dr Taruna Ikrar

Dr. Taruna Ikrar
(University of California, School of Medicine, Irvine, USA)

Beberapa organ yang dapat di transplantasikan

Beberapa organ yang dapat di transplantasikan

Transplantasi organ merupakan pemindahan organ seseorang ke tubuh orang lain. Dalam ilmu kesehatan, transplantasi dilakukan dengan tujuan mengganti organ penerima yang rusak atau tidak berfungsi lagi dengan organ ‘baru’ dari pendonor. Namun seiring perkembangan teknologi kesehatan, transplantasi juga bisa dilakukan lewat penciptaan organ yang berasal dari sel pasien sendiri, seperti stem cell, atau melalui ekstraksi dari organ gagal.

Beberapa organ yang dapat ditransplantasi adalah jantung, ginjal, hati, paru-paru, pankreas, usus, timus, dan kulit. Demikian pula jaringan tulang, tendon, kornea mata, katup jantung, dan vena. Sejauh ini ginjal merupakan organ yang paling sering ditransplantasikan.
(Gambar 1: Beberapa Organ Yang dapat Ditransplantasikan).

Sebenarnya, pengobatan transplantasi merupakan salah satu bidang ilmu kedokteran moderen yang paling menantang dan rumit. Karena sangat terkait dengan beberapa faktor utama seperti, penolakan tubuh penderita sehingga terjadi kegagalan bersatunya organ tersebut dengan tubuh penderita. Reaksi penolakan tubuh penerima organ transplantasi ini, dapat dikurangi melalui pemberian organ yang sama stereotipenya antara penerima dan donor, demikian pula dengan penggunaan obat immunosuppressant.

Transplantasi juga menimbulkan sejumlah masalah bioethical, termasuk definisi kematian terkait (kapan waktu yang tepat untuk mengambil organ dari tubuh donor), dan bagaimana persetujuan harus diberikan untuk organ transplantasi, bagaimana pembiayaan untuk organ  transplantasi, serta isu-isu etis lainnya. Bahkan termasuk konteks sosial-ekonomi dan isu perdagangan organ.

Sejarah Transplantasi Organ

Transplantasi organ telah berlangsung selama berabad-abad. Pada abad ke 16, dokter ahli bedah Italia tercatat pertama kali mencoba melakukan operasi penyambungan kaki penderita borok akibat diabetes, namun gagal karena terjadi penolakan tubuh penderita.

Dilanjutkan dengan transplantasi kornea allograft pertama yang sukses dilakukan pada tahun 1837. Menyusul kemudian transplantasi kornea yang sukses pada manusia, dengan menggunakan teknik operasi keratoplastic yang dilakukan Eduard Zirm di Olomouc tahun 1905.

Sejak awal 1900-an ahli bedah Perancis Dr. Alexis Carrel juga berhasil mentransplantasikan arteri atau vena. Operasi anastomosis ini merupakan peletakan dasar-dasar operasi transplantasi organ sehingga Dr. Carrel meraih Nobel tahun 1912 dalam bidang Fisiologi  Kedokteran. Sekarang teknik Carrel menjadi landasan para ahli bedah di seluruh dunia.

Beberapa Organ Yang Telah Berhasil Ditransplantasikan

Organ ginjal yang siap ditransplantasikan

Ginjal merupakan jenis transplantasi yang paling banyak dilakukan di seluruh dunia. Sebab, pada prinsipnya setiap tubuh yang normal memiliki sepasang ginjal yang terletak di sebelah kanan dan kiri rongga pinggang. Mengingat orang akan tetap hidup meski hanya dengan satu ginjal, karenanya banyak orang sering mendonorkan ginjal kepada kerabat atau orang  yang membutuhkan. Dengan catatan mempunyai prototype yang sama, baik dari segi golongan darah maupun sistem kekebalan tubuhnya yang masih berfungsi, untuk menghindari penolakan tubuh. (Gambar 2: Organ ginjal yang siap ditransplantasikan).

Jantung, yang hanya terdapat satu buah dalam tubuh manusia pun dapat ditransplantasikan. Yakni didapat dari seseorang pendonor yang baru saja meninggal akibat  kecelakaan.

Transplantasi jantung pertama dan berhasil dilakukan pada tanggal 9 Maret 1981 di Stanford University Hospital yang dipimpin Prof. Bruce Reitz. Pemulihan pasien dapat dipertahankan hidup 18 bulan dengan memberikan immunosupresan dan siklosforin-A setelah operasi.

Prosedur Operasi Transplantasi Organ

Sejak tahun 1984 organ hati juga dapat ditransplantasikan, bahkan sekitar 70 persen pasien setelah operasi dapat bertahan lebih dari 5 tahun atau lebih. Dengan meningkatnya tingkat keberhasilan transplantasi dan ditemukannya imunosupresi modern, membuat transplantasi organ sudah menjadi umum dalam keadaan kritis. Kemajuan dalam transplantasi donor dan berhasil hidup akan menjadi kebutuhan di masa depan. (Gambar 3: Prosedur Operasi Transplantasi Organ).

Bahkan transplantasi allograft organ mata khususnya kornea telah menjadi pengetahuan umum dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, dan dapat membantu ribuan penderita kebutaan mata akibat kerusakan kornea di seluruh dunia.

Stem Cell Pengganti Organ

Hal lain yang menarik, adalah perkembangan transplantasi melalui stem cell untuk pengobatan penyakit regeneratif. Metode melaui stem cell sangat menjanjikan dalam upaya  memecahkan masalah penolakan organ transplantasi dengan teknik penumbuhan-kembali  (regrowing) organ di laboratorium, yang berasal dari sel-sel pasien sendiri (atau stem cell yang diambil dari orang sehat).

Saat ini Institute for Regenerative Medicine, North Carolina, Dr Anthony dan sejawatnya telah berhasil mengekstraksi sel otot dan kandung kemih dari tubuh beberapa pasien, kemudian dibudidayakan atau diperbanyak di dalam petri glass. Sel-sel baru ini diletakkan dalam cetakan khusus tiga dimensi yang menyerupai bentuk kandung kemih.

Steam Cell berekembang biak menjadi organ trakea, dan ditransplantasikan, sumber IRM

Dalam beberapa minggu, sel-sel itu mulai berfungsi sebagai kandung kencing (bladder) biasa yang kemudian ditanamkan kembali ke dalam tubuh pasien. Tim ini sedang mengerjakan untuk penyembuhan tumbuh lebih dari 22 organ yang berbeda lainnya termasuk hati, jantung, ginjal dan testis.

Sebelumnya di Barcelona Metro Hospital, pada Juni 2008, Profesor Paolo Macchiarini dari University of Barcelona, berhasil melakukan rekayasa jaringan trakea melalui pipa yang menyerupai trakea atau saluran napas dari sel induk tulang sumsum pasien.

Sel-sel rekayasa tersebut tumbuh menjadi populasi yang besar dan matang menjadi sel-sel  tulang rawan, atau chondrocytes. Membentuk trakea, kemudian hasilnya ditransplantasikan  ke pasien dengan hasil yang menggembirakan (Gambar 4: Stem Cell berekembang biak  menjadi organ trakea, dan ditransplantasikan, sumber: IRM).

Demikian pula University of California Irvine, yang sedang mengembangkan suatu teknik
stem cell untuk menyembuhkan penyakit-penyakit kelumpuhan dan juga kebutaaan akibat kerusakan retina, yang sampai sekarang belum ada obatnya.

Tak dipungkiri, di masa depan stem cell merupakan jawaban terbaik bagi transplantasi  organ, karena dapat menghilangkan masalah penolakan tubuh, kesulitan mencari organ donor, serta menekan biaya operasi yang mahal.

Semoga kemajuan pengobatan modern ini akan berhasil dengan baik dalam waktu yang tidak lama lagi.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?35143

Untuk melihat artikel Kesehatan lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported by :

Supported by :

asuransi-Kesehatan