logam (2000 SM-500 SM). Maka dapat kita simpulkan bahwa tato Mentawai adalah tato yang tertua di dunia,tidak dengan tato Mesir yang baru dikenal pada 1300 SM.

Salah satu fungsi dari tato di Mentawai adalah menunjukkan identitas diri dan perbedaan status sosial seseorang. Seorang dukun sikerei akan berbeda rajahnya dengan tato ahli berburu. Ahli berburu dikenal melalui gambar binatang tangkapannya, seperti babi, rusa, kera, burung, atau buaya. Selain berfungsi sebagai identitas diri, tato merupakan simbol keseimbangan alam. Menarik sekali, karena pada zaman itu masyarakat asli suku pedalaman ini telah mengenal bahkan mengerti arti sesungguhnya tentang keseimbangan alam untuk kelangsungan hidup mereka sampai anak cucunya kelak. (foto : sukumentawai.org)