KabariNews – Nilai tukar rupiah terus anjlok di akhir tahun 2014. Dan Pertumbuhan ekonomi Indonesia  di tahun ini hanya diperkirakan tumbuh sebesar 5,1 % yang berarti terendah dalam 10 tahun terakhir.

Henri Saparani, Pengamat Ekonomi dalam CORE Media Disscusion beberapa waktu lalu di Jakarta memaparkan perlambatan laju tumbuhnya ekonomi Indonesia di tahun ini disebabkan oleh pilihan kebijakan moneter yang relative ketat. Kebjiakan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga tinggi sejak kenaikan harga BBM pada 2013 mendorong suku bunga kredit meningkat sampai 12 % sehingga ikut memperlambat laju investasi. Dari sisi permintaan kebijakan pelarangan eskport mineral oleh pemerintah di saat menurunnya harga komoditas global, selain berdampak pada penurunan eskpor juga berdampak pada melemahnya pertumbuhannya fixed investment

Hanya saja untuk tahun 2015, Henri optimis laju pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik. Perlambatan ekomoni 2014 diperkirakan tidak akan berlanjut di tahun depan dan akan tumbuh lebih tinggi antara 5,3-5,6 persen” katanya.

Namun dengan catatan, Presiden Jokowi-JK dan tim kabinetnya dapat memanfaatkan peluang dari membaiknya lingkungan eksternal untuk memaksimalkan ekonomi domestik. Tetapi bila strategi otoritas fiskal tidak tepat sasaran dan tidak tepat momentumnya, serta BI tidak berhasil mengendalikan monter maka kinerja ekonomi tahun 2015 akan bias kebawah.

Menurut Henri, ada tiga sumber pertumbuhan yang penting. Pertama pertumbuhan domestik masih berasal dari konsumsi swasta yang diperkirakan tumbuh moderat sekitar 5%. Kedua, konsumsi pemerintah tahun depan diperkirakan kembali menjadi sumber pertumbuhan bagi ekonomi nasional. Bila perencanaan dan realisasi baik penerimaan maupun belanja efektif maka aka nada pertumbuhaan sekitar 4-5% di tahun 2015.

Dan ketiga adalah investasi, yang diproyeksikan akan cukup optimis karena adanya optimisme dari terbentuknya pemerintahan yang baru. Apalagi berbagai lembaga internasional masih merekomendasikan Indonesia sebagai salah satu negara yang paling menarik untuk berinvestasi.

Selain itu Jokowi-JK diproyeksikan akan memberikan tempat luas bagi investor asing untuk menanamkan modalnya terutama pada infrastruktur strategis sep[erti listrik, gas, pelabuhan dan yang lainnya. “Tahun depan investasi akan didorong baik lewat infrastruktur publik maupun swasta” kata Henri.(1009)