JukeboxKabariNews – Menyebut nama grup band Java Jukebox, mungkin tidak seterkenal  Noah, Gigi atau pun Dewa 19 di tanah air.  Namun, kiprah band yang berdiri pada November 2014 di Boston, Amerika Serikat ini tidak bisa dianggap remeh.

Dalam wawancara KabariNews dengan pentolan Java Jukebox, Putra Walukouw, ia bercerita banyak tentang  awal mula terbentuknya grup ini. “Saya pindah ke New York tahun 2010 dimana  bertemu Sebastian Molnar yang kini menjadi Saxophonist di band ini. Setelah tamat SMA, kami pindah dan menetap di Boston tahun 2014  dimana formasi lengkap Java Jukebox terbentuk,” kata Putra.  “Di Amerika, budaya Indonesia belum mendapatkan banyak eksposure. Maka dari itu saya sangat tertarik akan konsep keunikannya budaya Indonesia,” sambungnya.

Lalu siapa saja personilnya?  “Personil Java Jukebox terdiri dari Putra Walukouw  sebagai Drummer/ Lead Vocalist, Van Daalhuyzen sebagai Bass, Alex Mijailovic di Guitar, Ghanaru Tranggono di Keyboard, Joshua Strmic  sebagai Drummer, Sebastian Molnar di Saxophone, Matt Hull  di Trumpet,” ujar Putra yang lahir di Bandung tahun 1993.

Genre musik Java Jukebox tergolong dalam kategori reggae. Walaupun begitu,  Java Jukebox juga berencana untuk mengkolaborasikan aspek-aspek instrumen dan aransemen dari musik gamelan.

Meski menjadi satu-satunya personil yang berasal dari Indonesia, ada misi yang diusung Putra melalu Java Jukebox. “Misi saya tampil dengan membawa nama Java dan budaya Indonesia adalah untuk memperkenalkan autentiknya, uniknya dan indahnya budaya Indonesia. Bukan untuk ingin terlihat berbeda dari band biasa saja. Tetapi kebanggan saya untuk negara Indonesia adalah dasar dan motivitas saya untuk memperkenalkan budaya Indonesia melewat image dan musik Java Jukebox,” terang Putra.

Bulan Agustus lalu, Java Jukebox baru saja meluncurkan album perdananya. “ Proses rekaman album “It’s About that Time” membutuhkan waktu 4 bulan. Selama proses rekaman album, Java Jukebox menghadapi banyak tantangan. Saya rasa tantangan yang paling utama adalah budget dan waktu. Dengan waktu dan budget yang terbatas, saya merasa sangat tertekan oleh ekspetasi dan harapan dari saya sendiri dan komunitas musisi di Boston sekitar,” katanya.

Dalam album pertama ini, terdapat 4 lagu yang membahas topik yang berbeda-beda. “Dari cerita kehidupan sehari-hari sampai situasi politik di Indonesia. Lirik dan mayoritas aransamen adalah ciptaan saya sendiri. Dengan bantuan Sebastian dan personil band lainnya. Lagu pertama dari album itu adalah lagu ciptaan kita yang berjudul “This Place.” Lagu itu membahas tentang sebuah tempat yang indah dan damai yang saya temukan dari bermain musik, bernyanyi, dan berdansa. Lagu kedua di album adalah lagu yang berjudul “Unjust Regulation.” Di dalam lagu ini, saya lebih menyindir ke sisi politik. Lagu tersebut membahas tentang hukum yang saya anggap tidak adil terhadap tanaman ganja dan penggunaanya. Melanjut ke lagu yang ketiga berjudul “It’s About that Time”. Konsep lagu yang sedikit aggressive, driving,  dan experimental. Lagu ini adalah lagu utama dari album itu sendiri. Lagu itu membahas tentang kacaunya dan masalah-masalah di dunia ini. Berencana untuk membuka mata masyarakat muda sekarang, supaya kita bisa sadar tentang masalah-masalah di sekitar kita dan mengambil tindakan untuk memperbaiki bangsa kita dan masa depannya.  Lagu yang terakhir di album yang berjudul “Run Away” lebih mellow dibandingkan lagu yang lainnya. Berkonsep dari cerita sehari-hari sepulang kerja. Mengurung diri di kamar sendiri, melarikan diri  dari sibuknya kehidupan sehari-hari. Semua lagu dan arrangement adalah cipataan saya sendiri,” ceritanya panjang lebar.

Agar lagu-lagu Java Jukebox dikenal, belum lama band ini menggelar konser di House Of Blues Boston. Tak hanya itu,  album Java Jukebox juga dirilis album digital di website seperti Bandcamp and Soundcloud pada 27 Agustus 2016. “Yang sekarang sedang dalam proses merilis album kita di webiste seperti Itunes, Spotify, and CD baby,” ujarnya.

Setelah dua tahun berdiri, Putra memilki harapan tentang Java jukebox. “Harapan Java Jukebox adalah memperkenalkan budaya Indonesia ke seleruh dunia. Dan juga membuka mata anak muda dan seluruh bangsa Indonesia melewati musik kita terhadap masalah sehari-hari di Indonesia dari hal politik, agama, sosial, edukasi, dan lain-lainnya,” tukas Putra yang berharap bisa membawa Java Jukebox untuk tour di Indonesia. (Dessy)