KabariNews – Kepedulian terhadap lingkungan membawa Nana Fitriana Firman meraih penghargaan Champion of Change dari pemerintah Amerika Serikat. Wanita berjilbab ini menjadi satu-satunya orang Asia yang mendapatkan penghargaan tersebut. Bagaimana ceritanya?

Islamic Climate Change Symposium - August 2015 (Istanbul)20 Juli 2015 menjadi hari bahagia bagi Nana Fitriana Firman. Hari itu, bersama 12 orang lainnya dari berbagai belahan dunia menerima penghargaan Champion of Change dari Pemerintah Amerika Serikat. Nana cukup berbangga, karena ia menjadi satu-satunya orang Asia yang meraih penghargaan tersebut. Penghargaan tersebut diraih aktivis lingkungan asal Indonesia ini karena ia menjadi inspirator perubahan dalam bidang lingkungan hidup.

Kepada Kabari, Nana menceritakan perjalanan karirnya. Ia pernah memimpin program Green Reconstruction dari World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, pasca- bencana Tsunami di Aceh pada tahun 2004.

Dikatakan Nana tidak mudah meyakinkan penduduk Aceh untuk menanam pohon bakau. Hingga suatu waktu Nana teringat akan salah satu ayat dalam Al– Quran. “Jadi Nabi Muhammad mengatakan semoga damai dan berkat ada padaNya. Yang menyatakan tentang manfaat menanam pohon. Pada saat itu, saya menyadari bahwa pengajaran agama Islam dapat saya gunakan dan terapkan dalam meningkatkan kesadaran akan dampak lingkungan di negara tercinta Indonesia, terutama mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Sejak saat itulah, mengambil keputusan untuk membawa misi ini ke tingkat dunia,” jelas Nana antusias.

Tak hanya di World Wildlife Fund, Nana juga pernah bekerja di Geotek Nusantara, Leadership in Environment and Development (LEAD) dan juga di Yayasan Pembangunan Berkelanjutan (YPB) di Jakarta Tahun 2015, Nana ditawari untuk bergabung dalam Green Mosque Committee for Islamic Society of North America. Nana pun menggalakkan kampanye Green Ramadan di seluruh negara bagian di Amerika Serikat.

Masih di tahun yang sama, Nana juga membantu membuat konsep Islamic Declaration on Global Climate Change, untuk menyerukan kepada umat Muslim agar mulai melakukan penghematan penggunaan air dan mengurangi pengunaan plastik selama menjalankan ibadah Haji di Mekkah.

Una Terra Una Familglia Humana Climate Change March | Vatican City

Saat ini Nana bergabung dengan Global Muslim Climate Network. Tugas dan tanggung jawab Nana adalah mendidik dan melengkapi komunitas Muslim agar makin peduli dengan permasalahan krisis lingkungan dan perubahan iklim. Bagi wanita yang menyelesaikan studi S1 jurusan Industrial Design di University of Bridgeport ini tujuan hidupnya untuk menyembah penciptaNya. Yang berarti Nana harus menjadi seorang Khalifah di atas bumi ini dengan cara menjaga lingkungan dan mengampanyekan kepedulian lingkungan di tingkat lokal, regional, dan internasional.

Nana yang menyelesaikan studi S2 jurusan Desain Kota di Pratt Institute, Brooklyn, New York ini menuturkan bahwa rencananya ke depan adalah bertekad untuk mempromosikan energi yang bersih di lingkungan masjid kepada umat Muslim di seluruh dunia. Ia pun mendorong para umat Muslim menjadi pelopor dalam transisi global untuk menghindari penggunaan bahan bakar fosil beralih kepada energi yang renewable.

Saat ini bersama Global Muslim Climate Network, ia sedang mengembangkan kampanye tentang Green Mosque untuk mewujudkan penerapan energi yang bersih dan renewable di masjid–masjid di berbagai belahan dunia yang dimulai di Indonesia tahun 2017.

Dengan penghargaan yang sudah didapatkan, membuat wanita asal Minangkabau ini memikul tanggungjawab yang tinggi agar makin banyak orang yang peduli dengan lingkungan.

KONTINYU KAMPANYE PENGHIJAUAN

Nana Firman bersama suamiApril 2012, Nana melangsungkan pernikahan dengan Jamal Yusuf Ali di Jakarta. Jamal adalah warga negara Amerika yang menetap di San Diego, California, Amerika Serikat. Kini keduanya tinggal di San Diego.

Pasca-menikah, Nana memiliki keinginan untuk menjadi ibu rumah tangga. Namun, keinginan tersebut tidak bisa terwujud, karena Nana mendapatkan telepon dari pendiri Majalah Azizah yang memintanya untuk menulis artikel tentang perubahan iklim.

Tak hanya itu, suatu waktu, ia pernah mengeluh ke Imam Masjid di Islamic Center di San Diego. Hal ini karena Nana melihat banyaknya sampah di lingkungan sekitar masjid pada saat bulan suci Ramadan. Hal ini membuat Imam tersebut mengundangnya untuk memberikan ceramah mengenai penghijauan dari cara pandang umat Islam. (Kabari1002)