Miskin harta bukan berarti tidak mampu untuk berbagi. Justru sebaliknya, kaum yang termarginalkan ini rela untuk berbagi meskipun dalam kondisi yang serba keterbatasan. Karena mereka dapat merasakan apa yang dirasa oleh sesamanya.

Bagi kaum marginal, berbagi bukan berarti harus berbagi harta namun berbagi pengetahuan, keterampilan, dan senyum kebahagian merupakan harta yang paling berharga bagi mereka. Berbagi pengalaman untuk keluar dari kehidupan yang terpuruk walau tidak seindah yang mereka bayangkan adalah ilmu kehidupan yang harus mereka bagi.

Hal itu terungkap, kala Prof. Haryono Soeyono selaku Dewan Penasehat Kementerian Desa melakukan kunjungan ke Kampung Topeng Kota Malang, Jawa Timur dalam rangka Silaturahmi Ekspedisi Nusantara Jaya tahun 2015-2017, Sabtu (25/11).

Acara yang sederhana namun berkesan bagi warga Kampung Topeng juga di hadiri oleh Walikota Malang, Mohammad Anton.

Kampung Topeng merupakan salah satu kampung tematik di kota Malang yang terletak di Dusun Baran, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedung Kandang. Kampung ini berdiri dan dibangun atas kerjasama antara Pemerintah Kota Malang dengan Kementerian Sosial.

Kampung seluas 5.000 meter pesegi ini, sengaja dibangun untuk menampung sekaligus memberikan tempat tinggal yang layak bagi pengemis dan gelandangan yang ada di kota Malang. Disamping itu, agar mudah untuk memantau dan pembinaan keterampilan supaya menjadi wirausahawan.

“Keinginan kami hanya sederhana, bisa makan tiap hari dikampung ini” tutur Sapto Yuli Isminarti, penyandang cacat yang sekaligus tokoh masyarakat Kampung Topeng.

Walau kami, lanjut Sapto Yuli Isminarti adalah rakyat yang termarginalkan, namun kami punya keinginan untuk berbagi sedikit apa yang kami punya dan kami ingin menunjukan sedikit yang nyata atas kerja keras kami selama ini.

Yuli sapaan akrabnya lebih lanjut menjelaskan, kami bahagia dan senang atas kedatangan Prof. Haryono Soeyono dan Muhammad Anton untuk memenuhi undangan kami, walau dalam acara yang sederhana ini, namun berarti bagi kami.

Yuli merupakan salah satu tokoh masyarakat yang memperjuangkan kaum miskin dengan memberikan keterampilan dan pembinaan bagi warga Kampung Topeng untuk bisa menaikkan taraf hidup yang lebih baik lagi, meskipun dengan fasilitas yang sederhana.

Sementara itu, Haryono Soeyono dalam kesempatannya mengatakan, masyarakat yang tinggal di Kampung Topeng harus bisa belajar lebih banyak lagi, bagai mana caranya harus bisa berbagi dengan yang miskin. Berbagi apa saja, termasuk berbagi senyum.

“Warga Kampung Topeng harus bisa berbagi. Kalaupun mereka tidak punya apa-apa, berbagilah senyum”, tutur Haryono.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) ini, mengungkapkan kegembiraannya melihat warga Kampung Topeng yang dulu hidup di hunian yang tidak layak, kini bisa hidup dan bertempat tinggal di hunian yang layak.

“Kami sangat bersyukur bapak dan ibu disini sudah bahagia”, kata Haryono

Tangan kita sekarang harus menghadap ke bawah, karena kita harus berbagi dengan rakyat yang masih miskin, imbuhnya.

“Sekarang sudah tidak ada alasan lagi, mereka untuk menengadahkan tangan lagi”, pungkasnya.

Disisi lain Walikota Malang, Mohammad Anton mengatakan, pihaknya melalui Dinas Sosial sengaja memberikan tempat tinggal di Kampung Topeng agar mudah memantau dan dapat memberikan pembinaan. Di Kampung Topeng, mereka diberikan keterampilan dan pembinaan sehingga menjadi wirausahawan yang dapat menghasilkan produk diantaranya, Topeng Malangan dan makanan ringan dan produk tersebut pemasarannya difasilitasi oleh Dinas Sosial.

“Mereka kami bawa kesini dan mereka kami beri tempat tinggal. Jadi warga yang sudah disini tidak perlu dan tidak boleh lagi turun ke jalan”, kata Anton. (Kabari 1003)