Sakit, tapi status masih ilegal dan tanpa asuransi, bagaimana nih?

Ngobrolin topik imigran memang nggak
ada habisnya. Apalagi soal imigran ilegal, baik yang ilegal karena
masih ngantri proses aplikasi Green Card (GC) atau mereka yang memang
memutuskan untuk ilegal saja. Apapun alasannya. Tanpa GC, kehidupan
seorang imigran sangat terbatas. Mereka sulit mendapatkan Social Security Number
(SSN), kartu kredit, atau memiliki asuransi. Bahkan tak sedikit
peraturan yang hanya memberikan pelayanan pada imigran legal atau Permanent Resident (PR). Susahnya lagi kalau sudah menyangkut masalah kesehatan. Sakit, tapi status masih ilegal dan tanpa asuransi, bagaimana nih?

Menurut konvensi kemanusiaan PBB
yang sudah diratifikasi oleh banyak negara termasuk Amerika, setiap
orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata. Tapi
masalahnya juga tak semudah membalik telapak tangan. Pemerintah pun
sibuk memikirkan bagaimana caranya agar seluruh orang yang tinggal di
Amerika mendapat pelayanan kesehatan yang merata. Namun ini pun
menimbulkan pro dan kontra. Satu sisi, warganegara setuju pemerintah
memberikan hak yang sama kepada imigran ilegal sesuai undang-undang.
Tapi di sisi lain dirasakan tidak adil. Para imigran ilegal itu datang
tidak diundang dan tidak jadi warganegara atau PR, kok kita yang repot?

“Pertama
datang ke sini, saya nggak mikir tentang bagaimana kalau sakit
sedangkan saya tidak apply GC,” cerita Didi (bukan nama sebenarnya)
yang sudah dua tahun hidup tanpa identitas di Los Angeles. Alasannya,
karena belum merasa pasti akan menetap selamanya atau balik lagi ke
kampung halaman di Jawa. Alasan seperti itu banyak tercetus dari
imigran ilegal. Alasan lain, masalah biaya untuk mengurus GC atau
kerepotan mengurus dokumen-dokumennya. Satu alasan lagi, sepanjang
masih bisa cari duit dan hidup cukup, GC jadi urusan belakangan.

Dari Mulut Ke Mulut

Tapi kalau sudah mentok
ke urusan sakit atau melahirkan, biasanya baru kelimpungan. Banyak yang
takut ke rumah sakit. Takut ditanya macam-macam. Sandra, sebut saja
demikian, mengaku sempat sedih saat mengetahui biaya untuk operasi
kecil kaki kanan yang syarafnya terjepit sebesar $3000. Karena mahal
dan tak punya asuransi. Beberapa bulan dia hanya minum obat penghilang
rasa sakit saja. Sampai akhirnya temannya mengajak ke sebuah help center
yang memiliki klinik pengobatan. “Saya senang sekali mereka memberi
harga operasi yang sangat terjangkau,” katanya. Informasi rumah sakit
atau klinik yang dapat menerima imigran ilegal, biasanya dari mulut ke
mulut. Kalau belum tahu rumah sakit atau klinik mana saja yang bisa
terima tanpa asuransi, akan lebih aman kalau datang ke walk-in clinic. Mereka siap menerima tanpa mengisi formulir segala macam.

Rumah
sakit atau klinik yang dapat menerima imigran ilegal, juga tidak
tertutup untuk warganegara serta PR. Kecuali kalau datang ke public health care atau help center —kebanyakan khusus Hispanik—mereka hanya membantu imigran ilegal. Urusan biaya, hanya membayar biaya adminsitrasi sekitar $5.

Di public health care atau help center
ini tidak hanya klinik kesehatan tapi juga memberikan pendidikan dan
latihan kerja. Pada kenyataannya memang Hispanik menjadi nomor satu
terbanyak dalam urutan imigran ilegal di Amerika.

Tidak
semua rumah sakit atau klinik memiliki kebijakan yang sama dalam
memberlakukan imigran ilegal dalam pelayanan kesehatan. Ada yang
menolak, tapi ada juga yang siap bernegosiasi. Dalam pembayaran,
misalnya, rumah sakit atau klinik itu menerima pembayaran tunai, dengan
harga terjangkau. Untuk biaya pengobatan sekaligus obat di rumah sakit
atau klinik umum, rata-rata berkisar $50-$100. Beberapa rumah sakit
malah bekerja sama dengan Konsulat Meksiko, seandainya pasien harus
dipulangkan karena sesuatu hal.

Di beberapa negara bagian terdapat free health care clinics
dengan pemberian obat gratis atau harga sangat rendah. Informasi klinik
mana saja itu bisa didapat di internet atau bertanya pada klinik
terdekat. Negara-negara bagian itu menganjurkan para imigran ilegal
untuk mendatangi pelayanan publik seperti free health clinics itu tanpa merasa was-was bakal dideportasi.

Klinik
gratis itu merupakan misi yang dibangun oleh komunitas dokter, rumah
sakit, yayasan sosial atau yayasan kesehatan di negara bagian tersebut.
Mereka bergantian menjadi sukarelawan dan menghimpun dana. Medicaid,
program dari pemerintah juga memberikan pelayanan kesehatan untuk
imigran ilegal dan penduduk yang kurang mampu serta penderita cacat.
Tapi mereka tidak bisa mendapatkan perawatan non-darurat kecuali mereka
menjamin dapat membayar.

Melahirkan juga menjadi persoalan bagi para imigran ilegal. Lina, juga bukan nama sebenarnya, mengaku datang ke public health care
saat pemeriksaan kehamilan dari mulai bulan pertama sampai bulan ke
sembilan. “Mereka mau negosiasi soal biaya, semampu kita. Saat
melahirkan dan setelahnya, kita harus membayar penuh tapi bisa dibayar
tunai.” Bahkan ada yang memberi diskon sampai 50%. Tapi soal dokter,
mereka tidak bisa memilih karena hanya akan ditangani oleh dokter jaga
saat itu.

Tapi jangan salah, yang menolak memeriksa
sebelum tahu persis si pasien adalah warganegara Amerika atau PR, ada
juga. Seperti dituturkan Dira* asal Jakarta yang sudah tinggal selama 5
tahun di Colorado. Suatu hari Dira mengalami kecelakaan dan langsung
dibawa ke rumah sakit. Dira merasa heran kenapa hanya ditelantarkan di UGD
tanpa diberi kamar atau pengobatan lainnya. Kemudian beberapa saat
datanglah dokter menanyakan status dan asuransi. “Mereka bilang kalau
nggak punya identitas dan asuransi, mereka nggak terima,” lanjutnya.

Status
dan asuransi memang jadi kendala bagi imigran ilegal saat mereka hendak
ke rumah sakit. Lebih baik coba dulu datang ke klinik atau walk-in clinic.
“Saya pernah sakit dan mencoba ke klinik dekat rumah, ternyata mereka
tidak menanyakan status, hanya menanyakan asuransi. Waktu saya bilang
tidak punya, ternyata tak masalah dibayar tunai, cuma memang jadinya
mahal,” tutur Marta, yang sekarang sudah punya GC setelah 7 tahun tak
berdokumentasi. Sekarang ini Marta mulai mengurus asuransi.

Memilih
asuransi juga tak mudah bagi para imigran ilegal. Satu sisi karena
belum memiliki GC, perusahaan tempat kerja pun tak gampang memberikan
jaminan untuk pengurusan asuransi bagi karyawannya yang imigran ilegal.
Sementara dari pihak asuransi sendiri memiliki beberapa pertimbangan
seperti pekerjaan, latar belakang tempat mereka bekerja, serta gaji
pokok mereka.

Para imigran ilegal ini kebanyakan
mengajukan asuransi kesehatan sebelum pengajuan asuransi lainnya. Baik
swasta atau pemerintah, yang penting disetujui dan preminya terjangkau.
Biaya premi bermacam-macam, tergantung mengajukan untuk single, couple atau family. Rata-rata berkisar $30-$600 per bulan.

Tapi
Mencari perusahaan asuransi yang bisa meng-cover semua, memang sedikit
sulit. Selain biayanya mahal, dokumennya juga harus komplit. Ini yang
sulit bagi imigran ilegal, termasuk imigran ilegal dari Indonesia.
Alhasil, mereka cenderung mencari asuransi yang mencakup dua hal pokok
saja, yakni kesehatan dan pendidikan.

Hasil survei
pemerintah dari tahun 2004 sampai sekarang menggambarkan bahwa dua hal
itu yang dicari oleh para imigran ilegal. Tak perlu asuransi yang
mencakup macam-macam, yang terpenting dua hal itu, setelah beres,
biasanya baru menambah asuransi mobil, rumah, atau yang lainnya. (riana)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?33809

Untuk melihat artikel Amerika / Main Story lainnya, Klik disini

Untuk Tanya Jawab tentang Artikel ini, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :