KabariNews – World Innovation Summit for Education (WISE), sebuah inisiatif global terkemuka yang mendorong inovasi dan kolaborasi di bidang pendidikan telah mengumumkan hasil survei yang dilakukan terhadap para ahli di kalangan komunitas global. Survei ini juga mengungkapkan perspektif mereka mengenai bagaimana rupa sebuah sekolah pada tahun 2030.

Dalam rilis WISE, Jumat, (31/10), menyebutkan temuan-temuan utama menunjukkan bahwa sistem pendidikan diperkirakan mengalami perubahan yang besar. Sekolah akan menjadi lingkungan yang interaktif di mana inovasi dalam teknologi dan kurikulum akan, secara fundamental, mengubah peran guru dan membentuk kembali lanskap pembelajaran.

Survei ini mengungkapkan adanya konsensus yang kuat terkait gagasan bahwa inovasi merupakan bagian integral dari masa depan pendidikan. Sembilan puluh tiga persen (93%) ahli pendidikan mengatakan mereka mendukung sekolah yang menerapkan metode inovatif berdasarkan pendekatan-pendekatan pengajaran baru dan proses yang kreatif.

Para ahli dari komunitas WISE memprediksi bahwa sekolah akan berkembang menjadi jaringan belajar. Sumber daya online dan teknologi akan mendukung peer-to-peer networking, dialog dan pertukaran informasi, memfasilitasi gerakan menuju pembelajaran kolaboratif. Menurut survei tersebut, hampir setengah dari para ahli (43%) percaya bahwa konten akan disediakan secara dominan oleh platform online, sementara hanya 29% responden berpendapat bahwa sekolah tradisional adalah sumber utama pengetahuan.

Namun para ahli menekankan bahwa inovasi dapat hadir dalam berbagai bentuk, bukan hanya dari teknologi. Tujuh puluh lima persen (75%) dari para ahli yang telah disurvei percaya bahwa aset paling berharga di tahun 2030 adalah keterampilan pribadi dan interpersonal. Hanya 42% berpendapat bahwa pengetahuan akademik akan terus bermanfaat bagi pelajar.

Delapan puluh tiga persen (83%) dari para ahli juga percaya bahwa konten akan menjadi lebih personal, yang mencerminkan kebutuhan masing-masing siswa. Temuan utama lainnya mendukung evolusi peran guru sebagai fasilitator pembelajaran dibandingkan seorang pengajar.Para ahli juga setuju bahwa kehadiran fisik dan interaksi manusia akan tetap sangat diperlukan untuk pendidikan di masa depan.

Para ahli tetap berbeda pendapat atas masalah sertifikasi dan penilaian; tiga puluh sembilan persen (39%) berpikir bahwa ijazah akan terus menjadi metode yang paling penting dari penilaian, sementara sepertiga responden lainnya (37%) berpendapat bahwa sertifikasi profesional yang menilai kemampuan seperti manajemen, kolaborasi atau kreativitas akan memainkan peran yang lebih penting. “2030 School Survey” dilakukan antara tanggal 3 hingga 30 Juni 2014, di antara 645 perwakilan dari komunitas WISE global, yang terdiri atas lebih dari 15.000 orang. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?72225

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :