Sebelumnya tak pernah terbersit di
benak Ailan Marshall menjadi seorang supir truk. Maklum pekerjaan jenis ini
tergolong keras, hanya cocok untuk laki-laki. Tapi tidak bagi Ailan, ia adalah satu-satunya
supir truk wanita asal Indonesia di Amerika. Bukan itu saja, usianya yang 50
tahun pun bukan sebuah halangan.

Ketika datang ke Amerika tahun
2000, ia bekerja di sebuah restoran di Los
Angeles. Di sana
ia berkenalan dengan pria yang sekarang menjadi suaminya, seorang mantan pilot, Lanny Marshall.

Cerita bagaimana ia kemudian
berprofesi di belakang kemudi truk, tak luput dari keinginannya berbakti kepada
suami. Tahun 2000, setelah pensiun sebagai pilot, Lanny membeli sebuah truk
untuk menjalankan bisnis mengantar barang.

Awalnya Lanny bekerja sendirian,
tapi sebagai istri yang setia, Ailan ingin sekali membantu suaminya, “Saya
ingin menemaninya, apalagi dia sudah berumur dan punya penyakit, saya khawatir
jika ia menempuh ribuan mil sendirian,” kata Ailan ketika dihubungi Kabari dari
Jakarta.
“Lagipula saya juga tidak bekerja, jadi lebih baik ikut membantu suami mencari
nafkah,”

Sementara melarang Lanny
menjalankan bisnis ini juga tak mungkin. Alhasil dia pun mengambil kursus
mengemudi truk selama dua minggu.

Meski sudah punya ijin mengemudi mobil, Ailan mengaku sedikit grogi saat pertama kali latihan mengemudikan truk. “Ini bukan perkara mudah lantaran bentuknya yang besar dan panjang,” ujar Ailan. Tapi Ailan akhirnya lulus dengan baik, tanpa harus mengulang te

Keputusan Ailan menjadi supir
truk didukung keluarganya yang lain, termasuk oleh anaknya yang saat ini masih
berada Jakarta,
“Anak-anak saya sudah besar, jadi mereka sudah mengerti dan mendukung saya,”
imbuhnya.

Selain itu ia tak merasa khawatir
dibilang pekerja kasar, pasalnya di Amerika sudah tidak ada lagi perbedaan
antara pekerjaan lelaki atau wanita. Pokoknya, Ailan merasa senang dengan
pekerjaan barunya itu, “Saya bisa jalan-jalan berduan bersama suami,” katanya
sambil tersenyum.

Perjalanan Pertama Ke
New York

Ailan bersama suaminya tergabung dalam SWIFT Transportation
Coorporation, sebuah perusahaan jasa transportasi truk terbesar di Amerika.
Perusahaan ini langganan klien-klien besar seperti Fedex, Kellogs, Quaker, dan
Walmart.

Order pertama pasangan Lenny-Ailan adalah mengirim barang ke
New York yang ditempuh selama lima
hari perjalanan dari Los Angeles. Selama perjalanan, Ailan dan suaminya bergantian menyetir
selama sebelas jam per hari dengan kecepatan maksimal 55 km per jam. “Kami dipantau oleh kantor pusat Swift, jadi tak
boleh ngebut, ataupun telat,”

Ailan mengaku sangat menikmati perjalanan pertamanya. Ia
banyak melihat hal baru sepanjang perjalanan. “Saya juga akhirnya jadi banyak
berkenalan dengan sesama supir truk,” katanya

Soal istirahat, ia tak perlu khawatir, karena truk miliknya
dilengkapi aneka fasilitas termasuk kasur tidur. Dia menceritakan perjalanan
itu begitu menyenangkan, tapi begitu sampai kota New York,
ia harus berhati-hati, “Soalnya banyak jalan sempit, otomatis saya harus waspada,” ucapnya.

Ailan mengaku sangat
berhati-hati mengemudikan truk, “Karena truk ini membutuhkan jarak sedikitnya
300 kaki untuk bisa benar-benar berhenti saat sedang melaju, jadi saya selalu
waspada dengan mobil-mobil yang mogok atau parkir di bahu jalan,” ujarnya.

Selama lima tahun suaminya menjalani bisnis ini, Ailan dan
suaminya menyusuri ribuan mil, mendatangi 43 negara bagian, dan memiliki
segudang pengalaman berkendara. “Pokoknya mengukur jalanan Amerika setiap
hari,” katanya.

Dari segi penghasilan juga lumayan. ia bisa mengantungi
keuntungan ribuan dollar per bulan setelah dipotong bensin dan makan. Dalam
seminggu minimal ia dapat satu kali order. “Lama perjalanan tergantung pesanan,
kalau Fedex biasanya selalu ingin cepat, tapi ongkosnyanya juga lumayan,” kata Ailan.


Ailan pernah bertemu dengan dua pria supir truk asal Indonesia di sebuah kota,
“Saya surprise sekali bertemu mereka, ternyata ada juga orang Indonesia, bukan cuma saya saja,’
katanya sembari tertawa. Sayang, Ailan belum pernah ketemu dengan supir truk
wanita dari Indonesia
seperti dirinya.

Meraih Safety Driving
Award

Menjadi supir truk selama lima tahun, Ailan tak pernah ditilang,
atau kecelakaan. Catatan perjalanannya sungguh mulus. Karenanya ia
dianugerahi penghargaan “Safety Driving Award” bulan Agustus kemarin oleh SWIFT Transportation
Coorporation.

“Saya senang mendapat penghargaan ini, ini tanda mereka
menghargai cara kerja kami,” kata Ailan bangga. Dengan catatan tak pernah
ditilang atau kecelakaan, Ailan dan suaminya memang pantas mendapatkannya.

Penghargaan ini semakin meyakinkan dirinya, bahwa apa yang
ia lakukan sekarang memiliki arti yang sepadan. Setidaknya, untuk dirinya dan
suami.

Ditanya sampai kapan ingin menjadi supir truk, Ailan
menjawab, “Paling tidak sampai lima tahun lagi sampai
suami pensiun, setelah itu saya akan kembali ke Indonesia,”
kata Ailan yang saat dihubungi via telepon sedang berada di Reno,
Nevada. ( yayat )

<object width=”480″ height=”385″><param name=”movie” value=”http://www.youtube.com/v/yELTDEmbmeo?fs=1&amp;hl=en_US”></param><param name=”allowFullScreen” value=”true”></param><param name=”allowscriptaccess” value=”always”></param><embed src=”http://www.youtube.com/v/yELTDEmbmeo?fs=1&amp;hl=en_US” type=”application/x-shockwave-flash” allowscriptaccess=”always” allowfullscreen=”true” width=”480″ height=”385″></embed></object>

Klik disini untuk mendengarkan Podcast Part 2

Klik disini untuk mendengarkan Podcast Part 3

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?35617

Untuk
melihat Berita Amerika / Amerika / Profiles lainnya, Klik
disini

Klik disini untuk
Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported
by :