Diplomasi tidak harus dilakukan lewat meja perundingan. Diplomasi juga bisa dilakukan melalui cara-cara yang lembut dan hangat. Diplomasi model tersebut akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berkunjung ke Jepang pada 15-18 Juni mendatang.

Saat ke Jepang, Presiden SBY akan membawa serta ratusan surat dari anak-anak Aceh yang pernah mengalami dahsyatnya bencana gempa dan tsunami pada Desember 2004. Surat-surat tersebut diharapkan bisa membangkitkan semangat warga Jepang, terutama anak-anak yang juga baru mengalami bencana gempa dan tsunami Maret lalu.

”Rombongan akan menuju ke daerah bencana untuk bertemu masyarakat yang terkena bencana,memberikan bantuan, dan menyampaikan surat dari anak-anak Aceh kepada sahabatnya,” tutur Presiden SBY dalam konferensi pers sebelum bertolak ke Jenewa, Swiss di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, (13/6).

Di Jepang, Presiden juga akan bertemu warga Indonesia yang telah membantu korban gempa dan tsunami. Kepada mereka, Presiden akan memberikan apresiasi. Presiden SBY menjelaskan, kunjungan ke Jepang sebenarnya akan dilakukan beberapa bulan lalu, tetapi diurungkan setelah Jepang mengalami bencana.

Presiden akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke Jepang saat ini karena merasa perlu menyampaikan solidaritas secara langsung. Presiden SBY juga akan mengadakan pertemuan dengan Kaisar Akihito serta Perdana Menteri (PM) Naoto Kan. Dengan PM Kan, Presiden akan membahas kerja sama kedua negara secara mendalam.

Kunjungan ke Jepang merupakan bagian dari lawatan enam hari Presiden ke luar negeri yakni ke Swiss (13-15 Juni) dan ke Jepang (15-18 Juni).Di Jenewa,Presiden akan menyampaikan pidato dalam Konferensi ILO (Organisasi Buruh Internasional) yang ke-100. Di samping itu, Presiden juga akan menerima kunjungan kehormatan dari pimpinan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB),Badan Kesehatan Dunia (WHO), serta Badan PBB untuk Strategi Internasional bagi Pengurangan Bencana Alam.

Presiden ditunjuk ILO untuk menyampaikan pidato karena Indonesia merupakan negara ASEAN pertama yang meratifikasi UU Buruh Migran serta dianggap mendukung sepenuhnya upaya perbaikan buruh migran. ”Sambutan saya nanti akan menyeru pada negara-negara lain yang menerima kehadiran saudara-saudara kita yang bekerja di luar negeri.

Dengan demikian akan adil ekonomi global ini,kemudian juga memberikan perlindungan bagi siapa pun yang wajib diberikan perlindungan,” ungkapnya. Dalam kunjungannya, kepala negara didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono.Turut dalam rombongan antara lain Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar,Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi,dan perwakilan Serikat Pekerja Indonesia.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36890

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :