KabariNews –  Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, hari ini Kamis, (19/11), meresmikan Pabrik Kaltim-5 milik PT Pupuk Kaltim yang merupakan Anak Perusahaan dari Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Grup, produsen pupuk terbesar di Asia. Selain Pabrik Kaltim-5, juga diresmikan proyek Revamping Asam Fosfat.

Peresmian ini dilakukan di PT Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur, yang juga dihadiri oleh jajaran Menteri Kabinet Kerja, Pimpinan Komisi IV dan VI DPR RI, Gubernur Kalimantan Timur, Komisaris Utama dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), serta jajaran Komisaris dan Direksi dari Anak Perusahaannya.

“Dengan pelaksanaan proyek senilai USD 2.7 Miliar ini, kami berharap ketahanan Pangan Nasional semakin terjaga,” Arifin Tasrif, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam siaran persnya.

Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) mempunyai komitmen untuk mendukung program Pemerintah dalam bidang Ketahanan Pangan Nasional yang selaras dengan program Nawa Cita. Hal ini juga sebagai langkah nyata dari  Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2010 mengenai revitalisasi industri pupuk dalam memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri dan luar negeri.

Sebagai tindak lanjut dalam komitmen tersebut, PIHC bersama dengan Anak Perusahaannya membangun proyek pengembangan yang selain menyerap tenaga kerja, juga menjamin penghematan energi gas, penghematan biaya bahan baku produksi pupuk, menghemat biaya distribusi, serta menghemat biaya produksi dengan penggunaan batu bara sebagai bahan bakar.

Dengan nilai investasi sebesar USD 2.7 Milliar untuk proyek yang telah selesai dan siap beroperasi maupun yang tengah berjalan, proyek-proyek pengembangan tersebut menyerap tenaga kerja selama konstruksi sebanyak lebih dari 11.000 tenaga kerja dan lebih dari 1.600 tenaga kerja pada masa operasi.

Sementara itu, proyek Revamping Asam Fosfat dengan kapasitas 200 ribu ton/ tahun untuk suplai bahan baku NPK dan Pabrik 5 Pupuk Kaltim sendiri dibangun dengan nilai kontrak proyek sebesar USD 576 Juta. Memiliki kapasitas produksi sebesar 825.000 ton amoniak per tahun dan 1.155.000 ton urea per tahun, pabrik ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung yaitu Urea Bulk Storage dan Boiler Batubara yang memiliki total nilai investasi sebesar USD 155 juta. Mempertimbangkan hasil produksi di atas, target pabrik ini diharapkan mampu menjadi penghasil amoniak dan urea terbesar di Asia Pasifik. (1011)