KabariNews – Setelah sukses menggelar Konggres UN Habitat III yang diikuti oleh 109 negara, kini Ibu Kota Jawa Timur dibawah kepemimpinan Wali Kotanya, Tri Rismaharini kembali menggelar kegiatan berskala internasional yakni Annual on Developing Countries Policy and Tax Coorporation for Agenda 2030.

Kegiatan ini diikuti oleh 32 negara. Yakni Ghana, Gabhon, Ekuador, India, Sri Langka, Malaysia, dan Indonesia sebagai tuan rumah. Dalam kesempatan ini, delegasi Amerika Serikat, (AS) turut hadir sebagai delegasi khusus.

Acara yang diinisiasi oleh South Center (Think Thank International) yang berpusat di Jenewa dan Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu), dihadiri oleh Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Abdurrahman Muhammad Fachir, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, para delegasi dari masing-masing negaranya, dan undangan lainnya. Acara ini bertujuan untuk berbagi tentang kebijakan dan kerjasama terkait dengan pajak. Acara ini berlangsung di JW Marriot Hotel Surabaya, Rabu (30/11).

Forum internasional ini, akan berlangsung hingga tanggal 3 Desember 2016 mendatang. Agenda di hari pertama mengangkat tema, International Tax Coorperation : The Chellenge to the South, Global Tax Norms and The Process of Agenda Seting Internationality and In the South, managing Tax Competition and Invesment Incentives, Forum National to Collaborative Aproaches serta The Taxation of Technical Services In Developing Countries.

Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Abdurrahman Muhammad Fachir, bukan tanpa alasan dan bukan sebuah kebetulan, mengapa Surabaya dijadikan tuan rumah dalam forum internasional ini. Di samping Surabaya memiliki capaian indek pembangunan dan peningkatan pajaknya lebih tinggi dari daerah lain di Indonesia, Wali Kota Tri Rimaharini telah mampu membawa Kota Pahlawan meraih banyak penghargaan baik skala nasional maupun internasional.

“Saya senang agenda ini dapat diselenggarakan di Surabaya dan menurut saya banyak hal yang telah dicapai oleh Surabaya, misalnya pelayanan pajak secara online,” ungkap Fachir seusai opening ceremony agenda.

Fachir juga mengakui, apa yang telah dilakukan oleh Tri Rismaharini patut diapresiasi sehingga wajib pajak mudah membayar pajak dan outcome-nya, capain dari sektor pajak menjadi lebih besar dibanding ketika sebelum diterapkannya teknologi.

“Tadi paparan yang disampaikan oleh bu Risma disesi pembukaan acara sangat mendasar dari persoalan ini dan pengalaman bu Risma sejak tahun 2010 sampai sekarang, ditampilkan dalam gambar dan angka. Menarik sekali, karena bagaimana beliau langsung memberdayakan sumber daya yang ada,” puji Fachir.

Lebih lanjut Fachir mengatakan, ini selaras dengan salah satu upaya yang sedang dilakukan oleh negara-negara berkembang dalam mencapai sustainable development yang telah dicanangkan agendanya sampai tahun 2010 yang lalu.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku senang bisa berbagi pengalaman dalam menyelesaikan berbagai macam masalah perkotaan, khususnya kebijakan pajak. Alumnus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini, juga mengaku senang Surabaya ditunjuk menjadi tuan rumah forum internasional ini.

Menurutnya, dirinya dalam membuat kebijakan pajak (tax policy) tergantung pada kondisinya. Kemudian Ia mencontohkan, ketika ekonomi melambat, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak semerta-merta menaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Demikian juga sebaliknya, jika perekonomian membaik dan kecenderungan meningkat, Pemkot Surabaya akan menyesuaikan PBB.

Tri Rismaharini1“Kalau ekonomi naik, saya naikan. Tapi tidak setiap tahun naik, tergantung dari kondisinya. Tapi kenapa tercapai dan relatif bisa membiayai program yang kami buat di Surabaya ini. Tinggal caranya, bagaimana intensifikasi serta bagaimana me-manage uang, sehingga uang itu bisa maksimal dalam penggunaannya,”tutur Risma.

Risma menambahkan, tentunya ini agenda bagus untuk Surabaya menuju menjadi kota MICE (Meeting, Intensive, convention, and Exhibition). Karena semakin banyak acara dan kunjungan ke Surabaya, pendapatan pajak dari hotel dan restoran juga akan meningkat.

Disisi lain, Senior Advisor on Finance and Development South Center, Manuel F Montes mengatakan, agenda yang dihadiri oleh delegasi dari negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin ini, akan menjadi event reguler. Forum di Surabaya ini, merupakan forum internasional pertama dan nantinya akan dibuat forum tahunan.annual meeting2

“Kami sampaikan terima kasih kepada pemerintah Kota Surabaya yang telah mendukung acara ini”, kata Manuel.

Malam harinya, Wali Kota pertama perempuan di kota Pahlawan ini, menjamu peserta forum internasional dengan sajian makanan dan minuman tradisional. Jamuan makan malam diteruskan dengan suguhan kesenian Reog serta kolaborasi seni tari dari pelajar dan seniman Kota Surabaya. (Yanuar/Foto :Yanuar)