Enam tahun berlalu, namun sampai dengan hari ini belum ada tanda-tanda penderitaan warga korban lumpur lapindo berakhir. Bencana lumpur Lapindo yang terjadi bukan saja membuat rakyat sengsara tapi juga menghilangkan jejak-jejak akar budaya warga di tiga kecamatan di Sidoarjo.

Untuk memperingati enam tahun terjadinya bencana, puluhan warga korban lumpur Lapindo menggelar ruwatan di tanggul dekat pos pantau Badan Penanggulangan Lumpur, Sidoarjo, Jawa Timur ( 29/5). Tarian dan ruwatan, serta prosesi tabur bunga dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas musibah lumpur Lapindo.

Sementara itu ratusan buruh tambang dari berbagai daerah dan aktivis lingkungan menggelar aksi Sengketa 6 tahun Lumpur Lapindo dan Hari Anti Tambang 2012 di Jakarta. Dalam peringatan ini juga diisi dengan acara teatrikal di Kawasan Pasar Festival, Jakarta Selatan.

Aksi yang diberi tema ‘Pulihkan Hak Rakyat, Lawan Pembodohan dan Lupa’ digelar di depan pintu masuk Epicentrum Pasar Festival, setelah itu massa melanjutkan aksinya di Wisma Bakrie. Aksi ini selain menolak pertambangan di Indonesia, juga untuk menuntut pertanggung jawaban kepada Bakrie Corporation selaku pemilik PT Lapindo Brantas agar segera menuntaskan kasus Lumpur Lapindo. Aksi damai ini melibatkan sejumlah massa dari Jatim, Kiara, Walhi, Kontras, Fitra, dan FPR. Aksi serupa juga digelar di seluruh Indonesia yang melibatkan sekitar 10 ribu aktivis.

______________________________________________________

Supported by :