Ali Alatas yang disapa Pak Alex, meninggal dunia kemarin (10/12) pagi pukul 07.30 waktu Singapura di RS Mount Elizabeth, Singapura dalm usia 76 tahun. Pria kelahiran Jakarta, 4 November 1932 ini, menjabat Menteri Luar Negeri selama dua periode (1988-1999) pada era Presiden Soeharto.

Selama menjabat, beliau dikenal sebagai diplomat ulung dan perunding tangguh. Salah satu prestasinya adalah membangun perundingan untuk perdamaian Kamboja, lewat pertemuan Jakarta Informal Meeting (JIM) tahun 1991 di Istana Bogor. Perundingan itu kemudian menjadi perintis gerakan perdamaian dan berhasil mempertemukan pihak-pihak yang bertikai di Kamboja.

Setelah menjabat Menlu, Pak Alex kemudian menjadi Anggota Penasihat Presiden Bidang Luar Negeri selama era presiden Gus Dur dan Megawati. Di kalangan internasional, beliau dianggap sebagai sosok negarawan yang tangguh. Selain pernah menjabat Wakil Tetap RI untuk PBB pada masa awal kariernya di Deplu, beliau juga pernah menjabat sebagai utusan khusus Sekjen PBB pada tahun 2005.

Karier diplomatnya boleh dibilang merangkak dari bawah. Usai menamatkan pendidikan Akademi Luar Negeri Jakarta, sekolah para calon diplomat Deplu, tahun 1954.  Pak Alex kemudian dipercaya menduduki jabatan-jabatan penting, seperti menjadi Direktur Penerangan dan Budaya Deplu.

Pada masa Menlu Adam Malik, beliau menjabat sebagai Sekretaris Menlu. Lalu pada masa Menlu Moctar Kusamaatdja (1978-1988) Pak Alex adalah orang kepercayaan Mochtar yang sepertinya tengah digodok untuk menggantikannya. Prediksi itu benar, Presiden Soeharto kemudian menunjuknya menggantikan Mochtar.

Prestasi, pemikiran, dan visinya yang luar biasa, menjadi pertimbangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika mengangkatnya menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden tahun 2007.

Ali Alatas akan dikebumikan hari ini, Jum’at (11/12), di Taman Makam pahlawan Kalbata sekitar pukul sembilan pagi dengan inspektur upacara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kabar meninggalnya Ali Alatas mengundang puluhan ucapan belangsukawa dari pemerintah negara sahabat. Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd mengucakan belasungkawa yang sedalam-dalamnya di sela-sela pertemuan Bali For Democracy di Bali.

Sementara Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Badawi, yang sedang berada di Indonesia, turut datang melayat ke rumah duka di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. 

Pesan belangsungkawa juga datang dari Dubes Inggris untuk Indonesia, Martin Hatfull, Dubes Polandia, Dubes Malaysia, Dubes Iran, Dubes Palestina, Dubes Brunei Darusallam, Dubes Kamboja, Dubes Amerika untuk Indonesia, Cameron Hume, serta menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Condoleeza Rice, yang mengirimkan pesan melalui kantor Kedutaan Besar Amerika di Indonesia. 

Berikut kutipan pernyataan Condoleeza Rice yang diterima Kabari,

” Atas
nama Amerika Serikat, saya ingin mengucapkan rasa belasungkawa yang
sedalam-dalamnya kepada keluarga mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas dan
seluruh rakyat Indonesia.
Beliau adalah seorang negarawan yang dihormati yang akan dikenang atas
upaya-upayanya menjaga perdamaian dan keamanan di Asia Tenggara. Sebagai
Menteri Luar Negeri Indonesia,
Ali Alatas menjadi mediator dalam penyelesaian perdamaian bersejarah di Kamboja
pada 1991. Baru-baru ini, beliau turut mendukung upaya ASEAN menegakkan
nilai-nilai demokrasi dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia yang
tercantum di dalam Piagam ASEAN. Para rekan
dan sahabat akan selalu mengenang beliau.”
(Foto:tokoh indonesia.com)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?32351

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket