BERJUMPA ALLAH DI DALAM KELUARGA

“Mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu” (Luk 2: 16)

Dalam perayaan Natal tahun ini, kami mengajak seluruh umat Kristiani untuk menyadari kehadiran Allah di dalam keluarga, dan bagaimana keluarga berperan penting dalam sejarah keselamatan.

Putera Allah menjadi manusia. Dialah Sang Imanuel. Tuhan menyertai kita. Ia hadir di dunia dan terlahir sebagai Yesus dalam keluarga yang dibangun oleh pasangan saleh Maria dan Yusuf.

Natal: Kelahiran Putera Allah dalam Keluarga

Natal merupakan sukacita bagi keluarga karena Sumber Sukacita memilih hadir di dunia melalui keluarga. Sang Putera Allah menerima dan menjalani kehidupan seorang manusia dalam suatu keluarga. Melalui keluarga itu pula, Ia tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang taat pada Allah sampai mati di kayu salib. Di situlah Allah yang selalu beserta kita turut merasakan kelemahan-kelemahan kita dan kepahitan akibat dosa, walaupun Ia tidak berdosa (bdk. Ib, 4:15)

Keluarga sebagai Tanda Kehadiran Allah

Allah telah mempersatukan suami-istri dalam ikatan perkawinan untuk membangun keluarga kudus. Mereka dipanggil untuk menjadi tanda kehadiran Allah bagi satu sama lain dalam ikatan setia dan bagi anak-anaknya dalam hubungan kasih. Keluarga mereka pun menjadi tanda kehadiran Allah bagi sesama.
Dalam keluarga, sebaiknya Firman Tuhan dibacakan dan doa diajarkan. Sebagai tanggapan atas Firman-Nya, seluruh anggota keluarga bersama-sama menyampaikan doa kepada Allah, baik berupa pujian, ucapan syukur, tobat maupun permohonan. Dengan demikian, keluarga bukan hanya menjadi rumah pendidikan, tetapi juga sekolah doa dan iman bagi anak-anak.

Natal: Undangan Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga

Natal adalah saat mengingatkan kita akan kehadiran Allah melalui Yesus dalam keluarga. Natal adalah kesempatan untuk memahami betapa keluarga dan bernilainya hidup sebagai keluarga, karena di situlah Tuhan yang dicari dan dipuji hadir. Keluarga sepatutnya menjadi bait suci di mana kesalahan diampuni dan luka-luka disembuhkan.

Natal menyadarkan kita akan kekudusan keluarga. Keluarga sepantasnya menjadi tempat di mana orang saling menguduskan dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan dan saling mengasihi dengan peduli satu sama lain. Para anggota keluarga hendaknya saling mengajar dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman yang menyelamatkan. Mereka sepatutnya saling menggembalakan di mana Sang Juru Selamat lahir.

Di situlah sepantasnya para anggota keluarga bertemu dengan Tuhan yang bersabda: “Datanglah kepadaKu, kamu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11:29)
Kami bersyukur atas perjumpaan banyak orang untuk membangun keluarga Kristiani sejati, di mana Allah dijumpai. Kami berdoa bagi keluarga yang mengalami kesulitan supaya diberi kekuatan untuk membuka diri agar Yesus pun lahir dan hadir dalam keluarga mereka.

Marilah kita menghadirkan Allah dan menjadikan kita sebagai tempat layak untuk kelahiran Sang Juru Selamat. Di situlah keluarga menjadi rahmat dan berkat bagi setiap orang, kabar sukacita bagi dunia.

SELAMAT NATAL 2014 & TAHUN BARU 2015

Atas Nama
Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI)

Pdt. Dr Andreas A. Yewangoe
(Ketua umum)

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
Mgr. Ignatius Suharyo
(Ketua)

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?73273

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

 intero

 

 

 

Kabaristore150x100-2