Dewasa ini dunia penerbangan di Indonesia semarak. Apalagi karena negara ini terdiri dari kepulauan dimana transportasi jadi hal yang sangat penting. Rata-rata perusahaan penerbangan Indonesia kekurangan pilot sekitar 300 orang setiap tahunnya.

Ini tak bisa seluruhnya dipenuhi oleh sekolah pilot di tanah air. Tak heran, perusahaan penerbangan terpaksa mempekerjakan pilot asing. Saat ini, jumlah pilot asing yang ada di Indonesia lumayan banyak, yaitu sekitar 700 pilot.

Ada kebutuhan, tapi yang menyediakannya sedikit. Karena ada kebutuhan yang cukup besar inilah banyak pihak ingin sekali menjadi pilot. Tapi karena keterbatasan informasi, banyak yang tak tahu bagaimana menjadi pilot itu. Hanya sekolah penerbangan di Curug? Atau bagaimana ? Karena itu, pengetahuan dan pengalaman ketika menjadi pilot sangat dibutuhkan kaum muda di Indonesia.

Sayangnya, sangat sedikit pilot di Indonesia yang mau menulis buku. Kalaupun ada tak sampai empat puluh judul. Tercatat hanya dua orang yang mau  bersusah-payah membagi pengetahuannya kepada masyarakat melalui buku ; Kapten Pilot Gunarjo dan seorang mantan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal(purn) Chappy Hakim.

Mungkin para penerbang lain terlalu sibuk, terlalu mapan atau memang punya kecenderungan enggan berbagi ilmu. Karena kesenangan Chappy adalah menulis, maka sampai sekarang sudah 13 buku ditulisnya. Kebanyakan soal penerbangan. Jabatan dan masa lalunya dianggap cukup untuk berbagi ilmu. Desember lalu, dia menulis lagi satu buku – buku ke 14. Buku pendidikan yang ditujukan untuk semula kalangan – termasuk anak-anak, judulnya, Saya Pengen Jadi Pilot.

Buku ini ditulisnya dengan gaya ngobrol dan disusun berdasarkan urutan waktu , sehingga mirip buku harian. Malah terkesan ingin memposisikan diri sebagai penerbang sipil, bukan militer . Misalnya, dia berani cerita ‘kebodohannya’ sendiri, ketika mengungkapkan beberapa kesalahannya dalam menerbangkan pesawat. Padahal biasanya penerbang menyembunyikan kesalahan.

Ketika penerbangan solo (solo flight) Chappy bukanlah yang terbaik. Dia juga berterus terang soal pesawat yang dikemudikannya hampir menghantam stasiun Ponorogo. Ada sentuhan kemanusiaan yang bisa mendorong anak-anak muda, bahwa penerbangan itu sangat ketat dan disiplin.

Pengamat pendidikan, Arief Rahman menilai, buku Chappy cocok dibaca anak-anak muda, termasuk siswa. Bahasa tutur Chappy menurutnya mudah dipahami, apalagi buku tersebut disertai gambar yang menarik. “Selain cita-cita, ada pengalaman Pak Chappy ditambah pendidikan yang ditekuni dengan baik,” katanya.

Di sampul belakang buku itu bercerita,  bahwa Chappy memang sejak kecil  bercita-cita jadi pilot. Seperti tertulis : Di
sebuah rumah sederhana di Jalan Segara IV Jakarta (sekarang Jl. Veteran) hidup seorang wartawan kantor berita ‘Antara’ bernama Abdul Hakim. Dia tinggal bersama istri dan 2 orang anaknya. Anak pertama
bernama Bachrul berusia 4 tahun dan yang kedua Chappy berusia 3 tahun.

Anak kedua yang bernama Chappy, entah kenapa, begitu tergila-gila pada pesawat. Setiap kali ada deru pesawat melintas diatas atap rumah, dia langsung menghambur ke luar sambil berteriak, “Ayah ada pesawat. Ada pesawat!”

Di masa itu, anak kecil biasanya buang air besar dengan pispot. Begitu juga dengan Chappy. Nah suatu hari ada peristiwa lucu, tapi mengharukan. Chappy sedang buang “hajat” di pispot di dalam rumah. Tiba-tiba terdengar suara pesawat di angkasa, dan apa yang terjadi?

Dengan heboh Chappy berlari ke luar rumah untuk melihat pesawat. Lucunya, pispot itu dia bawa dengan posisi pispot tetap menempel di pantat. Dengan posisi kocak seperti itu Chappy berlari sambil menunjuk ke atas sambil berteriak, “Ayah, ada pesawat! Ayah ada pesawat!!”

Setelah pesawat berlalu, Si Bocah memandang ke Ayah yang ada di sampingnya. Dengan mata berbinar dia berkata dengan suara sangat yakin,
“Ayah, kalo udah besar, SAYA PENGEN JADI PILOT!””Iya, Ayah do’ain semoga cita-cita kamu terkabul, ”sahut Sang Ayah sambil tersenyum.Dan Chappy  akhirnya masuk AKABRI Angkatan Udara tahun 1971
.

Selain buku, Chappy juga sangat rajin menulis di blog pribadinya. Dia sangat terbuka, mau mendengar selera anak muda untuk buku-bukunya.(Indah)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?37840

Untuk melihat artikel Buku lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :