Dengan modal sebuah mesin jahit dan uang 500.000 rupiah, ia rintis usaha kerajinan kecil dengan mempekerjakan penyandang cacat pisik. Titik Winarti mendapatkan penghargaan dari PBB karena prestasinya dalam memberdayakan penyandang cacat.

Waktu itu, tahun 1995, Titik Winarti mendirikan sebuah toko tas, busana, dan aksesoris untuk sekedar hobi saja. Maklumlah, namanya juga ibu rumah tangga, banyak waktu senggangnya. Patut diingat, mulanya ia hanya bermodal 500,000 rupiah dan satu mesin jahit. Bahan-bahan produknya sederhana saja, yakni botol-botol bekas dan bahan-bahan kain yang didaur ulang menjadi barang-barang suvenir. Tidak lama kemudian, Titik merekrut remaja karang taruna dan para ibu rumah tangga sekitar untuk menjadi pegawai tokonya. Tokonya makin lama makin ramai, wanita asal Surabaya ini kemudian memutuskan untuk menambah karyawannya. Sekarang produk-produk Tiara Handicraft telah menembus pasaran Brasil, Spanyol,dan Belanda.

Pada tahun 1999, tidak lama setelah ekonomi Indonesia diguncang krisis moneter, Titik sadar dan khawatir akan kondisi tenaga kerja di Indonesia, khususnya orang-orang cacat. Ia mengerti betapa sulitnya orang biasa mencari pekerjaan, apalagi penyandang cacat. Tanpa berpikir dua kali, ia merekrut penyandang cacat dari Yayasan Panti Bina Daksa. Bukan itu saja, ia pun mempekerjakan remaja putus sekolah dari Panti Bina Remaja. Wanita ramah yang beraksen Jawa kental ini benar-benar bertekad ingin membuktikan kepada orang banyak bahwa cacat fisik bukanlah halangan, melainkan bisa menjadi suatu bagian dari bisnis dan ekonomi. Ia yakin dengan pelatihan yang baik, para penyandang cacat dapat maju dan kreatif. Dan suksesnya toko Tiara Handicraft menjadi buktinya.
Titik mengungkapkan, tantangan paling besar baginya adalah, mengangkat martabat para remaja bina daksa dan remaja putus sekolah agar mereka diterima oleh masyarakat secara wajar.

Saat ini jumlah karyawan Titik mencapai 70 orang cacat dan setiap bulannya ia merekrut sekitar lima pegawai baru. Semua karyawan Titik tinggal bersama di gedung asrama yang ia bangun.

Titik tidak sebatas memberikan pekerjaan untuk para penyandang cacat tersebut. Tetapi mengupayakan agar mereka mendapatkan nilai lebih dari ketrampilannya. Ia dorong karyawannya supaya mau membuka usaha sendiri.Untuk itu, Titik siap membantu. Tak sedikit mantan karyawannya yang sekarang berhasil berkat bantuan Titik berupa modal dan sebuah mesin jahit. Titik juga mengungkapkan, 50 persen keuntungan usahanya ia sisihkan untuk sosial dan 50 persen untuk pengembangan usaha.

Pada tahun 2004, kerja keras Titik membela kaum cacat diakui dan mendapat penghargaan Internasional. Ia meraih penghargaan Micro EntrepreneurshipAward untuk kalangan jenis usaha kecil menengah dari PBB. Penghargaan itu diserahkan dalam acara International Micro-Credit Year di kota New York tahun 2005. Selama berada di markas PBB, Titik mendapat perlakuan istimewa. Ia duduk sejajar dengan Nane Annan, istri Sekjen PBB Koffi Annan, Putri Belgia Mathilda serta para pejabat UNDP.

Titik yang juga pernah jalan-jalan ke Thailand dan Filipina. Pernah diundang oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Negara Amerika Serikat(Bureau of Educational and Cultural Affairs), untuk program International Visitor Leadership—tepatnya Women And Entrepreneurship, AProject for Indonesia pada tahun 2007. Di program khusus ini, Titikdiperkenalkan kepada pengusaha-pengusaha wanita lokal Amerika Serikat,seperti di New York, New Mexico, dan San Francisco. Melalui program tesebut, Titik belajar tentang bisnis manajemen; strategi marketing dan distribusi; market global dan kompetisi internasional; praktek bisnis dan aktivitas lokal AS; hukum ekonomi dan ekspor/impor internasional;dan tanggung jawab sosial bagi pengusaha. Ketika ditanya Kabari bagaimana pengalamannya, Titik dengan mata berbinar menjawab, “Wah saya senang sekali dan merasa sangat beruntung bisa diundang ke Amerika untuk mempelajari pengetahuan baru. Amerika itu hebat sekali, semuanya serba teratur dan sistematis. Kemarin saya sempat mengunjungi bank untuk mempelajari bagaimana caranya meminjam kredit untuk modal usaha.”

Wanita yang kunjungannya ke Amerika ditemani seorang penterjemah bernama Wendy Gaylord, menambahkan kesan-kesannya tentang Amerika, “Saya suka dengankota San Francisco. Kotanya cantik sekali, ya. Orang-orangnya juga ramah, udaranya bagus, banyak orang Asia. Saya pengen balik mengunjungi San Francisco.” *

Profil*
>Nama: Titik Winarti
>Tanggal Lahir: Surabaya, 11 Maret 1970
>Status/Posisi: Pemilik toko Tiara Handicraft
>Alamat Toko: JL. Sidosermo Indah Ii No.5, Surabaya, Indonesia
>Pendidikan: SMA Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia,  Surabaya, lulus tahun 1988
>Penghargaan:
-Penghargaan dari Gubernur, Model Teladan Masyarkat Sosial, 2005
-Penghargaan untuk Wanita Paling Terkemuka, Plaza Semanggi, 2005
-Woman of The Year, ANTV Televisi Nasional, 2005
-Penghargaan dari Presiden Republik Indonesia, 2005
-Penghargaan Desain Tekstil oleh Menteri Perdagangan, 2005
-Penghargaan untuk Prestasi Membela Kaum Tuna Daksa oleh Menteri Sosial, 2005
-Penghargaan untuk Membela Kaum Tuna Daksa, Konferens Tuna Daksa, 2005
-Penghargaan Micro Entrepreneurship, United Nations/PBB, 2004
-Penghargaan sebagai Prestasi Terbaik bagi Wiraswasta Kecil dan Menengah oleh State Power Co 2004
-Penghargaan Daerah, 2004
-Penghargaan oleh Walikota, Wiraswasta Kecil atau Menengah      Terbaik, 2002

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31217

Klik Disini untuk Baca Artikel ini di Majalah Kabari April 2008 ( E-Magazine )

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

MedicIns

Lebih dari 10 Program Asuransi Kesehatan

Klik www.TryApril.com          Email : Info@ThinkApril.com

Telp. 1-800 281 6175