KabariNews –  Menanggapi pertemuan tingkat tinggi terkait akses dan pendanaan untuk vaksin Ebola yang diadakan pada tanggal 23 Oktober oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), organisasi Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) mendesak agar rencana pengadaan vaksin dan pengobatan Ebola bagi petugas di lapangan harus segera diimplementasikan. Investasi yang signifikan kini diperlukan untuk mempercepat langkah-langkah ini.

Dalam rilis MSF yang diterima kabarinews. com, Senin, (27/10) dr. Bertrand Draguez, Direktur Medis MSF mengatakan Pernyataan yang kami dengar dari WHO bahwa orang-orang yang menangani epidemi ini akan menjadi salah satu yang pertama untuk mendapatkan tes vaksin dan pengobatan Ebola adalah pernyataan yang kami harapkan, kini aksi mendesak diperlukan untuk memastikan janji-janji tersebut dipenuhi secepat mungkin di Afrika Barat. Hal ini harus segera diikuti dengan pengadaan vaksin dalam jumlah massal untuk masyarakat umum, segera setelah efektivitasnya dibuktikan.” kata dr. Bertrand Draguez.

“Hal yang sangat krusial adalah memastikan bahwa orang-orang dari Kementerian Kesehatan, lembaga-lembaga bantuan, dan masyarakat, yang bersama-sama merespons epidemi dan memastikan akses layanan kesehatan dasar, tetap terlindungi,” dr. Draguez menambahkan. “Sumber daya di mana-mana kini sangat terbatas hingga hampir mencapai batasnya; semua orang sudah bekerja dengan kapasitas terbaik, namun sangat sulit bagi orang-orang yang merawat (pasien) dan terus melakukan respons dengan tidak adanya perlindungan yang memadai – vaksin dan obat yang aman dan efektif bisa memenuhi hal ini.”

Staf yang harus diprioritaskan untuk ikut dalam tes vaksin termasuk tenaga kesehatan, petugas yang berhubungan dengan masyarakat, dan orang-orang yang mendukung respons Ebola seperti petugas higienitas/kebersihan, sopir ambulans, petugas promosi kesehatan, mereka yang melacak orang-orang (yang pernah berkontak dengan orang yang terjangkit Ebola), dan orang-orang yang bertugas menangani pemakaman. Staf medis yang menyediakan perawatan untuk penyakit-penyakit selain Ebola juga harus diprioritaskan untuk mendapat tes vaksin.

Meski fokus pertemuan WHO adalah pada vaksin Ebola, obat baru dan diagnostik penyakit tersebut juga sangat diperlukan agar orang-orang yang menangani epidemi ini dapat melakukan pekerjaan mereka dengan efektif dan efisien.

“Pengembangan dan pengiriman pengobatan eksperiman yang aman dan efektif juga sangat penting. Saat ini, para dokter dan perawat yang terlibat dalam perjuangan melawan Ebola semakin frustrasi karena mereka tidak punya obat untuk para pasien yang terjangkit penyakit yang bisa membunuh 80% orang yang terinfeksi.” ujar dr. Draguez.

Dengan semakin tingginya angka survival berkat adanya obat, hal ini dapat mengurangi jumlah infeksi baru karena akan ada lebih banyak orang yang akan mencari bantuan. Sementara itu, perangkat diagnostik yang cepat dan aman akan mempercepat proses screening pasien demi manajemen dan penanganan yang lebih baik dan lebih aman bagi para pasien yang membutuhkan perawatan mendesak untuk penyakit-penyakit lain.

Pertemuan di WHO, Jenewa yang diketuai oleh Direktur Jenderal WHO dr. Margaret Chan, mempertemukan wakil tingkat tinggi dari pemerintah, industri, donor, dan peneliti serta petugas medis. Topik yang dibahas mencakup desain percobaan dan implementasi, jalur regulasi, dan pendanaan serta insentif untuk vaksin-vaksin baru. MSF, yang hadir dalam pertemuan tersebut, minggu ini telah mengizinkan pulang pasien ke-1000 yang telah pulih dari Ebola sejak organisasi ini pertama kali merespons wabah yang melanda Afrika Barat sejak Maret 2014.

Perwakilan MSF dalam pertemuan itu menyayangkan kurangnya keputusan kongkret dalam pertemuan tersebut dan memperingatkan para delegasi bahwa mereka tidak lepas dari tanggung jawab mereka. Sementara janji-janji tentang pengiriman sumber daya ke lapangan masih lambat dalam pelaksanaannya – dan masih sangat mendesak untuk segera dikirimkan – kebutuhan akan vaksin dan pengobatan yang bisa menjadi titik perubahan dalam wabah ini, dan mencegah wabah di masa mendatang, sangat penting.

“Wabah ini sangat sulit diprediksi; kita tidak tahu kapan akan berakhir, kita tidak tahu apakah akan ada daerah baru yang terjangkit, atau apakah akan ada wabah baru – vaksin dan obat sangat penting untuk membendung epidemi ini dan memastikan bahwa wabah mendatang bisa dicegah atau dikendalikan, Kita perlu pemerintah dan industri untuk memainkan peran penting; industri perlu mengambil risiko, namun pemerintah diperlukan untuk membantu memberikan insentif dan meminimalisasi risiko.” ujar dr. Manica Balasegaram, Direktur Eksekutif Kampanye Akses MSF.

Investasi skala besar untuk vaksin, obat-obatan dan diagnostik yang terdepan sangat vital dan sumber daya untuk uji klinis dan akses pasca-percobaan harus dimobilisasi oleh donor sekarang. Data ilmiah yang dihasilkan untuk setiap produk di bawah uji klinis harus dirilis pada waktunya, dan seluruh sampel harus disimpan secara terpusat untuk memfasilitasi riset terbuka. Namun, kurangnya produk penanganan Ebola yang sudah disetujui hingga kini menyoroti isu penting yang harus segera ditangani, yakni kurangnya investasi dan insentif untuk pengembangan.

“Insentif yang tepat agar industri bersedia mengembangkan perangkat vital untuk Ebola diperlukan sekarang – pemerintah dan donor harus membantu dalam hal ini ,kami perlu peneliti dan pengembang untuk menjalankan uji klinis secara paralel dengan upaya untuk meningkatkan suplai produksi, yang kita tahu memiliki risiko inheren. Pemerintah dan donor harus membantu memberikan insentif untuk mengatasi risiko ini, dan jalur regulasi dalam mendapatkan persetujuan untuk vaksin dan obat yang aman untuk digunakan di Afrika Barat harus berjalan dengan lancar.” ujar dr Balasegaram. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?72111

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

__________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan