Beberapa jam usai kerusuhan Koja meletus, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar
pidato arahan di Istana Presiden Rabu (14/03) malam. Presiden merasa prihatin
atas terjadinya bentrokan antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan
warga hingga mengakibatkan korban jiwa.

Presiden meminta semua pihak menahan diri dan membuka dialog agar masalah
sengketa tanah makam Mbah Priok yang terletak di daerah Koja dekat Pelabuhan Peti
Kemas itu, diselesaikan secara baik dan
benar. Presiden juga meminta status tanah dijadikan status quo sambil menunggu
proses dialog.

Presiden yang malam itu didampingi Mensesneg Sudi Silalahi
dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengharapkan aparat melakukan pendekatan yang baik dalam
melakukan penertiban, meskipun penertiban itu sudah benar secara hukum
.

Selain itu, diperlukan investigasi menyeluruh atas kasus ini untuk
mengetahui siapa yang salah dan yang benar. Serta menghindari pemanfaatan
kepentingan oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

Kepada Polri, Presiden SBY menginstruksikan untuk mencegah terjadinya
insiden baru dan melindungi kepentingan masyarakat sebab jika tidak
diantisipasi, kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain.

Sejumlah arahan penting lain yang disampaikan adalah supaya media memberikan
pemberitaan yang akurat. “Jika ada yang meninggal, beritakan memang
meninggal. Jika hanya luka, jangan terburu-buru memberitakan meninggal sebab
jika tidak tepat, itu akan menimbulkan masalah,” kata presiden.

Presiden juga meminta supaya pemerintah provinsi DKI untuk menanggung semua biaya pengobatan korban.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?34778

Untuk

melihat Berita Indonesia / Utama lainnya, Klik

disini

Klik disini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar
di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :