KabariNews – Berpulangnya Raja Bhumibol Adulyadej pada 13 Oktober 2016 yang lalu membawa duka yang mendalam bagi segenap masyarakat Kerajaan Thailand. Dalam kurun 7 dekade kepemimpinannya, raja yang sangat dielu-elukan dan dihormati oleh rakyatnya ini meninggalkan sederet prestasi dan kenangan. Berikut beberapa fakta menarik mengenai sang Raja Negeri Gajah Putih.

Ia lahir pada tanggal 5 Desember 1927 di Mount Auburn Hospital, Cambridge, Massachussets (Amerika Serikat). Untuk mengenang kelahirannya, pemerintah setempat mendirikan sebuah monumen di salah satu sudut keramaian kota Boston yang diberi nama King Bhumibol Adulyadej Square.

Putra bungsu pasangan Pangeran Mahidol Adulyadej dan Sangwan Talaphat ini diberi nama Bhumibol Adulyadej yang memiliki arti kekuatan tanah yang tak tertandingi. Adapun nama tersebut dianugerahkan oleh Raja Thailand yang memerintah pada saat itu, Prajadiphok (Rama VII).

Raja Bhumibol ditahbiskan sebagai seorang biksu sesuai dengan tradisi Buddha Thailand di Kuil Buddha Jamrud pada tanggal 22 Oktober 1956 dan kemudian pergi ke Wihara Bowon Niwet untuk tinggal selama 15 hari di bawah bimbingan Bhikkhu Yansangwon.

Sejak awal masa pemerintahannya, Raja Bhumibol menerapkan berbagai proyek untuk mendukung pembangunan jangka panjang penduduk Thailand, terutama yang hidup di daerah pedesaan. Selain membenahi berbagai fasilitas pengairan, ia mendirikan Royal Chitralada Projects. Bertempat di halaman Istana Chitralada (tempat tinggal Raja Bhumibol dan Ratu Sirikit), program tersebut dimaksudkannya untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan memperbaiki gizi rakyatnya melalui beragam proyek uji coba komoditas pangan. Adapun komoditas pangan yang dimaksud mencakup beras, ikan, jamur, dan susu.

Pengalamannya tinggal dan studi di Amerika Serikat dan Eropa membuatnya fasih berbagai bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Jerman, Latin, Perancis, dan Spanyol.

Raja Bhumibol sangat menggemari musik jazz dan merupakan seorang musisi yang handal. Ia pun pernah didaulat untuk memainkan saxophone dengan beberapa musisi legendaris, seperti Benny Goodman, Stan Getz, Lionel Hampton, dan Benny Carter. Candlelight Blues, Love At Sundown, dan Falling Rain ialah beberapa judul komposisinya yang mencengangkan dunia.

Selain bermusik, Raja Bhumibol juga dikenal memiliki hobi dan kepiawaian dalam berlayar. Berkolaborasi dengan Pangeran Bhisadej Rajani, ia telah mendesain dan membuat 25 unit kapal layar. Pada tahun 1965, ia mengalahkan Pangeran Philip (suami Ratu Inggris Elizabeth II) dalam sebuah kompetisi layar dari Pattaya ke Koh Larn. Sang raja dan anak sulungnya, Putri Ubolratana Rajakanya, juga berhasil memboyong medali emas dalam kompetisi layar di SEA Games 1967.

Dalam rangka memperingati 50 tahun kenaikan takhta Raja Bhumibol (Jubileum Emas), pihak Angkatan Laut Kerajaan Thailand bekerjasama dengan Depertemen Seni Rupa Thailand untuk membuat sebuah gondola raja yang
diberi nama Narai Song Suban. Haluan perahu yang berlambang merah ini berhiaskan Dewa Narayana yang sedang mengendarai Garuda.

Raja yang gemar blusukan ini hampir tidak pernah terlepas dari kamera yang terkalung di lehernya. Selain hobi memotret, foto-foto yang diambilnya selama kunjungan kerja banyak digunakan sebagai referensi akademik dan keperluan riset, terutama untuk pembangunan infrastruktur. Untuk memperingati Jubelium Emas pemerintahan Raja Bhumibol, perusahaan kamera terkemuka Leica merilis kamera 700 unit kamera model M6 berlapis emas. Kamera limited edition buatan Jerman tersebut kini memiliki nilai jual di kisaran 130 juta rupiah.

Semasa hidupnya, ia gemar mengonsumsi beras merah dan beragam sayuran, kecuali ketumbar, bawang, dan kubis yang difermentasi. Sang raja juga pantang makan ikan Nila lantaran dirinyalah yang memperkenalkan jenis ikan air tawar tersebut di Negeri Seribu Pagoda. Adapun lima puluh bibit ikan Nila tersebut merupakan hadiah ulang tahunnya dari Kaisar Jepang Akihito. Seperti orang kebanyakan, ia menyukai minuman Ovaltine.

Raja Bhumibol juga dikenal dekat dengan hewan peliharaannya. Salah satunya adalah anjing betina yang diberi nama Thong Daeng (memiliki arti tembaga). Selain Thong Daeng, sang raja memiliki 33 ekor anjing peliharaan lainnya. Saat masih tinggal di Swiss, Raja Bhumibol sempat memelihara seekor kucing Siam yang diberi nama Tito. (1014)