Kerugian materil akibat letusan Gunung Merapi di Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan mencapai Rp 3,4 triliun. Hal
ini disampaikan Bupati Sleman Sri Purnomo (18/11).

Purnomo memperkirakan, kerugian terbesar dialami sektor lingkungan
seperti kehutanan yang mencapai sekitar Rp 2,4 triliun. Sedangkan kerugian yang
dialami penduduk setempat mencapai Rp 1 triliun. “Kerugian ini dapat bertambah
jika semua data telah masuk ke Pemkab Sleman,” kata Purnomo.

Meski Gunung Merapi belum menunjukan lagi peningkatannya,
penduduk masih belum diperbolehkan kembali kekediamannya atau mendekati area
aman Merapi hingga 20 kilometer dari puncak Merapi. Penduduk masih terpaksa
tinggal di barak pengungsian dan menunggu kepastian Merapi aman.

Namun kondisi tersebut tidak membuat masyarakat lereng
Gunung Merapi patah semangat, mereka tetap bangkit dan beraktivitas seperti
biasanya, misalnya saja petani salak di Kabupaten Sleman masih mengirimkan
panenan salaknya ke berbagai supermarket hingga mencapai 1 ton.

Kendati harus membersihkan abu vulkanik yang menutupi
perkebunan salak, Purnomo menilai ini suatu pertanda baik, pasalnya warga mulai
bangkit dari keterpurukan pasca-bencana Merapi.

Purnomo pun menambahkan, penggantian ternak yang mati akibat
erupsi Merapi akan segera dilaksanakan khususnya kepada korban erupsi pertama di
sekitar Cangkringan. Sedangkan penggantian untuk ternak sapi yang mati akibat
erupsi kedua 5/11 masih dalam proses.

Untuk share artikel iniklik www.KabariNews.com/?35944

Untuk
melihat artikel Khusus lainnya, Klik
di sini

Klik
di sini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon
beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported
by :