Livi Oscars 2014Sineas muda asal Indonesia menorehkan tinta emas dalam kancah perfilman Hollywood. Yup, dialah Livi Zheng, wanita yang lahir di Jawa Timur, dan besar di Jakarta ini menggebrak Hollywood dengan film terbarunya yang berjudul Brush With Danger yang diputar perdana di teater Cinema Village, New York, AS, pada bulan September ini.

Brush with Danger dibintangi oleh dirinya sendiri bersama adikya Ken Zheng, Norman Newkirk, dan Nikita Breznikov. Sementara itu, Zane Thomas, ditunjuk sebagai produser eksekutif film yang berada di bawah bendera rumah produksi Sun and Moon Films.

Brush with Danger menceritakan tentang perjalanan kakak beradik di Amerika Serikat, yang satunya pelukis dan petarung. “Keduanya mencoba bertahan hidup di jalanan sampai akhirnya pada suatu hari mereka bertemu dengan pemburu benda seni, Jutus Sullivan (Norman Newkirk), yang tertarik membeli lukisan milik Alice untuk dipajang di sebuah galeri. Singkat cerita, ketika Sullivan melibatkan Alice untuk mencari karya Van Gogh, yang telah lama hilang, ia justru terjebak dalam skema pembunuhan dan berupaya untuk menghindari kejaran polisi dan pelaku kriminal yang mencarinya” kata Livi yang juga lulusan S2 di bidang perfilman di University of Southern California.

Livi menambahkan film ini terinspirasi saat dirinya tinggal di Seattle. Salah satu teman dekatnya yang berasal dari Ethiopia kabur dari negaranya karena perang. “Saya melihat dia ke sini sendiri, dan saya melihat bagaimana dia bertahan sampai tidak punya status kewarganegaraan, namun akhirnya dia berhasil dapat beasiswa dan sekarang bekerja di salah satu perusahaan besar yang ada di Seattle” imbuh Livi yang juga pernah memproduseri film kolosal, The Empire’s of Throne.

Jangan Putus Asa

IMG_9089Sebagai seorang sineas muda yang “bertarung” di arena perfilman Hollywood bukan hal mudah dilakukan. Hanya saja, Livi dapat mengatasi semua kendala yang ada. “Pernah ada stunt coordinator bilang kamu masih muda dan dari asia. Tetapi memang benar pertama kita adalah orang Asia dan perempuan. Awalnya agak susah untuk adaptasi bekerja dengan orang-orang Amerika. Namun perlahan hambatan itu melebur saat kita semakin banyak berinteraksi dengan mereka” tutur Livi kepada Kabari.

Akan halnya sebagai seorang sutradara muda, produser sekaligus pemain film asal Indonesia, Livi berpendapat jika ingin berkarir di Amerika Serikat tidak boleh putus asa dan harus kerja keras. Pasalnya, Livi mengatakan kalau bekerja di dunia film pasti akan memakan waktu yang lama dan melelahkan akan tetapi hal ini jangan membuat diri kita menyerah.

“Sebenarnya di Indonesia banyak yang talented, mungkin yang kurang adalah gedung bioskopnya di Indonesia sedikit dibanding gedung bioskop di Amerika. Jadi marketnya menjadi sempit. Secara talented apa yang dimiliki orang Indonesia tidak kalah dengan orang luar. Banyak filmmaker Indonesia yang jago banyak jadi sama saja” pungkas Livi.

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?69765

Untuk melihat artikel Gosip lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by:

Asuransi Mobil